Tag Archives: Dheni Iga Pertiwi

Spemdalas Gelar Konferensi Wali Kelas, Ini Tujuannya

Konferensi Walas Spemdalas
Laporkan perkembangan siswa, Wali Kelas Spemdalas mengadakan agenda rapat bulanan, Kamis (23/1/2025).

PCM GKB – Laporkan perkembangan siswa, Wali Kelas SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengadakan agenda rapat bulanan dalam kegiatan Konferensi Wali Kelas, Kamis (23/1/2025).

Rapat yang dihadiri seluruh wali kelas Spemdalas, rapat ini tujuannya untuk memantau perkembangan belajar siswa selama di sekolah dan sebagai tindakan preventif.

Kepala Spemdalas Yugo Triawanto, M.Si. menjelaskan agenda rapat ini merupakan agenda yang rencananya akan dilaksanakan rutin setiap bulan. Sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab wali kelas atas perkembangan kognitif atau sosial terhadap kelas yang dikelolanya.

Selain itu agenda rapat ini bertujuan untuk melaporkan perkembangan setiap peserta didik, lanjutnya, juga menjadi bahan evaluasi dan sekaligus menyiapkan anak-anak sebelum menjalani libur nasional yang cukup panjang selama 5 hari (terhitung 25-29 Januari 2025)

“Rapat ini sangat penting, karena terdapat beberapa informasi penting terkait rencana percepatan digitalisasi untuk mempermudah kinerja wali kelas juga sekaligus mengoptimalkan Spemdalas dalam melayani dan mendampingi siswa dalam pembelajaran,” jelasnya dalam kata sambutannya.

Rapat Rutin

Wakil kepala bidang kesiswaan Spemdalas, Ichwan Arif, S.S., M.Hum. menjelaskan bahwa  karena rapat ini sifatnya rutin dan kontinu maka setiap bulan wali kelas membuat laporan perkembangan ketika dikelas seperti presensi, keluhan, kejadian, bahkan fasilitas sekolah.

Jadi, tekannya, ketika rapat sebelumnya ada permasalahan, maka harus segera diselesaikan bersama kesiswaan dan pihak terkait, sehingga permasalahan yang dialami peserta didik bisa terselesaikan dan tak terulang lagi.

“Sebagai contoh, kalau ada catatan tentang sarana itu bisa kita selesaikan dalam sehari, kenapa harus menunggu dua hari dan seterusnya,” katanya.

Spemdalas
Laporkan perkembangan siswa, Wali Kelas Spemdalas mengadakan agenda rapat bulanan, Kamis (23/1/2025).

Pendampingan dan Pembiasaan

Wali kelas VII Digital Technology Class Program (DTCP), Musrifatul Jannah, S.Psi. mengungkapkan, pendampingan serta pembiasaan ini juga diselingi oleh motivasi yang menguatkan siswa.

“Untuk pendekatan dengan anak-anak saya biasanya ngobrol santai dilakukan di waktu setelah pembiasaan pagi sebelum jam pelajaran pertama,” ungkapnya.

Selain itu, sambungnya, motivasi kepada anak-anak saya sering membahas tentang keterlambatan siswa dan juga etika kepada orang tua dan guru.

“Wali kelas lebih sering dalam berinteraksi dengan siswa. Hal ini yang menyebabkan wali kelas tahu bagaimana pola perubahan yang terjadi pada siswanya,” ucapnya. (*)

Penulis Dheni Iga Pratiwi. Editor Ichwan Arif.

Leadership Training Jadi Cara Jitu  IPM Spemdalas Upgrading Karakter

IPM Spemdalas
Sayyidah Nuriyah, S.Pd. saat menyampaikan materi dalam kegiatan Leadership Training di Spemdalas, Rabu (18/12/2024) (Ichwan Arif)

PCM GKB – PR IPM SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Gresik sukses menggelar kegiatan Leadership Training di CAC Room yang 25 Ipmawan dan 30 Ipmawati dari kelas VIII-IX, Rabu (18/12/2024).

Koordinator bidang Kader PR IPM Spemdalas, Octaria Wahyuni berharap semoga dengan adanya Kepelatihan Leadership ini dapat membantu mereka membawa pengalaman berharga yang diharapkan dapat menginspirasi peserta.

“Dengan bimbingan beberapa pemateri yang memiliki pengalaman organisasi dan telah sukses berorganisasi di IPM Spemdalas,” katanya.

Dia menuturkan, pelatihan leadership yang diberikan ke kader IPM Spemdalas ini menjadi media sekaligus tempat mereka untuk terus bertumbuh dalam belajar, khususnya bagaimana mereka menjadi pemimpin.

Dia berharap acara ini bisa mempererat ikatan positif antar generasi dan mendukung keberhasilan organisasi IPM di masa mendatang. Kegiatan ini diharapkan melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang tangguh dan berintegritas bagi organisasi sekolah dan masyarakat.

“Sekaligus demi kemajuan SMP Muhammadiyah 12 GKB,” tegasnya.

Korek Api

Dalam materinya, Sayyidah Nuriyah, S.Pd. yang mengangkat tema Embracing Positivity Within the Team menjelaskan bagaimana menerapkan dan membina hal-hal positif dalam sebuah team.

Dalam materi yang disampaikannya, terdapat beberapa hal yang bisa diambil tentang berpemikiran positif. Dia memberikan perumpamaan bahwa siswa yang tergabung dalam IPM itu sama dengan korek api yang berjajar dan mengumpamakan pemikiran positif itu layaknya nyala api.

“Sikap positif ataupun negatif itu sama dengan nyala api, mudah menyebar ke korek api yang lain,” katanya.

Salah satu anggota PR IPM Spemdalas, Syafa Aurellia mengatakan bahwa Kegiatan leadership yang kemarin dilakukan kurang lebih diikuti oleh sekitar 30 Ipmawati dan 25 Ipmawan. Siswa kelas IX Damascus ini menyampaikan tim dalam organisasi itu penting.

“Kesimpulan yang saya dapatkan setelah mengikuti kegiatan leadership kemarin yaitu dalam organisasi diibaratkan bahwa kita di organisasi ini sebagai hewan burung, namun burung yang memiliki sayap,” ucapnya.

Agar, lanjutnya, ketika ranting yang kita singgahi itu rapuh, maka kita tetap bisa terbang menggunakan sayap yang kita miliki.

“Sayap itu dapat diartikan sebagai kunci ketika sedang mengalami permasalahan dalam organisasi. Dengan cara seperti percaya akan kemampuan anggota tim, memahami tantangan, empati, dan optimis,” jelasnya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan harapan ke depannya untuk PR IPM Spemdalas. “Harapan saya untuk IPM ke depannya adalah semoga IPM bisa menjadi tempat untuk terbentuknya kader yang lebih baik.

“Selain itu saya harap antar anggota dapat menumbuhkan rasa empati dan saling membantu antara satu dengan yang lain,” ungkapnya ditemui setelah acara.

Penulis Dheni Iga Pratiwi. Editor Ichwan Arif.

Berbicara atau Mendengar, Mana yang Lebih Sulit?

Kammil Spemdalas
Fayyadh Althaf Ardyawan saat menyampaikan materi di kegiatan Kammil Spemdalas, Jumat (9/8/2024) (Ichwan Arif/PWMU.CO)

PCM GKB – Kajian Milenial (Kammil) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur membahas berbicara atau mendengar, mana yang lebih sulit?, Jumat (9/8/2024).

Acara yang diselenggarakan di Masjid Taqwa Spemdalas, pemateri Fayyadh Althaf Ardyawan mengatakan sebagian besar orang jika ditanya mana yang lebih sulit? Umumnya menjawab berbicara lebih sulit.

“Benarkah? Tidak salah, tapi juga tidak seluruhnya benar,” kata siswa kelas IX Granada di depan siswa putra kelas VII-IX.

Dia menuturkan, berbicara di dunia maya sangat mudah dilakukan, bahkan setiap menit ribuan atau bahkan jutaan tweet atau status baru berdatangan di timeline. Berbagai rasa, unek-unek, kekecewaan ditumpahkan dalam tulisan.

“Banyak juga orang yang berbagi cerita kebahagiaan. Berbicara di sosial media tak jauh berbeda dengan dunia nyata,” ucapnya.

Baca juga: Harapan Ketua IPM Spemdalas usai Dilantik

Dia menjelaskan kenyataan banyak orang yang pintar berbicara. Hampir setiap orang pasti akan senang berbicara. Apalagi kalau membahas tentang dirinya atau yang berhubungan dengan kesukaan atau hobinya.

“Bahkan tak jarang ahli kampanye yang senang sekali berbicara, bercerita untuk mempengaruhi,” sambungnya.

Faktanya, sambungnya, di balik kemudahan berbicara ada yang mungkin memang tidak pandai berbicara bisa jadi karena karakter yang pendiam, tidak menguasai sebuah perbincangan atau memang dia tidak mau terlihat vokal di kelompoknya.

“Namun tahukah kalian bahwa ada yang lebih sulit dari berbicara, yaitu kemauan dan kesadaran untuk mendengar,” katanya.

“Bagaimana bisa?” tanyanya pada temannya.

Banyak orang yang menganggap berbicara di depan umum itu sulit, namun ada yang lebih sulit lagi yaitu untuk mendengar. Oleh karena itu mengapa Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut.

Dia menyampaikan, dalam sudut pandang Islam, beberapa kisah menunjukan bahwa mendengarkan itu lebih sulit.

“Bahkan kisah tentang Nabi Musa As dan Firaun. Dalam kisah tersebut menunjukan bahwa Firaun tidak mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan pembicaraan yang benar (Al-Haq). Jadi, mendengar sesungguhnya jauh lebih sulit dibanding sekedar berbicara,” jelasnya.

Contohnya, lanjutnya, orang yang berpendidikan tinggi akan cenderung abai jika dinasihati, orang tua mungkin tersinggung jika dinasehati anaknya, senior tidak mau mendengar junior, maupun penguasa tidak mau mendengar jeritan rakyatnya.

dalam surah Qaf ayat 18 Allah Swt memberikan ancaman kepada yang banyak berbicara dengan menugaskan dua malaikat untuk mengawasi perkataannya. Pernah seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Saw.

“Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Muslim/64). Pada kesempatan lain Rasullah saw berkata “siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim).

Sebaliknya, tegasnya, Allah Swt memberi kabar gembira kepada hamba-hamba-Nya yang mendengarkan secara tekun dan bersungguh-sungguh  perkataan, lalu mengikuti secara bersungguh-sungguh apa yang paling baik di perkataan tersebut dalam surah Al-A’raf ayat 145.

“Dalam surah Az-Zumar ayat 18, maka mereka itu adalah orang-orang yang telah diberikan petunjuk (hidayah) dan mereka dijuluki ulul albab, yakni orang yang memiliki otak atau pikiran yang cerah, tidak diliputi kekeruhan,” katanya. (*)

Penulis Dheni Iga Pertiwi. Editor Ichwan Arif.