Tag Archives: Dyah Nurmalita Sari

Outing OST Chef Class, Siswa Berlian Praktik Bikin Sushi

Siswa SD Berlian School
Antusiasme peserta praktik menggulung dan memotong sushi (Putri Ayu/Selawe.com)

PCM GKB – Siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) praktik langsung membuat sushi  pada Outing OST Chef Class di Ichikawa GKB, Jumat (23/05/2025).

Kegiatan outing chefclass kali ini diikuti oleh 30 siswa yang merupakan siswa kelas 1-5 dan terbagi menjadi 2 sesi.

Setibanya disana anak anak langsung disambut dengan pembagian apron (celemek) berwarna biru oleh chef abu yang akan memandu outing chef class kali ini.  Setelah itu mereka bergegas untuk duduk melingkar dan siap menerima materi membuat sushi langsung pada ahlinya.

“Baik anak anak perkenalkan nama saya chef abu yang akan menemani anak anak praktik membuat sushi,” ujar chef abu yang mempernalkan diri.

Selanjutnya beliau mulai menyebutkan bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat sushi. “Untuk membuat sushi kita perlu menyiapkan nasi, kyuri (timun), tanuki (kremesan), nori (rumput laut), crab stick tempura, dan makisu, ” terangnya sambil membagikan alat bahan tersebut kepada anak anak.

“Ada yang tau apa itu makisu dan fungsinya?” tanyanya secara interaktif pada anak-anak. “Alat untuk menggulung sushi chef,” jawab Srikandi Cahya siswa kelas 5 Alpha dengan penuh percaya diri.

Praktik dimulai dengan meletakkan nori pada lapisan paling bawah, kemudian dilanjut dengan meratakan nasi. Meratakan nasi ini harus dilakukan dengan hati hati untuk memudahkan kita dalam proses menggulung, Ujar chef abu. Setelah itu siswa meletakkan kondimen lain seperti kyuri, dan crab stick sesuai kreasi.

Langkah berikutnya yang paling menentukan adalah menggulung sushi. “Anak anak gunakan jempol diatas makisu kemudian tahan dengan jari telunjuk dan gulung serta ulangi sebanyak 2 kali. Tak lupa ratakan juga samping kanan dan kiri. Taraaa sudah jadi,” ungkapnya sambil demo praktik didepan anak-anak.

SD Berlian School
Foto bersama peserta outing chefclass berlian school di Ichikawa GKB (Ghaisani intan/selawe.com)

Di meja masing masing, anak-anak mulai praktik menggulung sushi. Beberapa nampak ada yang kesulitan, namun ada juga yang berhasil dengan mudah menggulung sushinya.

“It’s so challenging us,” ungkap mutiara zelia siswa kelas 4 Piramida pada kontributor selawe.com.

Setelah semua peserta telah berhasil melalui tahap menggulung sushi, langkah berikutnya adalah memotong sushi menjadi delapan bagian dan berkreasi untuk menghiasnya menggunakan saus mentai dan tanuki (kremesan).

Di akhir sesi siswa mendapatkan sertifikat dari Ichikawa GKB karena telah berhasil menyelesaikan materi dan praktik membuat sushi dengan baik. (*)

Penulis Dyah Nurmalita Sari. Editor Ichwan Arif.

Ini Oleh-Oleh Outing Japanese Berlian School di Unair

Siswa Berlian School
Awarding penulis huruf hiragana terbaik (Putri Ayu/Selawe.com)

PCM GKB – Siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) berkesempatan belajar langsung bahasa  Jepang di Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Jumat  (21/2/2025).

Bertemakan Unite Energy, Create Momentum, kegiatan Outing Class Japanese & English Club (OST Berlian School) mengajak langsung siswa Berlian School untuk belajar sosial culture budaya Jepang bersama mahasiswa Sastra Jepang Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Unair. Kegiatan ini diikuti oleh 65 siswa yang merupakan siswa kelas II-VI.

Setibanya di sana siswa Berlian School disambut dengan tarian yosakoi yang bertempat di Ruang Siti Parwati Fakultas Ilmu Budaya. Setelah menampilan tari, MC yang memandu acara memberikan sedikit penjelasan mengenai tarian tersebut.

Tari yosakai merupakan merupakan tarian pembuka yang energik yang memberikan semangat kepada orang-orang yang menontonnya. Sontak salah satu siswa Berlian School M. Zakir Maulana mengacungkan tangan untuk mengambil kesempatan bertanya lebih lanjut.

Foto bersama seluruh peserta Outing Class Berlian School (Albani/Selawe.com)

“Kak, apa nama alat musik yang digunakan untuk  tarian itu? Dan kapan saja biasanya  tarian tersebut tersebut ditampilkan?” tanyanya.

“Nama alat ini adalah naruko. Tarian ini biasanya ditampilkan saat acara adat atau resmi di Jepang, yang lebih spesifik juga disana ada festival yosakoi yang tentunya tarian ini adalah primadonanya,” terang MC

Masuk pada acara inti yaitu peserta outing dibagi menjadi 2 kelompok untuk menempati pos dan saling bergantian. Pos pertama yaitu belajar tentang Aisatsu (salam) dan Jikishoukai (Perkenalan diri) dalam bahasa Jepang. Sedangkan kelompok kedua yaitu belajar menulis huruf Hiragana.

Di pos pertama siswa belajar beberapa materi tentang Aisatsu dan Jikishoukai dalam bahasa Jepang, diantaranya: ohayou (selamat pagi), konnichiwa (selamat siang), konbanwa (selamat sore), arigatou gozaimasu (terimakasih), sayounara (selamat tinggal), hajimemashite watashiwa …… desu (untuk memperkenalkan nama), watashiwa . . . . sai desu (untuk memeperkenalkan usia), watashiwala . . . . .kara kimashita (untuk memperkenalkan asal) dan masih banyak lagi.

Selanjutnya, di pos ke dua anak-anak diajarkan cara menulis huruf hiragana dan mempraktikannnya. Huruf hiragana adalah salah satu jenis huruf dalam bahasa jepang yang digunakan untuk menulis kosakata asli dalam bahasa Jepang.

Di sana anak-anak diajarkan menulis huruf hiragana dasar dan hiragana turunan. Setelah diberikan materi anak anak dituntun untuk menulis langsung huruf hiragana pada selembar kertas hvs dan dan tinta sumi (tinta chat hitam khusus kaligrafi Jepang).

Siswa kelas 6 Diligent Qoid Ghurril Muhajjal menceritakan keseruan pengalaman pertamanya menulis huruf hiragana. “Awalnya bingung pada saat materi, tetapi ketika sudah mulai praktik dan tadi diberikan contoh jadinya lumayan lah tulisanku,” ucapnya sambil tersenyum.

Di akhir sesi anak-anak diminta untuk menuliskan harapannya pada selembar kertas tanzaku dan diikat langsung di ranting pohon bambu. Kemudian dilanjutkan dengan awarding penulisan huruf hiragana terbaik untuk peserta.

Kepada kontributor selawe.com, Pembina Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang Dhaniswari Ananta Ayu, S.Hum., M.Hum. menyampaikan kesan dan harapannya untuk siswa Berlian school.

“Saya merasa sangat kagum dengan siswa Berlian School karena tadi sekilas saya dengar bahwa di sekolah mereka sangat sering didatangkan foreigner dari berbagai mancanegara artinya anak-anak punya kesempatan untuk terbuka wawasan dan sudah terbiasa melihat berbagai culture yang sangat berbeda dari Indonesia,” katanya.

Dia berharap semoga dengan belajar bahasa di tempat ini nanti anak-anak dapat melihat dan mengambil sisi positif dari budaya jepang seperti cara memahami dan menyapa orang lain serta ke depannya menginspirasi anak-anak untuk studi lanjut di sana ataupun belajar tentang kemajuan teknologi negara Jepang,” pungkasnya. (*)

Penulis Dyah Nurmalita Sari. Editor Ichwan Arif