PCM GKB – Tiga Teladan KH Ahmad Dahlan di Apel Milad Ke-112 Muhammadiyah yang diselenggarakan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Senin (18/11/2024).
Pembina Apel Wakil Ketua PDM Gresik, Dr Muhammad Arfan Muammar MPdI menyampaikan teladan pertama yaitu sikap dermawan.
“Suatu siang KHA Dahlan memukul kentongan mengundang penduduk Kauman ke rumahnya. Penduduk Kauman berduyun-duyun ke rumahnya,” ceritanya.
Dia memaparkan, setelah banyak orang berkumpul di rumahnya, KHA Dahlan pidato yang isinya menyatakan bahwa kas Muhammadiyah kosong. Sementara guru[1]guru Muhammadiyah belum digaji.
Muhammadiyah memerlukan uang kira-kira 500 gulden untuk menggaji guru, karyawan dan membiayai sekolah Muhammadiyah Karena itu KH Ahmad Dahlan menyatakan melelang seluruh barang-barang yang ada di rumahnya.
Pakaian, almari, meja kursi, tempat-tempat tidur, jam dinding, jam berdiri, lampu-lampu dan lain-lain. Ringkasnya KH. Ahmad Dahlan melelang semua barang-barang miliknya itu dan uang hasil lelang itu seluruhnya akan dipakai untuk membiayai sekolah Muhammadiyah, khususnya untuk menggaji guru dan karyawan
Para penduduk Kauman itu terbengong-bengong setelah mendengar penjelasan KHA Dahlan. Murid[1]murid KHA Dahlan yang ikut pada pengajian Thaharatul Qulub sama terharu melihat semangat pengorbanan KHA Dahlan, dan mereka saling berpandangan satu sama lain, berbisik-bisik satu sama lain.
“Singkat cerita, penduduk Kauman itu khususnya para juragan yang menjadi anggota kelompok pengajian Tharatul Qulub itu, kemudian berebut membeli barang-barang KHA Dahlan. Ada yang membeli jasnya, ada yang membeli sarungnya, ada yang membeli jamnya, almari, meja kursi dsb. Dalam waktu singkat semua barang milik KHA Dahlan itu habis terlelang dan terkumpul uang lebih dari 4.000 gulden,” katanya.
Anehnya, lanjutnya, setelah selesai lelangan itu tidak ada seorang pun yang membawa barang-barang KH. Ahmad Dahlan. Mereka lalu pamit mau pulang.
Teladan kedua, tathbiq Al-Quran, mengamalkan atau mengimplemtasi isi Al-Quran. Ada 4 tahapan dalam membaca Al-Quran, tahsin (memperbaiki bacaan), tahfidz (menghafal), tafhim (memahami isi kandungan, dan tathbiq (mengimplementasikan isi Al-Quran atau mengamalkan Al-Quran).
Baca juga: Saat Jajanan Tradisional Warnai Peringatan Hari Pahlawan
Meneladani Dakwah Tanpa Lelah
Teladan ketiga yaitu, meneladani dakwah tanpa lelah. Dia menjelaskan, KH Ahmad Dahlan dalam kondisi sakit (baik dirinya ataupun keluarganya), masih terus berdakwah.
“Suatu ketika, saat Ahmad Dahlan sedang mengajar, datang istrinya dengan wajah sedih. Ahmad Dahlan diminta pulang karena anak lelaki mereka yang sedang sakit, bertambah parah. Setelah berpesan agar murid-muridnya tetap menunggu di kelas, dia pulang. Didapati oleh Dahlan sang anak memang sakit keras,” ujarnya.
Dipandangnya sang anak dan lalu berkata: Wahai anakku Jumhan—nama kecil dari Irfan Dahlan—berdoalah kepada Allah agar engkau lekas sembuh. Dialah yang menakdirkan engkau sakit dan Dia pula yang akan menyembuhkan.
Tapi, jika Allah takdirkan engkau sampai pada ajalmu, pergilah dengan tawakkal dan engkau akan bertemu di sana dengan kakakmu Johanah—putri pertama Ahmad Dahlan— yang telah pergi lebih dahulu. “Maka, tetapkanlah hatimu, tenanglah!” katanya.
Lalu, dengan tersendat-sendat, Ahmad Dahlan berkata, “Wahai Nyai, janganlah engkau menyangka bahwa jika aku tetap menunggui anakmu ini dia akan sembuh dan jika aku tinggalkan akan mati. Tidak Nyai, mati dan hidup di Tangan Allah, Tuhanmu dan Tuhanku, serta Tuhan dari Jumhan anak kita,” terangnya.
Setelah itu, sambungnya, Ahmad Dahlan kembali ke tempat dia mengajar. Sementara, di rumah, istrinya duduk terpaku di samping anaknya. Dia hapus air mata yang mengalir deras. “Saya bukan menghalangi Kiai beramal, tetapi mengharap kesehatan Kiai. Dengan kesehatan itulah Kiai dapat bekerja lebih giat di belakang hari,” jawab si istri argumentatif.
Maka, tegasnya, 3 teladan itulah yang harus dimiliki sisa Spemdalas dalam memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah. (*)
Penulis Ichwan Arif.