Tag Archives: Literasi

Serunya Siswa Spemdalas Berliterasi dengan Membaca Novel

literasi

Najwa Asyilah Chairani (kanan) saat membaca novel Hujan karya Tere Liye (Ichwan Arif)

PCM GKB –  Berliterasi dengan membaca novel menjadi media sangat penting dalam praktik pembelajaran karakter.

Inilah yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik dalam pembelajaran literasi, Jumat (24/1/2025).

Hal inilah yang dilakukan siswa Spemdalas Najwa Asyilah Chairani. Siswa kelas VIII B ini mengaku sangat menyukai novel. Dalam novel terdapat banyak cerita tentang kehidupan yang patut untuk dibaca sekaligus dipelajarai.

Contohnya dalam novel Hujan karya Tere Liye. Dalam novel ini bisa melihat penggambaran kehidupan seseorang. Bukan hanya alur cerita, kita juga bisa mengetahui permasalahan sekaligus bagaimana solusi yang dilakukan tokoh.

“Dengan membaca novel juga kita bisa berimajinasi sendiri, membayangkan cerita sekaligus kehidupan yang digambarkan melalui cerita. Ini sangat berbeda ketika menyaksikan film karena dalam film kita sudah disuguhkan oleh sutradara. Kita hanya menyaksikan saja,” katanya.

Hal serupa juga disampaikan Naura Barizah Afkariha. Teman Najwa Asyilah Chairani ini, saat membaca novel 7 Prajurit Bapak karya Wulan Nuramalia, mengaku sangat menyukai pengalaman dari masing-masing tokoh.

“Kita bisa mengetahui masing-masing karakter tokoh dalam cerita,” katanya.

Selain itu, jelasnya, kita juga bisa mengetahui isi pesan yang disampaikan pengarang melalui amanat cerita. “Di sinilah kita akan mendapat banyak pesan moral tentang kehidupan,” ucapnya.

Penulis Ichwan Arif.

Cara Spemdalas Kuatkan Literasi Membaca: Dekatkan Siswa dengan Sastra

Literasi Spemdalas
Siswa Spemdalas mengikuti pembelajaran literasi membaca dengan menulis ulang cerpen yang sudah dibaca (Dheni Iga Pertiwi)

Upaya mengambalikan fitrah atau marwah siswa terhadap baca tulis agar tidak selalu bergantung pada AI atau chat GPT atau sejenisnya yang terkadang dapat mengurangi minat siswa dalam membaca buku secara fisik.

PCM GKB – Membaca cerpen salah satu upaya mengkuatkan literasi membaca siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (10/1/2025).

Dalam pembelajaran literasi, siswa kelas VIII melakukan aktivitas membaca karya sastra bergenre cerpen dan menyalin sebagai bentuk membentuk penguatan literasi membaca.

Wakil Kepala Spemdalas bidang Kurikulum Jamilah, M.Si. mengatakan kegiatan yang dilakukan siswa kelas VIII secara serentak ini  bertujuannya agar anak mulai terbiasa dalam membaca karya tulis fiksi dan membiasakan kembali  menulis dengan tangan yang selama ini banyak digantikan dengan menggunakan gadget.

“Jadi  ini adalah upaya lanjutan dari no gadget week yang sudah kita laksanakan pekan ini,” jelasnya.

Siswa Spemdalas
Siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina tengah menulis ulang cerpen berjudul Cahaya di Bukit Jamur (Ichwan Arif)

Hal senada juga disampaikan Koordinator literasi Haifa Marta, S.Pd. Dia menjelaskan tujuan dan target literasi kelas VIII menulis ulang cerpen untuk nenumbuhkan kembali minat siswa terkait membaca dan menulis cerita dan sastra.

“Siswa lebih mendekatkan siswa pada karya kesusastraan seperti cerpen, novel, puisi dan karya sastra lainnya,” katanya.

Dia menuturkan, kegiatan ini sebagai bentuk upaya mengambalikan fitrah atau marwah siswa terhadap baca tulis agar tidak selalu bergantung pada AI atau chat GPT atau sejenisnya yang terkadang dapat mengurangi minat siswa dalam membaca buku secara fisik.

Dalam kesempatan yang sama, siswa kelas VIII B Anira Roos Dhafina tengah serius membaca biografi penulis cerpen Cahaya di Bukit Jamur dalam buku antologi cerpen Lomba Menulis Cerita (LMC) tahun 2014.

“Ternyata cerpen ini karya siswa Spemdalas yang pernah meraih prestasi di ajang LMC tahun 2014. Namanya Nadya Mazayu Nur Sabrina. Cerpennya bagus,” ujarnya.

Setelah membaca biografi, lanjutnya, ternyata penulis ini adalah anak guru Spemdalas. “Iya, anaknya Pak Arif sendiri,” ucapnya sambil tersenyum.

Dia mengaku jarang membaca karya sastra. Dengan membaca di pelajaran literasi ini memiliki pengalaman dalam membaca karya sastra sekaligus menulis ulang.

“Dengan menulis ulang ini adalah salah satu cara bagaimana saya memahami isi dan lebih penting lagi adalah ingin belajar bagaimana menulis cerita dengan baik dan bagus,” katanya. (*)

Penulis Ichwan Arif