All posts by admin

Latih Korlas Berkelas, Ikwam SD Mugeb Adakan Formilas

Ketua Ikwam SD Mugeb menyampaikan sambutan di Formilas. (Sayyidah)

PCM GKB – Ikwam SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (Mugeb School) kembali menyelenggarakan Forum Silaturahmi Korlas (Formilas). Pertemuan rutin tiap awal periode ini berlangsung di aula sekolah, Selasa (10/9/2024).

Ketua Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik Maulidya Tri Anggraeni, S.Sos. saat sambutan memberikan semangat kepada para pengurus Ikwam dan koordinator kelas (Korlas). Di hadapannya, sebanyak 30 korlas duduk melingkar sesuai jenjang kelas.

Maulidya lalu mengapresiasi para bunda yang rela meninggalkan pekerjaan rumahnya pagi itu. “Harapan kami sebagai Ikwan harus lebih mantap lagi,” ujarnya.

Ia juga berharap, pertemuan ini bisa mengawali kegiatan korlas selama setahun ke depan. “Agar semakin baik karena kita wakil, mari kita bangun silaturahmi yang baik pula,” imbuhnya.

Akhirnya ia menanyakan komitmen para korlas. “Siapkah Bunda menjalankan amanah ini? Siap berbagi waktu menjalankan amanah? kita bergerak bersama untuk pendidikan anak kita,” tutupnya.

Korlas Berkelas

Selanjutnya, giliran Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari, S.Si memberikan sambutan. Ustadz Ari awalnya meneriakkan jargon, “Korlas, berkelas! Ikwam, cetar membahana! Mugeb, berakhlak mulia dan berprestasi!” Para Ikwam SD Mugeb maupun Korlas bergerak mengikutinya.

Ustadz Ari bersyukur, pada pagi itu yang mendung, mereka bertemu dan saling senyum. Mengingat biasanya hanya komunikasi melalui ruang maya.

“Terima kasih kepada Ikwam Mugeb School dan Koordinator Kelas. Formilas 24-25 ini adalah forum yang apik,” ungkapnya di depan Korlas kelas I-VI.

Kemudian, Bapak tiga anak itu berharap, tantangan ke depan bisa dihadapi dan mereka punya keterampilan berkomunikasi maupun problem solving (menyelesaikan masalah). “Putra-putri kita terus belajar, kita sebagai bunda, Ikwam dan Korlas juga harus belajar,” ajaknya.

Karena itulah Ikwam SD Mugeb menghadirkan Iska Ningrum Ristanti, S.I.Kom. Founder of Intuisi Consulting Agency ini membersamai mereka belajar tentang Effective Communication and Problem Solving Skills.

Di akhir sambutannya, Ustadz Ari mendoakan, “Semoga apa yang kita dapat bisa membekali kita untuk membersamai putra-putri sholeh kita sehingga mereka menjadi generasi pemenang masa depan.” (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah

Siswi Smamio Jadi Duta Sampah Plastik Internasional

Siswa Smamio
Siswi Smamio, Aeshnina Azzahra Aqilani yang kini jadi duta sampah plastik internasional (instagram pribadi Aeshnina)

PCM GKB – Siswa SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik Jawa Timur Aeshnina Azzahra Aqilani menjadi Duta Sampah Plastik Internasional.

Jika Swedia memiliki sosok Greta Thunberg yang selalu berdemo sendirian di depan gedung parlemen Swedia tiap Jumat, Gresik memiliki Aeshnina Azzahra Aqilani yang menjadi duta sampah plastik. Langkah Aeshina mulai dari hal kecil seperti mengingatkan teman-temannya untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai.

Awalnya, Aeshnina sapaa akrabnya mendapatkan cibiran dari teman-temannya. Meski begitu, dia tak gentar dan terus mengampanyekan bahaya sampah plastik dan menanamkan kesadaran lingkungan di sekolahnya.

Dia sampai mengirimkan surat kepada negara-negara pengekspor sampah plastik seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Australia untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia.

Baca juga: Siswi Smamio Juara I Duta Baca

Mengawali langkahnya, Aeshnina sejak kelas VI SD sudah pernah mengirimkan surat kepada Bupati Gresik untuk menyuarakan dampak sampah plastik. Dia bahkan pernah mengirimkan surat ke Presiden Donald Trump di tahun 2019.

Saat itu, Aeshnina melakukan aksi demonstrasi di depan gedung Konsulat Amerika Serikat di Surabaya untuk menyuarakan stop ekspor sampah plastik ke Indonesia.

Aksi Aeshnina ini berdasar pada banyaknya sampah kiriman yang berasal dari beberapa negara barat ke Kabupaten Gresik. Diduga, Gresik menjadi basis pengiriman sampah oleh beberapa negara Eropa selama 40 tahun dengan alasan sampah-sampah itu adalah sampah kertas daur ulang.

Selama kurun waktu itu, tercatat Australia mengirimkan 52 ribu ton dan Jerman mengirimkan 65 ribu ton sampah. Kenyataannya sampah-sampah tersebut bukan hanya kertas, tapi beberapa sampah plastik dan ada limbah berbahaya yang terkandung dalam satu buah kontainernya.

Maka, Aeshnina memulai aksinya tersebut dan kini dia sering menghadiri berbagai acara internasional sebagai duta sampah plastik. Yang terbaru, dia menghadiri The Fourth Session of The Intergovernment Negotiating Committee (INC-4) di Kanada pada 23-29 April 2024. Aeshnina juga menghadiri acara Indonesia Net Zero Summit yang dilaksanakan 24 Agustus 2024. (*)

Editor Ichwan Arif

 

Pentingnya Love Language saat Dampingi Generasi Alpha

Tutus Wahyu Widagdo saat menyampaikan materi Parenting Gathering di Spemdalas di Andalusia Hall, Sabtu (31/8/2024). (Ain Nurwindasari)

PCM GKB SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik menyelenggarakan Parenting Gathering yang diikuti oleh seluruh wali siswa kelas IX di Andalusia Hall, Sabtu (31/8/2024).

Dengan tema Mendidik Generasi Alpha di Era Digital, Be a Resilient Generation, motivator nasional Tutus Wahyu Widagdo MPSDM mencoba mengawali materi dengan pertanyaan, “Apa akibatnya jika ayah bunda tidak bisa menata diri dan mengelola digital pada putra putri kita?”

Peserta pun merespon pertanyaan tersebut dengan kalimat beragam yang menunjukkan maksud yang sama, yakni anak akan menjadi tidak terkendali baik dalam penggunaan gadget maupun dalam merespon apa yang sedang disampaikan oleh orang tua.

Tutus, sapaan akrabnya, lantas membenarkan bahwa menjadi orang tua yang digital parenting bukanlah hal yang mudah. Namun hal ini harus menjadikan orang tua terus belajar, salah satunya terkait love language (bahasa cinta).

“Ternyata setiap putra-putri kita punya love language yang berbeda. Setiap kita membawa bahasa cinta masing-masing,” jelasnya.

Baca juga: Kunjungi Konjen Jepang dan Kantor Imigrasi, Siswa ICP Spemdalas Belajar Ini

Dia menyatakan bahwa tantangan anak zaman sekarang ternyata salah satunya ada pada orang tuanya sendiri.

“Ada anak yang lebih memilih tidak cerita pada orang tuanya, namun pada temannya. Karena ketika cerita respon orang tua justru membentak. Padahal setiap bentakan yang kita berikan ternyata memutus syaraf-syaraf otak mereka,” imbuhnya.

Mendampingi Buah Hati Sepenuh Hati. Demikian Tutus menyebutnya, dapat dilakukan setidaknya dengan tiga cara. “Prinsip pertama, Keluarga adalah customer utama, maka yang harus cantik dan glowing tidak hanya penampilannya, namun juga perilakunya,” terangnya.

Dia menyarankan agar orang tua yang sedang menghadapi anak generasi alpha tidak lagi menerapkan gaya otoriter, karena menurutnya hal itu sudah tidak cocok untuk anak zaman sekarang.

“Prinsip kedua, bahagia di rumah, berprestasi di sekolah. Orang-orang dengan keluarga yang mendukung, cenderung menghadapi tantangan dengan lebih baik, dan berhasil meraih kesuksesan. Ini adalah hasil penelitian dari University of Carnegie Mellon USA,” imbuhnya.

Selanjutnya, orang tua perlu menerapkan kiat yang ia sebut sebagai 5S dalam mendampingi putra-putrinya yang sedang dalam fase anak-anak dan remaja. 5S itu ialah smile (senyum), silent (diam, cenderung tidak banyak bicara), sorry (meminta maaf), screen (membatasi screen time), dan strength (kekuatan).

“Senyum akan selalu diingat oleh buah hati, yaitu senyum saat mengantar mereka ke sekolah. Dan sampaikan dengan senyuman, kakak sayang semoga nanti belajarnya dimudahkan ya,” terangnya sambil mencontohkan momen ketika ia mengantarkan anaknya ke sekolah.

Untuk itu, tegasnya, agar di pagi hari orang tua bisa siap dengan senyuman, maka malam harinya ia harus mempersiapkan keperluan untuk esok harinya. “Setelah Maghrib adalah menyiapkan baju esok hari,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Kunjungi Konjen Jepang dan Kantor Imigrasi, Siswa ICP Spemdalas Belajar Ini

ICP Spemdalas
Siswa ICP Spemdalas menulis Shodo pada International Class Visit di Konjen Jepang Surabaya, Rabu (28/7/24) (Istimewa)

PCM GKB – Siswa International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur melakukan kegiatan International Class Visit ke Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya dan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI di Sidaorjo, Rabu (28/8/2024).

Koordinator ICP Spemdalas Fitriatus Sa’idah MPd mengatakan, kegiatan ini diikuti siswa ICP kelas VII. “Tujuan kegiatan adalah sebagai pembelajaran aplikasi dan meningkatkan wawasan di bidang keimigrasian,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, tempat kunjungan ini berlokasi di Konjen Jepang yang berlokasi di Jalan Sumatera No.93 Gubeng Surabaya. Siswa ICP diberikan materi terkait gambaran kerja sama Jepang-Indonedia.

Pada kesempatan yang sama, Konsul Muda bagian Pendidikan, Kebudayaan, dan Informasi, Mr. Nakagome menggambarkan kondisi di Jepang dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih.

“Luas Negara Jepang seperlima dari luas Indonesia dengan jumlah penduduk yang seperempat dari jumlah penduduk Indonesia,” jelasnya.

Baca juga: Alumni Spemdalas Bagi-Bagi Tips Belajar di Luar Negeri

Dia menuturkan, keragaman di Jepang hampir sama dengan Indonesia. Di Jepang ada 47 provinsi yang tersebar. Tak hanya dari penduduk, Jepang juga ada empat musim sepanjang tahun.

“Ada sekitar 150 ribu orang Indonesia yang tinggal di Jepang. Jumlah ini semakin bertambah tiap tahun karena jumlah kelahiran yang cenderung menurun. Angka lansia di Jepang lebih tinggi sehingga banyak perguruan tinggi di Jepang yang kekurangan mahasiswa. Selain itu, sektor industri juga kekurangan tenaga kerja,” jelasnya.

Spemdalas
Siswa kelas VII ICP Spemdalas, tanya jawab terkait pentingnya keimigrasian bagi suatu negara di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Rabu (28/8/24) (Edi Kurniawan)

Hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia, lanjutnya, sangat berkembang. Bidang ekonomi, lingkungan, pendidikan, penelitian sudah terjalin. Potensi bidang yang lain juga sangat luas.

Mr. Nakagome juga menyampaikan beberapa beasiswa yang ditawarkan oleh Jepang. Salah satunya adalah beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho/MEXT). Beasiswa ini meliputi biaya studi dan biaya hidup, tanpa ikatan dinas.

“Adapun program-program yang ditawarkan kepada siswa Indonesia adalah Program Research Student bagi lulusan perguruan tinggi, Undergraduate, College of Technology dan Professional Training College bagi lulusan SMA dan Japanese Studies bagi mahasiswa program studi Jepang serta Teacher Training bagi guru,” katanya.

Baca juga: Siswa Spemdalas Main Drama Kolosal Perjuangan di HUT Ke-79 RI

Pada sesi akhir, siswa ICP Spemdalas dikenalkan dengan seni kaligrafi Jepang, Shodo. Setelah menyaksikan video tentang asal usul tradisi yang dikembangkan sejak abad ke-5 Masehi, siswa kemudian diajak praktik shodo.

Belajar tentang Keimigrasian

Kunjungan kedua berlanjut ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI di Jalan Raya Juanda KM 3-4 Sedati Agung, Sidoarjo. Di tempat ini, siswa ICP Spemdalas banyak diberikan waktu untuk bertanya terkait imigrasi.

Kepala Seksi Dokumen Perjalanan, Riza Fahmi Fauzi A.md.Im, S.H, M.H yang memandu sesi tanya jawab dengan melempar pertanyaan, “Adek-adek, ada yang tahu apa itu imigrasi?”

Jawaban beragam yang muncul kemudian disimpulkanya. “Imigrasi adalah hal ihwal keluar masuknya orang melalui perbatasan negara.”

Fungsi imigrasi, jelasnya, sangat luas mulai dari pelayanan paspor, menjaga keamanan dan kedaulatan negara, hingga sebagai fasilitator pembangunan negara.

Siswa VII ICP Fair, Fulki Asyam bertanya apakah perbedaan imigrasi non-TPI dan TPI serta berbedaan kelas pada kantor imigrasi.

Supervisor Dokumen Perjalanan, Yudho Dwi Anggoro, S.H, menjelaskan dengan rinci. TPI merupakan kependekan dengan Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Ada kantor imigrasi yang non-TPI. Nah, untuk perbedaan kelas bergantung pada keberadaan objek vital. Nah, kantor imigrasi ini sejajar dengan Kantor imigrasi Soekarno-Hata.

Usai tanya jawab, kegiatan dilanjutkan dengan offfice tour. Siswa diajak melihat berbagai ruang pelayanan secara langsung.

Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian, Ferry Khrisdiyanto menyampaikan kebahagiaan mendapat kunjungan  dari siswa ICP Spemdalas.

“Spemdalas adalah sekolah pertama yang berkunjung ke kantor kami. Semoga dengan kunjungan dapat menambah pengetahuan siswa terkait imigrasi serta profesi terkait keimigrasian,” harapnya. (*)

Penulis Fitri Wulandari Editor Ichwan Arif

Jurnalis Cilik SD Mugeb Bulatkan Tekad Belajar Menulis Berita Sekolah

PCM GKB – Jurnalis cilik SD Mugeb belajar menulis berita sekolah, Jumat (30/8/2024) pagi. Ini pelatihan perdana yang mereka ikuti usai dilantik pada Sabtu (17/8/2024) lalu. 

Pada internal house training alias pelatihan di dalam sekolah itu, 17 jurnalis cilik angkatan kedua belajar bersama Ustadzah Sayyidah Nuriyah, S.Psi. Ialah pembina jurnalis yang sehari-harinya menjadi Guru BK SD Mugeb.

Selain itu, para siswa juga mendapatkan motivasi dari Nada Janeeta Permana. Dia jurnalis cilik teraktif di angkatan pertama yang selama setahun menulis sepuluh berita di media PWMU.CO maupun web sekolah. 

Mengawali pelatihan itu, Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari, S.Si memberikan sambutan sekaligus motivasi. Secarik pantun pun ia lontarkan. 

“Manuk gelatik cucuk e biru. Mari dilantik gak oleh turu,” ujarnya.

Artinya, setelah dilantik, tidak boleh tidur atau tidak melakukan apa-apa. “Maka hari ini awal dari kalian beraktivitas, belajar bersama dalam komunitas jurnalis cilik,” terang Ustadz Ari.

Jurnalis Cilik deklarasikan bulatkan tekad.

Bulatkan Tekad

Ia pun mengajak para jurnalis cilik untuk menyatakan komitmen dan membulatkan tekad. Sambil tangan kanan menepuk dada kiri, mereka mengucapkan, “Bismillahirrahmanirrahim saya akan proaktif belajar dan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang sudah diprogramkan dalam komunitas jurnalis cilik SD Muhammadiyah 1 GKB.”

Ustadz Ari mengajak mereka untuk berniat sungguh-sungguh dalam hati karena Allah.

Ia lantas mengenalkan, program Jurnalis Cilik berada di bawah koordinasi Wakil Kepala Sekolah Bidang Pengembangan Pendidikan Ustadzah Rizka Navilah Sari, S.Pd. dan Koordinator Literasi Ustadzah Kaiisnawati, S.Pd. 

Sebelum melaksanakan program ini, ia juga mengenalkan “senjata” yang mereka miliki. “Senjatanya ya hadir, kertas, alat tulis, dan lainnya,” urainya.

Baca juga: Tarjim Asmaul Husna Awali Halaqoh Ummahat

Dalam kesempatan itu, Ustadz Ari juga berpesan, agar pengetahuan dan keterampilan mereka semakin terasah, maka mereka harus fokus. “Semua ada ilmunya, makanya kalian harus belajar. Hal-hal yang penting menurut kalian, dicatat dan didengarkan,” pesannya.

Di akhir sambutannya, Ustadz Ari menekankan, jurnalis cilik SD Mugeb harus menghasilkan tulisan. “Kalian dinyatakan sukses kalau ada hasil karya kalian. Kalian satu tim. Harus kompak bekerja sama. Gagal itu boleh, yang nggak boleh itu menyerah. Yang penting berani menulis!” ujarnya.

Sambil menunjukkan contoh beberapa majalah karya SD lain, Ari menegaskan, “Banggalah kalau hasil tulisan kalian dinikmati orang lain!” (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah

Tarjim Asmaul Husna Awali Halaqoh Ummahat

Tarjim Asmaul Husna di Halaqah Ummahat. (Sayyidah Nuriyah)

PCM GKB – Penampilan tarjim Asmaul Husna membuka Halaqah Ummahat Ke-4, Kamis (29/8/2024) pagi.  Penampilan ini dan serangkaian Halaqah Ummahat disiarkan melalui live Instagram @sd_mugeb.

Ketiga siswi kelas VI SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) tampil lincah memeragakannya. Yakni Aisha Sasta Putri, Ainayara Athaya Lera, dan Alexandria Catalea. 

Sebelum itu, ketiganya juga bergantian tadarrus sambil menunggu kedatangan jamaah dari kalangan wali siswa SD Mugeb. Mulai dari surat al-Qolam, ar-Rahman dan al-Mulk. 

Sementara mereka tadarus, para Ikatan Wali Murid (Ikwam) berjajar menyambut kadatangan para wali siswa. Mereka tersenyum sambil memberikan sekotak jajan dan segelas air mineral. 

Bunda Sukma Harum menyampaikan sambutan. (Sayyidah Nuriyah)

Kajian Rutin

Sebelum Ustadzah Evi Silvia Zubaidi menyampaikan materinya, Sukma Rahayu mewakili Ikwam SD Mugeb menyampaikan sambutan. 

“Pagi ini Ikwam beserta sekolah kembali rutin mengadakan kajian. Kajian ayahnya bulan depan, September. Bergantian dengan Halaqoh Ummahat,” terangnya.

“Kami, Ikwam dan sekolah, memohon support meramaikan kajian yang diadakan,” imbuhnya di Masjid Faqih Oesman Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Bunda Sukma lantas mengajak mereka manfaatkan sebaik mungkin momentum itu untuk menimba ilmu. Dengan demikian, ia meyakini, semua bisa menjadikan keluarga lebih baik. 

“Halaqoh kali ini mengambil tema membangun kesadaran diri sebagai umat terbaik. Sehingga menjadi seorang ibu yang bisa mendidik generasi penerus,” ungkapnya. 

Baca juga: Bersabar, Cara Bangun Kesadaran Diri sebagai Umat Terbaik

Ia lantas mengutip dari buku Ustadzah Evi di bab Titik Nol. “Kalau kita mau jujur, bertapa banyak lelah kita yang sia-sia. Sebab sedikit kebaikan dunia,” katanya.

“Tak ada bagian untuk kebaikan akhirat. Sebab tak pandainya kita mengawal niat. Karena tak sempat hati tersambung Ilahi. Inilah sebab lelah terjerumus kesia-siaan,” ujarnya sambil membaca buku itu. 

Akhirnya, ia menutup sambutannya dengan pesan. “Perjalanan terjauh manusia bukan dari satu tempat ke tempat lain melainkan dari pikiran ke hati dalam rangka meruntuhkan ego, menjadikan ikhlas, sabar dan bertakwa. Perjalanan yang membutuhkan banyak iman,” tutupnya. (*)

Penulis/Editor Sayyidah Nuriyah

Bersabar, Cara Bangun Kesadaran Diri sebagai Umat Terbaik

Ustadzah Evie Silfia Zubaidi menjelaskan di depan jamaah wali siswa SD Mugeb. (Sayyidah Nuriyah)

PCM GKB – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik bersama Ikatan Wali Murid (Ikwam) kembali mengadakan Halaqah Ummahat, kajian untuk para bunda, Kamis (29/8/2024) pagi.

Di lantai 1 Masjid Faqih Oesman Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), para wali siswa SD Mugeb fokus menyimak Spiritual Motivator Ustadzah Evie Silfia Zubaidi. Halaqah Ummahat Edisi Agustus 2024 itu bertema Membangun Kesadaran Diri sebagai Ummat Terbaik.

Ustadzah Evi awalnya menyampaikan, “Islam agama terbaik karena Islam mengatur seluruh celah kehidupan kita. Dari bangun tidur sampai tidur lagi dalam Islam ada aturannya.”

Sebagai umat dalam kondisi terbaik, ia mengajak para jamaah untuk senantiasa bersabar. Sabar ini hendaknya dalam kondisi apapun.

Ustadzah Evi mengisahkan ketika menantunya melahirkan. Sang menantu tidak mengalami kontraksi sehingga sampai bayinya berusia 42 minggu, ia masih tenang. Kemudian, dibawalah ke rumah sakit untuk diinduksi. Setelah drip botol ketiga, akhirnya sang menantu melahirkan normal, dalam kondisi luar biasa.

Baca juga: Kanah Perdana PCNA GKB Kupas 6 Alasan Pakai Hijab

Hari berikutnya, ambeiennya tak bisa diselamatkan. Ia pun kembali ke rumah sakit untuk operasi ambeien beberapa hari setelahnya.

Tak berhenti sampai situ ujian keluarga mereka. Sang suami, anak Evi, tidak bisa menelan setetes air pun karena radang tenggorokan parah.

Mengetahui fenomena itu, anak bungsunya berkomentar, “Kasihan ya.” 

Mendengar komentar itu, Evi pun balik bertanya, “Kok kasihan?”

Ia lantas menjelaskan anak dan menantunya justru beruntung. “Mereka berdua itu masyaAllah, Allah sudah memberikan pahala melahirkan kalau ia Ridha,” ujarnya.

“Sama Allah ditambah lagi kenikmatannya berupa sakit. Tidak ada yang bisa menggugurkan dosa selain sakit. Kalau sabar, mereka mendapatkan kenikmatan dari kebaikan,” imbuhnya.

Menurut Ustadzah Evi, justru yang perlu dikasihani adalah mereka yang masih sehat, tapi belum tentu shalatnya diterima oleh Allah Swt, mengajinya masih karena kejar setoran, dan harta sedekahnya dicampur-campur.

Ia lantas teringat jamaah haji yang meninggal tertimpa crane ketika thawaf wada. Menurutnya, justru mereka beruntung. Sebab, wafat dalam kondisi setelah haji, masih memakai ihram, di samping Kakbah dan thawaf.

“Orang ketika ditimpa masalah biasanya mengeluh, merasa paling terzalimi. Termasuk ketika mengalami masalah sederhana seperti tersandung sampai cantengen,” ujarnya.

Padahal, sebagai bagian dari umat terbaik, mereka patut bersyukur jika ditimpa ujian itu.

Kajian ini bisa disaksikan melalui live Instagram di @sd_mugeb. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif

Eccedentesiast dan Kisan Anak Remaja

Novel Eccedentesiast
Novel berjudul Eccedentesiast karya ItaKrn

Tokoh cerita menunggu kabar tentang kedatangan orang tua. Saat menunggu kebahagiaan tersebut, dia harus mengalami kecelakaan.

Penulis Tanaya Kania Rachmani, siswa kelas IX C SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

PCM GKB – Dalam novel berjudul Eccedentesiast karya ItaKrn menceritakan Seorang anak lelaki yang sedari kecil sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya bekerja di luar negeri.

Awalnya hidupnya berjalan lancar saja walau selalu diselimuti oleh rasa rindu. Hingga saat di SMA, ia bertemu kembali dengan musuh masa kecilnya. Kedatangan musuhnya itu membuat prestasi serta kekasihnya itu hampir hilang dari dirinya.

Hingga pada saat hari kelulusannya ia akhirnya mendapatkan kabar yang selalu dinantikannya, yaitu kepulangan orang tuanya. Sialnya, saat di perjalanan untuk menjemput orang tuanya ia harus mengalami kecelakaan, karena badannya yang tak kuat lagi menahan rasa sakit yang ada pada tubuhnya.

Dalam buku yang menggunakan alur maju ini sangat cocok untuk para remaja, karena novel ini juga berisi tentang sekelompok remaja SMA.

Para pembaca juga dapat merasakan suasana serta perasaan setiap tokohnya. Namun di dalam novel ini terdapat hal yang tak baik untuk ditiru, tawuran.

Novel ini menggunakan latar tempat sekolah dan rumah, latar waktu pagi dan malam, sedangkan latar suasana bahagia, mengagetkan, dan sedih. (*)

Editor Ichwan Arif.

Hujan dan Bencana Alam Dahsyat

Novel Hujan
Novel berjudul Hujan karya Tere Liye

Hubungan Lail dan Esok merenggang sejak dia diangkat menjadi anak oleh wali kota dan dijadikan ilmuwan. Hubungan mereka pun naik turun.

Penulis Niratuain Praba Kinasih, siswa kelas IX C SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

PCM GKB – Novel berjudul Hujan karya Tere Liye menceritakan bencana alam dahsyat. Berawal dari bencana alam dahsyat yang membumihanguskan seluruh kota dan menewaskan sang ibu dari Lail sehingga dia pada saat itu bertemu dengan Esok.

Di mana mereka sempat hidup di pengungsian bersama, namun setelah beberapa saat terpisah di karenakan Esok diangkat menjadi anak oleh wali kota dan dijadikan ilmuwan.

Hubungan mereka sempat renggang, Esok sering kali tidak bisa dihubungi dikarenakan kesibukannya terhadap proyek besar-besarannya. Dan Lail yang menyibukkan diri dengan kegiatan sosialnya. Hingga pada suatu saat proyek kapal tersebut telah usai dan sebagian manusia akan sementara berada di kapal tersebut hingga keadaan bumi membaik.

Lail mengira bahwa Esok akan meninggalkannya dan akan menikah dengan perempuan lain sehingga Lail memutuskan untuk menghilangkan sebagian ingatan pahitnya tersebut. Pada saat tersebut Esok marah sejadi-jadinya, ia merasa bersalah sekaligus sedih.

Esok mengamuk di depan ruangan rumah sakit yang dihadiri oleh Lail untuk menghapus ingatan, namun pada saat Lail keluar dari ruangan tersebut ia tidak melupakan ingatannya tentang Esok ia akhirnya memutuskan untuk memeluk semua kenangan pahit tersebut.

Maryam sebagai teman seperjuangan Lail ikut bersedih dan merasa lega pada saat Lail akhirnya mengikhlaskan kenangan pahit tersebut, ia yang menyaksikan kisah cinta Esok dan juga Lail dari awal sampai akhir ikut merasa bahagia saat kedua sejoli itu dapat bersama lagi dan berakhir menikah sembari menunggu bumi hancur.

Dalam buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini menggunakan alur campuran, maju dan mundur. Buku Bagus sekali. Saya memberi rating 10/10 karena buku ini benar-benar mengajarkan tentang persahabatan, cinta, pengorbanan, dan keluarga.

Seluruh emosi dipadukan di buku ini. Buku ini juga memiliki ending yang cocok dan baik. (*)

Editor Ichwan Arif.

Kanah Perdana PCNA GKB Kupas 6 Alasan Pakai Hijab

Kanah perdana PCNA GKB kupas enam alasan pakai hijab, Selasa (27/8/2024) sore.

PCM GKB – Kanah perdana PCNA GKB kupas enam alasan pakai hijab, Selasa (27/8/2024) sore. 

Kajian Nasyiah Ceunah (Kanah) ini diadakan Departemen Dakwah Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) GKB saat rapat rutin yang dilaksanakan di ruang rapat SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb).

Ketua Departemen Dakwah PCNA GKB Dina Auliyah, M.Pd. membahas kewajiban berhijab di tengah tren Tiktok yang menampilkan berbagai mode hijab.

“Hijab menjadi kewajiban tapi ada yang menjadikannya mode, gaya berpakaian, agar modis,” ujarnya.

Yunda Dina, sapaan akrabnya, menyadari, ada gaya berhijab tertentu yang menimbulkan dampak negatif. Yakni memancing syahwat lelaki.

Karena itulah, ia memaparkan enam alasan para ukhti mengenakan hijab.

Pertama, menutupi kekurangan di tubuh. Misal, memakai hijab karena mengalami kebotakan atau untuk menutupi uban.

Kedua, mencari jodoh. “Karena perempuan jadi madrasah pertama bagi anaknya, lelaki pasti mencari perempuan yang baik. Ada perempuan memakai hijab karena ingin menarik perhatian lawan jenisnya,” ujar perempuan yang juga aktif di PDNA Gresik itu.

Ketiga, berhijab agar dinilai baik di depan manusia. “Padahal kalau di luar ‘you can see my kelek’. Terlihat ketiaknya. Semoga kita semua bisa menutup aurat ya,” tuturnya.

Keempat, berhijab syar’i tapi modis. Sekarang ada mode hijab yang menunjukkan lehernya. Ada yang pakai kemben di luar sehingga menunjukkan lekuk tubuhnya.

Ia meyakini, hijab untuk menutup aurat bisa diperbaiki secara berangsur-angsur. “Pastikan menutupi lekuk tubuh. Gunakan jilbab yang menutup dada. Supaya suami kita saja yang melihat lekuk tubuh kita,” pesan Dina.

Menurutnya, ini bisa menjadi ladang dakwah kader Nasyiah. “Kita tak hanya berhijab, tapi baju dan bawahan kita juga perlu kita jaga. Jangan sampai kita berpakaian tapi telanjang,” ungkapnya.

Kelima, berawal dari terpaksa. “Tidak apa sedikit dipaksa awalnya, nanti akan jadi kebiasaan baik,” katanya di hadapan 14 kader Nasyiah GKB yang duduk melingkar.

Keenam, menutup aurat karena mengharapkan ridha Allah. Inilah alasan yang terbaik.

Akhirnya, Dina mengajak agar mereka senantiasa menjaga mode hijab mereka. “Semoga kita tidak tegiur tren hijab yang ada. Boleh diputar-putar tapi jangan sampai memperlihatkan lekukan tubuh kita,” tutupnya. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif