Tag Archives: GKB Convex

Shalat Idul Fitri PCM GKB Sukses Live Streaming, Begini Persiapannya



Penampakan jamaah Shalat Idul Fitri yang memadati GKB Convex dari drone. Shalat Idul Fitri PCM GKB Sukses Live Streaming, Begini Persiapannya; Liputan Waviq Amiqoh (Komarudi/PWMU.CO)

Shalat Idul Fitri PCM GKB Sukses Live Streaming, Begini Persiapannya; Liputan Waviq Amiqoh

PCM GKB – Majelis Pustaka, Informasi, Media Sosial, dan Pengembangan Ranting Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik Kota Baru (PCM GKB) menyajikan live streaming dan dokumentasi pantauan udara shalat Idul Fitri 1444 di GKB Convex, Yosowilangun, Manyar, Gresik, Jum’at (21/4/23).

Wakil Ketua PCM GKB Bidang Majelis Pustaka, Informasi, Media Sosial dan Pengembangan Ranting Yudo Broto SE menjelaskan, tujuan publikasi dan dokumentasi ini untuk syiar Islam dan Persyarikatan Muhammadiyah.

Alat publikasi dan dokumentasi yang dipakai saat shalat Idul Fitri ini sebagian besar milik anggota yang dengan suka rela meminjamkan alat dan tenaganya. Dia berharap, “Semoga dimasa yang akan datang kita dapat membeli peralatannya.”

“Berawal dari banyaknya kajian secara daring pada masa pandemi Covid-19 pada tahun2015-2022 kami mulai secara aktif menyiarkan berbagai kajian secara live streaming di YouTube,” katanya.

“Berbekal peralatan seadanya, kita mencoba menyiarkan secara langsung kajian di Masjid Taqwa Spemdalas. Seiring berjalannya waktu kita perbaiki dan mendapatkan sumbangan dari takmir masjid beberapa alat utama seperti laptop,” tambah dIa.

Karena peralatan publikasi dan dokumentasi yang belum lengkap maka dari tim bergotong-royong meminjamkan alat-alat untuk digunakan sambil kita melengkapi peralatan sedikit demi sedikit.

“Kami menargetkan akan melengkapi peralatan diantaranya kamera photo, kamera video, drone, dan peralatan lainnya. Semoga pada periode 2022 -2027 ini program tersebut akan kita lanjutkan dan terus perbaiki,” harapnya.

Tim Publikasi dan Dokumentasi

Yudo Broto menjelaskan, dia membagi menjadi enam tim yang tediri dari koordinator dokumentasi, programmer, kameramen, operator drone, publikasi berita, dan quality control.

Adapun nama-nama petugas yaitu quality qontrol Ahmad Ishom Maulidi, koordinator publikasi Yudo Broto, programmer Akhmad Mukhlis, kameramen Ikhwan Hadi, Faris, dan Oky, publikasi berita Sayyidah Nuriyah dan Waviq Amiqoh, operator drone Komarudin.

Dia menjelaskan, berbagai persiapan publikasi dan dokumentasi dilakukan menjelang pelaksaan shalat Idul Fitri salah satunya setting alat live streaming di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) pada Kamis malam (20/4/23) dan Jum’at setelah shalat Subuh di GKB Convex, (21/4/23).

Tim ini juga yang telah memproduksi film pendek pada lomba Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) yang memperoleh juara III thn 2016 dan juara favorit 2022.

Dia berharap, “Ke depan akan dapat menghasilkan siaran yang lebih bagus dan dapat menjangkau masyarakat luas dalam rangka dakwah persyarikatan di  Muhammadiyah. Kita akan selalu mengevaluasi dan melakukan perbaikan-perbaikan.”

Berikut link live streaming youtube https://youtu.be/yAwXSrtj6ak. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Sumber berita Shalat Idul Fitri PCM GKB Sukses Live Streaming, Begini Persiapannya

Lazismu GKB Menghimpun Rp 737 Juta Selama Ramadan



Ketua Panitia Muharjo (berdiri ke-9 dari kiri) bersama seluruh panitia penyelenggara Shalat Idul Fitri dari PCM GKB Gresik, khatib Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg (ke-11), dan imam Imam Muhajir (ke-2). (Muhammad Iqbal Rizqi Sya’ban/PWMU.CO)

Lazismu GKB Menghimpun Rp 737 Juta Selama Ramadhan; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.

PCM GKB – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023). Ribuan jamaah berdatangan memadati lapangan berpaving pagi itu.

Panitia menghadirkan khatib Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg dari Yogyakarta. Adapun imamnya ialah Ustadz Imam Muhajir yang sehari-harinya menjadi imam Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.

Sebelum shalat dimulai, Ketua Panitia Sholat Idul Fitri PCM GKB Muharjo melaporkan jumlah zakat, infak, dan wakaf yang telah dihimpun Kantor Layanan (KL) Lazismu GKB selama Ramadhan. Muharjo memaparkan, perolehan zakat mal Rp 335,575 juta, zakat fitrah Rp 88,126 juta, infak Rp 236,56 juta, wakaf masjid Rp 54,161 juta, wakaf Quran Rp 5,9 juta, dan fidiah Rp 16,65 juta. Totalnya Rp 737,267 juta.

Adapun sebagian infak yang terkumpul dari jamaah Shalat Id pagi itu akan didonasikan untuk pengembangan proyek pembangunan Masjid Al Mizan di Perumahan Pondok Permata Suci (PPS), berdekatan dengan SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik. “Panitia mengucapkan jazakumullahu khairan katsiran,” imbuhnya.

Di tengah khutbahnya, Ustad Okrisal pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap panitia Shalat Id dari PCM GKB Gresik yang sudah melaksanakan tugasnya menyiapkan shalat hari itu. “Terima kasih sudah memandu teman-teman kita untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri hari ini,” ucap peraih gelar License (Lc) bidang Syariah Islamiah dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, itu.

Serangkaian Sholat Idul Fitri ini disiarkan secara live melalui kanal Youtube Masjid Taqwa Muhammadiyah GKB. https://www.youtube.com/live/cTEJaIt67ww?feature=share (*)

Sumber berita Lazismu GKB Menghimpun Rp 737 Juta Selama Ramadan

Dua Amalan Jelang Tidur Jadikan Sahabat Ini Calon Penghuni Surga



Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg khutbah usai Shalat Idul Fitri di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur. (Muhammad Iqbal Rizqi Sya’ban/PWMU.CO)

Dua Amalan Jelang Tidur Jadikan Sahabat Ini Calon Penghuni Surga; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni

PCM GKB – Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg menyampaikan ciri orang bertakwa kepada ribuan jamaah Shalat Idul Fitri di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023). Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Ali Imran 133-135. 

Ayat 133 berbunyi, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” 

Mendengar ayat itu, kata Ustadz Okrisal, orang Yahudi bertanya, “Ya Muhammad, kalau surga seluas langit dan bumi, neraka di mana?” 

Rasulullah SAW lantas menjawabnya dengan pertanyaan, “Wahai Yahudi, kalau malam, siang ke mana? Kalau siang, malam ke mana?” 

Kemudian ayat selanjutnya menjelaskan ciri orang bertakwa, “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 

Ustadz Okrisal menyadari, rasanya ringan untuk menyumbang ke masjid ketika mendapat tambahan harta. “Tapi kalau lagi susah? Istri sakit, motor hilang, wah luar biasa itu penderitaan! Masih ringan berinfak kepada Allah?” ucapnya. 

Alhasil, lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan, yang perlu dipelajari adalah tetap berinfak ketika sedang dalam keadaan susah. 

Di ayat yang sama, 134, ciri lain orang yang bertakwa disebutkan mampu menahan amarah. “Kaadzimin itu menyembunyikan emosi marah. Kita marah tapi orang lain tidak tahu kalau kita lagi marah. Kita susah tapi orang kira kita berkecukupan,” terangnya. 

Sebulan selama Ramadhan kemarin, lanjutnya, kita telah dilatih menahan marah kepada sesama manusia. “Satu bulan kita dilatih menghilangkan kepayahan dan kesakitan kita,” imbuhnya. 

Dua Amalan sebelum Tidur 

Ciri ketiga, memaafkan. Inilah salah satu syarat masuk surga. Ustadz Okrisal menyampaikan ketika Rasulullah SAW berkata ke para sahabatnya, “Wahai sahabatku, kalian pengin tahu nggak calon penghuni surga?” 

Sahabat kompak menjawab ingin. Rasulullah pun mengungkap, “Nanti ada orang yang masuk dan duduk di tempat itu.” 

Hari pertama, duduk orang tua yang tidak menunjukkan kelebihan apa-apa. “Oh orang ini pasti salah duduk,” batin sahabat.  

Hari kedua dan ketiga masih duduk orang tua yang sama. Akhirnya, sahabat Salman Al Farisi atau Abdullah bertanya, “Pak, bolehkah saya menginap di rumah Bapak?” Tujuannya mengetahui amalan khusus apa yang dia lakukan sehingga dia menjadi calon penghuni surga. Orang tua itu mengizinkan. 

Selama hari pertama sampai ketiga menginap di sana, Abdullah tidak menemukan amalan khusus yang lelaki itu lakukan. Akhirnya Abdullah mengakui, “Wahai Bapak, saya ke sini ada dua alasan. Pertama, ingin memberitahukan Bapak calon penghuni surga. Kedua, ingin menanyakan apa amalan Bapak yang berbeda dengan kami?” 

Si bapak menyampaikan, “Anda sudah melihat sendiri. Dzikir saya begitu, shalat saya begitu.” 

Setelah berpikir lebih lanjut, dia menyampaikan selalu melakukan dua hal di setiap malam sebelum berbaring ke tempat tidur. “Saya memaafkan kesalahan orang sebelum dia sempat meminta maaf kepada saya. Kedua, saya menghilangkan dendam di hati saya,” ungkapnya. 



Penampakan jamaah Shalat Idul Fitri yang memadati GKB Convex dari drone. Dua Amalan Jelang Tidur Jadikan Sahabat Ini Calon Penghuni Surga (Komar/PWMU.CO)

Saat Ada Kesempatan Balas Dendam 

Ustadz Okrisal menyatakan, dendam termasuk penyakit hati. “Kalau kita masih memelihara dendam, kita akan sampai pada penyakit SOS, yaitu Senang melihat Orang Susah dan Susah melihat

Orang Senang,” terang lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu 

Adapun bagi orang-orang yang bertakwa, sambung Ustad Okrisal, ketika kesempatan balas dendam datang maka ia maafkan orang-orang yang pernah menzaliminya. Begitupula ketika kita bisa melampiaskan dendam di hati, kita malah memaafkan. 

“Jangan sampai satu dosa kecil nanti menghalangi kita bertemu Allah. Pada hari itu tidak bermanfaat harta dan anak kecuali hati yang bening!” imbuhnya. 

Nabi Muhammad SAW kurang apa disakiti di Mekkah? Ustadz Okrisa mengisahkan, “(Nabi) Sampai diusir! Delapan tahun kemudian datang 12 ribu pasukan. “Apa kata orang Mekkah? Ini hari pembantaian! Muhammad akan membantai kita satu per satu.” 

Kata Rasulullah, “Tidak, ini hari kasih sayang. Pergilah kalian. Kalau masih bertahan dengan agama kalian, jangan ganggu kami. Kalau kalian Muslim, kalian menjadi bagian kami.” 

Kejadian itu menunjukkan bagaimana Rasulullah memaafkan kesalahan orang-orang yang sudah menzaliminya dahulu. Akhirnya dia mengajak, “Mari kita berbahagia, maafkan kesalahan saudara kita, menjadi insan muttaqin.” (*)

Sumber berita Dua Amalan Jelang Tidur Jadikan Sahabat Ini Calon Penghuni Surga

Jamaah Idul Fitri GKB Convex Diajak Jadi Selebritas Langit



Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg khutbah usai Shalat Idul Fitri di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur. (Muhammad Iqbal Rizqi Sya’ban/PWMU.CO)

Jamaah Idul Fitri GKB Convex Diajak Jadi Selebritas Langit; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni

PCM GKB – Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg dari Yogyakarta hadir di tengah ribuan jamaah Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023). 

Panitia shalat Idul Fitri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) menghadirkan Ustad Okrisal sebagai khatib. 

Ustadz Okrisal di awal khutbahnya mengajak jamaah bersyukur dan merenungkan, sudah satu bulan Allah menempa dan melatih mereka berpuasa dalam bulan suci yang mulia: Ramadhan. Dari tempaan dan latihan itulah menurutnya manusia bisa mengerti konsekuensi dari berniat puasa. 

Orang-orang yang biasanya melakukan hal-hal yang kurang diperkenankan, pada Ramadhan kemarin nyatanya bisa melaksanakan puasa. “Sebagai contoh, kita yang masih merokok, kalau di hari-hari biasa tidak merokok setengah jam (merasa) pusing, (bagaikan) dunia tanpa warna. Tapi ketika Ramadhan dan kita berniat puasa, kita kuat tidak merokok selama 12 jam. Subhanallah!” ujarnya. 

Dari contoh ini Ustadz Okrisal menarik kesimpulan, keinginan berhenti merokok tergantung niatnya. “Sudah niat dalam hati naik ke kepala. Sampai di kepala, kepala menginformasikan ke seluruh tubuh, kuat kita tidak merokok!” terang peraih gelar License (Lc) bidang Syariah Islamiah dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, itu.  

Kemudian, dia menyampaikan, dari berpuasa manusia bisa belajar bagaimana menahan dari sesuatu yang halal supaya yang haram pun tidak didekati. Ustadz Okrisal mencontohkan, “Kita punya sahur di rumah itu halal kita makan tapi kita tahan supaya yang haram tidak kita dekati.” 

Begitu pula dengan istri yang halal, selama berpuasa juga suami menahan untuk mendekatinya. “Orang kalau mengerti makna puasa tidak akan berani menentang perintah Allah karena yang halal sudah bisa ditahan, apalagi yang haram, lebih bisa ditahan lagi!” ujar lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. 



Ribuan jamaah memadati GKB Convex untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri. Jamaah Idul Fitri GKB Convex Diajak Jadi Selebritas Langit (Muhammad Iqbal Rizki Sya’ban/PWMU.CO)

Ikhlas, Jadi Selebritas Langit 

Ustad Okrisal menegaskan, puasa juga mengajarkan kepada Muslimin tentang keikhlasan tertinggi. Sebab puasa itu hanya diri sendiri dan Allah yang tahu sementara kalau ibadah lainnya bisa diketahui orang lain. “Shalat, oh orang itu sering ke masjid. Membayar zakat, amil mengetahuinya. Haji, dijemput 7 RT RW. Tapi kalau puasa? Yang tahu kita berpuasa dari Subuh sampai Maghrib hanya Allah dan kita!” tegas Ustadz Okrisal. 

“Apa yang diajarkan puasa? Setelah Ramadhan nanti, apapun ibadah dan amal shalih kita, cukup hanya Allah yang tahu. Minimal, nggak usah kita laporkan di media sosial!” ajaknya. 

Dia lantas mengajak jamaah merenung, untuk apa menulis di media sosial sudah mengaji satu juz pada hari itu. Contoh lainnya, “Kita umrah suami istri, tergoda foto di Ka’bah. Alhamdulillah, tapi dimasukkan ke media sosial. Lalu diberi caption: Ya Allah terimalah umrah kami. NgapainNgasih tahu ke orang kalau lagi umrah?” 

Itulah konteks puasa yang dia tekankan. “Bagaimana kita menyembunyikan amal shalih kita. Mendingan kita menjadi ‘selebritas langit’ daripada kita menjadi selebriti dunia!” imbuh Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu. 

Sebabnya, jadi selebriti dunia itu repot. Harus mengikuti orang lain. Tapi kalau menjadi selebriti langit, lanjutnya, hidup menjadi indah. 

Kepada ribuan jamaah yang hadir, Ustadz Okrisal mengungkap alasan lain mengapa Allah menyuruh mereka puasa. Yaitu agar tahu rasanya lapar. “Kalau ingin tahu rasanya lapar, jangan baca di Google. Langsung (puasa)!” 

Dari sini Ustadz Okrisal mengambil pelajaran untuk para pemimpin di level mana pun. Baik rektor, ketua, sampai gubernur. “Bergaullah dengan orang-orang di bawah kita. Kalau pemerintah ingin tahu nasib guru honorer, hiduplah dengan mereka,” imbaunya. 

Dia menekankan, merakyat itu bukan di gaya tapi di kebijakan. “Sukarno dan Pak Harto gayanya luar biasa tapi kebijakannya merakyat. Bukan kita turun ke mana-mana tapi harga tetap melambung tinggi,” imbuhnya. (*)

Sumber berita Jamaah Idul Fitri GKB Convex Diajak Jadi Selebritas Langit