Category Archives: Berita Persyarikatan

Kesabaran, Hikmah dari Peristiwa Kurban

PCM GKB – Kesabaran adalah hikmah dari peristiwa berkurban. Hal ini disampaikan oleh Ketua Divisi Kader Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustadz H. Ghoffar Ismail SAg MA.

Dia menyampaikan dalam khutbah shalat Idul Adha yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) di GKB Convex, Gresik, Rabu (28/6/23).

Dalam khutbahnya, Ghoffar menyampaikan hikmah peristiwa kurban. Salah satunya adalah kesabaran. Ketika seseorang sudah pasrah kepada Allah, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Ismail, maka selanjutnya perlu bersabar.

“Allah SWT banyak menyatakan kesabaran dalam al-Quran. Bahkan secara khusus, Allah meminta kita melakukan sabar dan shalat. Tidak mungkin Nabi Ibrahim bisa melakukan misi yang begitu hebat kalau beliau tidak sabar. Maka dalam hidup ini, kesabaran adalah qanaah (menerima) apa yang diberikan Allah SWT dalam ketakwaan kepadaNya,” terangnya.

Dia melanjutkan, “Kesabaran adalah qana’ah, menerima apa yang diberikan Allah SWT di dalam ketakwaan kepada-Nya.”

Kesabaran dan tawakal ini harus didasari tauhid yang benar kepada Allah SWT.

Peristiwa demi peristiwa kita lalui, baik di antara kaum Muslimin terjadi perbedaan contohnya perbedaan hari raya maupun perbedaan kaum Muslimin dengan non-Muslim.

“Peristiwa ini mengajarkan pada kita bahwa dalam menghadapinya membutuhkan tauhid dan keimanan kepada Allah SWT,” tegasnya.

Keimanan yang benar atau tauhid yang benar akan menghasilkan kebersihan jiwa dan kesucian diri kita untuk melihat bahwa Allah SWT pasti memberikan yang terbaik dalam hidup ini.

Dia menekankan, “Jangan mengatakan bahwa perbedaan adalah sebuah kesulitan dan kehancuran.”

Perbedaan adalah rahmat meski hadits itu dhaif, tapi di dalamnya kita saling membantu, menerima, berbesar hati dan toleransi.

Di situlah akan ada kemauan untuk evaluasi yang menghasilkan kecerdasan lainnya sehingga muncul kerjasama dan sinergi.

Dia berharap, “Ini adalah awal, semoga kedepan perbedaan ini tidak terjadi lagi ketika umat Islam menyepakati kalender hijriyah yang berlaku untuk seluruh kaum Muslimin.”

Hal ini sebenarnya telah disepakati Organisasi Konferensi Islam (OKI) terkait Idul Adha yaitu mengikuti Arab Saudi tapi karena ada persoalan-persoalan yang belum selesai semoga segera bisa terselesaikan.

Selain itu, hubungan kita dengan orang lain juga membutuhkan keimanan atau tauhid yang benar apalagi di dalam keluarga kita.

“Marilah kurban ini kita jadikan momentum untuk mendidik keluarga kita dengan pendidikan yang kuat, menjadi manusia-manusia yang sabar dan optimis dalam menghadapi masa depan,” ajaknya.

Kurban ini akan melahirkan orang-orang yang taat kepada Allah SWT, orang tua dan orang-orang yang memberikan kebaikan pada sesama sehingga kita bisa berbagi dan memberi dalam rangka ketaatan kita pada Allah SWT.

“Marilah kita berdoa pada Allah SWT semoga seluruh peristiwa dan rangkaian apapun yang terjadi tidak lain adalah skenario dari Allah SWT yang membawa kebaikan,” ajaknya. (*)

Penulis Waviq Amiqoh Editor Mohammad Nurfatoni

 

Belajar Husnudzan pada Allah dari Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail

Belajar Husnudzan pada Allah dari Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail; Liputan Sayyidah Nuriyah 

PCM GKB – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, didukung oleh Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, menggelar shalat Idul Adha di lapangan GKB Convex. Alamatnya di Jalan Jawa, Karanggondang, Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Tepat sebelum shalat Id dimulai, ada pengumuman kepada para jamaah yang telah memadati lapangan itu. Lazismu PCM GKB Gresik menyalurkan total 50 sapi dan 16 kambing dari 350 peserta. 

Rinciannya: baksos sekolah 14 sapi 9 kambing, di Spemdalas 13 sapi 7 kambing, di Tulung Kramat Panti Asuhan Muhammadiyah Gresik 3 sapi, di Ponorogo 1 sapi, dan 19 sapi di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim untuk alokasi ketahanan pangan. 

Usai shalat, Ghoffar Ismail menyampaikan khutbahnya. Pria asli Lamongan yang kini tinggal di Yogyakarta itu menjabat Ketua Divisi Kader Majelis Tarjih dan Tadjid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dia juga pendiri Pusat Dakwah Muhammadiyah (Muallaf) Minggir (PDMM) Sleman. 

Di awal khutbahnya, Badan Pembina Pesantren (BPP) Pesantren Tahfidz Atmowahono Sukoharjo dan BPP MBS al-Itqan Brondong ini menegaskan, “Kurban merupakan peristiwa yang sangat asasi dalam kehidupan kaum Mukminin. Di sana ada sejarah, ibadah, dan hikmah yang bisa kita ambil untuk memperbaiki hidup saat ini dan masa depan.” 

Ustadz Ghoffar—panggilan akrabnya—mengungkap, dalam sejarah, kurban bukan hanya peristiwa yang baru dialami para nabi-nabi di akhir tapi sudah sejak masa Nabi Adam AS. “Yakni pada peristiwa putranya, Qabil dan Habil, untuk diterimanya sebuah amal melalui sebuah proses pengorbanan,”  ujarnya, Rabu (28/6/2023). 

Ujian Terberat Ayah 

Kemudian mendapatkan momentum dahsyat ketika pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS. “Ibrahim contoh paling nyata! Di dalamnya berisi ketaatan kepada Allah, ketakwaan, kesabaran, dan tawakal yang dilandasi tauhid yang benar kepada-Nya,” imbuh penggagas dan juga ketua BPP Pesantren Modern Muhammadiyah Green School (MGS) Yogyakarta ini. 

Hal ini, kata Ghoffar, tercermin mulai dari Nabi Ibrahim tidak mempunyai anak. Kemudian Allah memberikan putra yang sangat disayanginya. Tapi putra yang sangat disayangi ini kemudian diuji Allah untuk diletakkan di tempat yang sangat asing, di lembah yang tidak memiliki tumbuhan. 

“Itulah ujian terberat bagi seorang ayah. Ketika mencintai putranya begitu besar maka ujiannya adalah dipisahkan darinya,” ungkap Dosen Prodi PAI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dosen Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) itu. 

Maka ditinggalkan Ismail oleh Ibrahim di tempat itu, kemudian datang kembali ternyata dengan membawa misi yang lebih berat: perintah untuk menyembelihnya. Allah menyatakan itu dengan tegas dalam al-Quran: Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, saya melihat di dalam tidur (bermimpi) bahwa saya  menyembelihmu.” 

Ghoffar lantas menuturkan, “Hari pertama Nabi Ibrahim ragu. Kemudian mimpi itu datang kembali. Nabi Ibrahim lalu berpikir ini bukan mimpi biasa. Hari ketiga mimpi itu datang lagi. Nabi Ibrahim mengatakan, Ini kepastian yang diperintahkan Allah. Lalu Allah mengatakan, wahai Ibrahim engkau telah membenarkan mimpi ini.” 

Bukan Pengorbanan Biasa 

Setelah itu Nabi Ibrahim bertanya pendapat putranya. Menurutnya, ini bukan pengorbanan biasa. Kalau biasa, mungkin harta kita yang diminta. Mungkin panen atau jabatan, bukan keluarga. 

“Apa kata putranya (Ismail)?” tanya Ghoffar retorik, lalu menjawab, “Dengan tegas, dia menjawab, lakukan yang diperintahkan wahai Abah. Insyaallah engkau mendapatiku orang yang sabar.” 

Adapun rangkaian seluruh peristiwa kurban Ibrahim dan Ismail, bahkan istrinya Hajar telah menjadi bagian penting dari ibadah haji dan kurban yang wajib dilaksanakan oleh kaum Muslimin. Ibadah-ibadah di dalam umrah, haji dan kurban, seperti tawaf, sa’i, wukuf, mabit, lontar jamarat, tahallul dan penyembelihan kurban itu sendiri adalah ibadah penting bagi umat Islam yang wajib ditunaikannya. 

“Di sini menandakan peristiwa itu begitu dahsyat! Pada masa Ibrahim dan putranya Ismail menjadi sejarah yang tidak terlupakan dan menjadi syariat bagi kaum Muslimin seluruh dunia saat ini. Memang Islam agama yang diturunkan sejak awal Nabi Adam hingga Nabi Muhammad,” ujar Tim Pengembang Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu. 

Hikmah Optimis dan Tawakkal 

Dari sejarah ibadah itu, Ghoffar mengambil hikmah, ibadah kurban membawa kita mewujudkan keluarga yang kuat dan optimis dalam menatap masa depan. “Sering saat ini kita dihadapkan dengan cerita dan berita yang kadang membuat hati ini gundah gulana. Apa yang terjadi saat ini dan masa depan? Kita, manusia, jelas tidak memiliki pengetahuan untuk itu,” ungkapnya. 

Dengan peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan Ismail AS, lanjutnya, kita mendapatkan bagaimana dua manusia ini senantiasa husnudzan kepada Allah SWT. “Mereka sangat mempercayai Allah. Ketakwaannya membawa mereka berprasangka baik kepada Allah,” imbuh BPP Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Ibnu Juraimi Yogyakarta dan BPP MBS Jombang itu. 

Ghoffar lantas menegaskan, “Allah Maha Kaya. Kita manusia hanya bisa percaya dan husnudzan kepada Allah SWT. Tentu ikhtiar harus kita lakukan. Tapi manusia hanya bisa berikhtiar semampu yang bisa dilakukan. Semuanya tergantung Allah SWT.” 

Menurutnya, yang perlu kita tanamkan hanya tawakal kepada Allah SWT. Di dalam al-Quran, lebih dari lima kali Allah menyebutkan, Allah sangat suka orang yang bertawakal. “Ternyata tawakal bukan sekadar pasrah tapi dimulai dengan usaha maksimal dan ikhtiar sungguh-sungguh, melakukan yang terbaik. Lalu kita minta berdoa yang tidak pernah putus kepada Allah SWT,” ungkapnya. (*) 

Editor Mohammad Nurfatoni

 

BERMuhammadiyah yang menyenANGKAN

PCM-GKB .Kegiatan Musyawarah Pimpinan Cabang (Musypimcab) Muhammadiyah GKB Gresik bertempat di Royal Hotel Tretes Pasuruan, Sabtu-Ahad (18-19/12/21) telah berakhir.

Dalam Musypimcab yang mengangkat tema Bersinergi Mengembangkan Amal Usaha Mandiri pun dihadiri secara offline oleh Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi dalam memberikan penguatan berorganisasi.

Dua hari tersebut telah melahirkan 6 poin utama yang disepakai dalam bentuk rekomedasi Musypincab Muhammadiyah GKB Gresik.

Lepas dari kegiatan inti Musypincab, kegiatan yang diikuti kurang lebih 60 peserta dari berbagai unsur pimpinan Majelis di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik ini dijalani dengan membahagikan.

“Setelah sidang komisi, komisi A-D harus menyiapkan yel-yel penyemangat. Nanti per komisi harus menyampaikan di depan panggung dengan penuh semangat,” ujar Yuliani Rizkiyah SPsi, sie acara, sebelum sidang komisi digelar, Sabtu malam (18/12/21).

Yuliani mengatakan membahagikan, selain bisa melakukan evaluasi dan merumuskan program kerja, setiap peserta berpeluang mendapatkan penghargaan dengan kategori predikat peserta terbaik, penyaji materi dan yel-yel terbaik, serta ada doorprize di akhir acara.

Ada Yel-yel Terbaik

Empat komisi, komisi A yang membawahi Program Umum dan Organisasi, komisi B bidang Pendidikan dan Kader, komisi C bidang Tabligh, Pembinaan, dan Pengembangan Ranting, Infokom, Pustaka, dan Pemibinaan Ortom, dan komisi D bidang Ekonomi, Kewirausahaan, Kerhartabendaan dan Wakaf, serta Lazismu dan Kifama harus menyiapkan yel-yel.

Durasi 1-2 menit tiap komisi menyajikan yel-yel. Tidak hanya dalam bentuk kalimat penyemangat, mereka juga melakukan gerakan-gerakan sebagai bentuk kekompakan tim.

Yel-yel berupa kata Muhammadiyah, Sinergi, Peduli, maupun kata Yes, Bisa adalah kata yang dominan disampaikan oleh tim. Mereka membuat gerakan penyemangat.

“Harus ada yang beda, tidak boleh biasa-biasa saja. Yel-yel komisi C harus menggunakan gerakan dan unik,” kata Drs Uripan Nada, MSi, wakil komisi C, sebelum latihan yel-yel.

Tak ayal, dia pun mengambil botol air mineral yang ada di gudang aula tempat Musypincab. Semua anggota diberi 2 yang nantinya digubakan tetabuhan sehingga yel-yelnya lebih menarik dan mendapat perhatian dari peserta lain.

“Harus kompak dan semangat. Gerakannya harus berurutan, kapan duduk dan berdirinya. Setelah itu mengucapkan kata Sinergi dan Peduli dengan keras dengan kepalan tangan.”

Inilah Predikat Terbaik

Dalam acara Musypincab tersebut penyaji materi terbaik I diberikan kepada Ir Suwono dari Lazismu GKB dan kedua diberikan kepada Nanang Sutedja SE MM dari Pendidikan dan Kader. Untuk peserta terbaik I diberikan kepada Uripan Nada dan kedua diraih Jauhar Arifin.

“Yel-yel terbaik I diraih Komisi C, kedua Komisi A, ketiga Komisi B, dan keempat didapatkan oleh komisi D. Silakan eperwaklan dari komisi bisa maju,” ucap Yuliana, saat sesi pengumuman, Ahad (19/12/21).

Selain kategori tersebut, 10 peserta Musypincab juga mendapatkan doorprize berupa voucher belanja sebesar 100 ribu dari LOGMart GKB 1. (IA)

Empat Pilar Islam Berkemajuan

PCM-GKB. Empat pilar Islam berkemajuan yang disampaikan Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi dalam Penguatan Organisasi pada kegiatan Musyawarah Pimpinan Cabang (Musypimcab) Muhammadiyah GKB Gresik, Ahad (19/12/21).

Dalam Musypincab yang mengangkat tema Bersinergi Mengembangkan Amal Usaha Mandiri Tamhid Masyhudi mengatakan ada empat pilar Islam berkemajuan. Pertama adalah tauhid. Pada pilar pertama ini tidak boleh ada yang menyimpang.

“Muhammadiyah menolak pluralisme agama, mulai dari sintesisme agama. Agama yg digabung dan muncul ajaran baru. Kedua sinkretisme agama, masih percaya dari luar ajaran agama atau Islam dan Hindu, dan relativisme agama,” tutur pada peserta Musypincab.

Pegang Teguh Al-Quran

Tamhid Masyhudi menjelaskan pilar kedua adalah berpegang teguh pada al-Quran dan as Sunnah. Di sini cara memahami harus independen, komprehensif dan integratif.

“Atinya tidak terikat pada aliran teologi agama tertentu. Muhammadiyah lebih dekat ke salafiyah, tapi tidak sama. Tidak terikat pada salah satu atau beberapa mazhab, tapi bukan berarti antimazhab. Yang diambil ayatnya, bukan pendapat,” tegasnya.

Pilar ketiga adalah tajdid. Dalam pilar ini memuat 3 hal yaitu pertama, salafiyah yang tajdid (pembaharu), bukan salafiyah yang beku dan kaku. Kedua adalah tajdid. Hal pertama yaitu purifikasi berupa pemurnian dalam hal akidah, ibadah mahdah, dan akhlak. Hal kedua dinamisasi, yaitu seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan sehingga menjadi aktual.

“Jangan sampai salah pasang, antara pemurnian dan dinamisasi. Akibatnya, mengembangkan akidah menjadi liberalisme, memurnikan budaya menjadi jumud. Di sini, prinsip budaya apa saja boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya,” ungkapnya, tegas.

Pilar keempat adalah washatiyah, tengahan. Muhammadiyah mengambil jalan tengah yaitu jalan yang diikuti Nabi Muhammad sesuai al-Quran dan as Sunnah.

“Keempat pilar tersebut bagaimana menjadikan Islam berkemajuan. Maka, ini harus bisa dipegang teguh dalam menjalankan Muhammadiyah ke depannya, dengan berpegang teguh pada al-Quran dan as Sunnah,” tandasnya. (Ich A)

Mendikbud, Prof Dr Muhajir Effendy, Memberi Catatan Motivasi di Stan PCM GKB

Muntilan.Kehadiran Mendikbud, Prof Dr Muhajir Effendy, di LPCR EXPO II Muntilan Magelang, Sabtu (20/10/18) pukul 21.00 waktu setempat membuat meriah hari kedua kegiatan ini.

Kehadiran Mendikbud semang sudah ditunggu. Selain akan memberikan tausiyah pendidikan dengan tema Membangun Kekuatan Pendidikan Muhammadiyah, Prof Dr Muhajir Effendy melakukan penandatanganan prasasti pendirian SMA taruna Muhammadiyah gunungpring Muntilan, Magelang.

Sebelum kehadiran di panggung utama, Mendikbud menyempatkan mengunjungi beberapa stan yang ada di jajaran pintu masuk utama LPCR Expo. Selain melihat produk unggulan, beliau juga terlihat berdialog dengan penjaga stan. Salah satunya saat berada di stan PCM GKB.

“Dari mana ini?” tanya Mendikbud, pendek.

“Kami dari PCM GKB Gresik, Pak,” jawab Fauzudin Ahmad, sekretaris eksekutif Majelis Dikdasmen PCM GKB, sambil mengarahkan Mendikbud ke maket AUM pendidikan.

“Maket ini masih rencana atau sudah jadi,” ujar Prof Dr Muhajir, sambil meneliti maket yang ada di depan maket.

“Gedung utama pembelajaran sudah mencapai 90 persen, tahun depan fokus pembangunan dome dan masjid sekolah,” jawab Fauzudin.

Mengenakan jaket putih dam berpeci hitam, Mendikbud berpesan tentang pendidikan karakter. Menurutnya, pendidikan karakter harus jadi nyawa sekolah.

“SMAM 10 GKB harus memiliki keunggulan di pendidikan karakter. Gedung sudah bagus, pendidikan karakter pun harus bagus juga,” katanya.

Di sesi akhir, Mendikbud menggoreskan tulisan di atas kertas putih. Ada 2 kata kunci tulisan motivasi tersebut, yaitu jadi sekolah pilihan dan berkarakter kuat.

“Jadikan tulisan ini jadi semangat, ya,” pesan Prof Dr Muhajir Effendi, meninggalkan stan.

Agenda hari terakhir LPCR EXPO II hari Minggu (21/10/18), adalah pengumuman stan terbaik dan ranting serta cabang unggulan nasional 2018. (Ichwan Arif)

PCM GKB Gresik Menyabet sebagai Nominasi Cabang Unggulan Nasional dalam LPCR tingkat Nasional 2018

PCMGKB. PCM GKB Gresik sabet nominasi cabang unggulan nasional dalam Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Expo II, Minggu (21/10/18), Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Pengumuman nominasi dan juara cabang unggulan nasional disampaikan langsung oleh wakil ketua LPCR Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Drs Muhamnad Jamaludin Rahmad, SPsi. Di tempat yang sama juga diumumkan cabang inspirasi.

“Cabang yang meraih nominasi, juara, dan inspirasi adalah motivasi untuk PCM di Indonesia. Kami (LPCR PP) memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk terus berkembang,” ujarnya.

Jamal mengungkapkan bahwa cabang-cabang harus fokus memberikan pelayanan terbaik pada umat. Cabang harus berasa daerah, wilayah, dan PP. artinya, cabang harus bisa ‘ngopeni’ organisasinya sebagai medan dakwah.

Dalam pengumuman cabang unggulan nasional 2018, PCM GKB Gresik dinobatkan sebagai cabang unggulan nasional bersama lima cabang yang lain.

“Alhamdulillah, semoga apresiasi dari LPCR PP ini bisa memotivasi untuk terus menginsipirasi untuk terus berkembang,” ujar Muhammad Djufri, BE, SSos, ketua PCM GKB, usai penobatan nominasi.

Djufri menambahkan bahwa kita (PCM GKB) akan mempersiakan secara maksimal untuk tahun 2019. Meskipun tuan rumah LPCR tahun 2019 belum ditentukan, kami mempersiapkan diri untuk mengikuti dan menarget bisa meraih juara. Mulai dari performance stan, film indie, dan cabang unggulan.

LPCR II PP Muhammadiyah menetapkan PCM Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur sebagai juara I. Juara II dan III diraih PCM Cileungsi Jawa Barat dan PCM Prambanan, Sleman, DIY. PCM inspirasi disabet PCM Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. (Ichwan Arif)

Empat Kunci Jadi Teachingpreneur yang Handal. 

GKB.  Guru yang sukses tidak hanya bisa survival pada mengajar saja, tetapi harus mampu jadi guru yg memiliki nilai tambah. Sukses iya, tetapi ilmu dan derajat meningkat itu kewajiban.

Kalimat motivasi inilah yang disampaikan Zein Abidin, CMt, CH, CHt, NLP Pract, dalam Pengajian Ramadhan IV yang dilaksanakan Majelis Dikdasmen PCM GKB, Sabtu (26/5/18), di Cordoba Convention Hall di SMA muhammadiyah 10 GKB Gresik.

Materi kelima dengan tema Guru Enterpreneur Masa Depan ini memberikan penekanan bagaimana guru harus memiliki tekad untuk sukses. Bukan guru yg hanya mampu ngresulo, tetapi guru punya solusi dari permasalahan yang ada.

“Guru harus memiliki pembeda dari guru yg lain,” ujar Zein Abidin dihadapan audien. “Pembeda ini dinamakan nilai pembeda, ada keahlian lain. Selain ilmu, guru pun harus memiliki ilmu komunikasi, kolaborasi, dan marketing yg bagus juga,” tambahnya.

Zein menjelaskan bahwa ada empat aksi untuk bisa mencapai sukses. Pertama, guru harus memiliki visi. Harus memiliki sugesti dan pola pikir positif. Yg lebih penting adalah berani memvisialisasikan sukses tersebut.

Kedua, semangat. Jumlah guru itu banyak, tetapi guru yg memiliki nilai tambah jumlah sedikit. Maka, semangat pembelajar harus dinomorsatukan.

Ketiga, kebiasaan. Proses belajar perlu dilakukan berulang-ulang. Pola ini akan mampu menghasilkan pola pikir yg berbeda. Hal yg positif harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga mampu menghasilkan nilai positif juga.

Keempat, syukur. Ketika visi, semangat, dan kebiasaan sdh dilaksanakan dan memberikan nilai positif dan nilai pembeda, maka guru harus menonjolkan karakter syukur. Inilah yg membedakan kita guru yg lain ketika rasa syukur terus dipanjatkan setelah semua keinginan bisa dicapai.

Keempat aksi sukses inilah yg harus munculkan ketika guru memiliki nilai positif dan menjadi pembeda dengan guru lain. Selamat mencoba. (Ichwan Arif)

Zakat Kunci Masuk Surga

RANDUAGUNG – Pimpinan Ranting Aisyiah (PRA) GKB 4 Gresik mengadakan Bakti Sosial Ramadhan di desa Randuagung Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, Ahad (20/05/2018). Dalam acara ini sebanyak 110 paket sembako dibagikan kepada warga kurang mampu di wilayahh desa Randuagung.
‘’Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan lazizmu kantorpolisi layanan GKB Gresik,’’ kata Ketua PRA GKB 4, Dra.Munawaroh dalam sambutannya.
Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB ini mengatakan pembagian paket sembako ini meningkat dari rencana sebelumnya.’’Kita merencanakan 100 paket dan alhamdulillah jumlah ini bertambah hingga total 110 paket,’’ ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Randuagung ibu Suaibah mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang dilaksanakan.’’Semoga semua pengurus Muhammadiyah diberi kesehatan dan rezeki sehingga kegiatan dapat dilaksanakan pada tahun depan,’’ paparnya.
Sementara, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik (PCM) GKB Gresik, Djufri,S.Sos mengatakan kegiatan ini telah dilaksanakan beberapa kali.’’Sebelumnya telah dilaksanakan di wilayah desa Yosowilangun dan pada Rabu (23/05/2018) InsyaAllah dilaksanakan bakti sosial di lapas Gresik,’’ paparnya.
Di tempat yang sama, Drs.M. Inam,M.Pdi menjelaskan kunci untuk surga ada beberapa syarat diantaranya ibadah kepada Allah tanpa syirik, sholat lima waktu, bayar zakat saat mampu dan puasa Ramadhan.’’Jika belum mampu dapat melaksanakan infaq shodaqoh, dan bacaan Subhannallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar termasuk shodaqoh,’’ jelas guru SMA Muhammadiyah Gresik Gresik ini.
Inam mengatakan bahwa zakat, infaq dan shodaqoh menambah berkah dan tambahan rezeki.’’Ini telah dicontohkan oleh sahabat Rasulullah, Abdurrahman bin Auf.’’Bahkan pak Bisri Ilyas pun pernah memberitahu saya rezekinya bertambah karena gemar zakat, infaq dan shodaqoh ini,’’ ungkapnya. (aries kurniawan)