Tag Archives: Ain Nurwindasari

Self-Consciousness Pendidik

Pengajian Ramadan
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. Mundakir S.Kep. Ns.M.Kep. mengurai makna self-consciousness bagi para pendidik di Pengajian Ramadan Pengajian Ramadan 1446 H di Masjid Spemdalas GKB Gresik, Sabtu (22/3/2025).

PCM GKB – Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. Mundakir S.Kep. Ns. M.Kep. mengurai makna self-consciousness bagi para pendidik di Pengajian Ramadan Pengajian Ramadan 1446 H di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Sabtu (22/3/2025).

Dalam Kajian yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik ini, dia mengatakan dari kegiatan semacam ini manfaatnya bisa meningkatkan konektivitas, yang mungkin dulu jarang ketemu, dengan kegiatan ini bisa ketemu.

Menurutnya, pengajian juga bisa menjadi sarana healing yang akan menyehatkan jiwa. “Dengan ketawa lama tidak ketemu itu healing. Hormon positif meningkat, hormon negatif menurun,” imbuhnya.

Mundakir lantas mengungkapkan bahwa self-consciousness hampir sama dengan self awarness yang bermakna kesadaran diri. Self awarness menurutnya terkait dengan kesadaran diri untuk mengenal diri sendiri tanggung jawab terhadap diri sendiri. Adapun self-consciousness kesadaran diri yang terkait dengan tanggung jawab eksternal, yaitu tanggung jawab kepada Allah SWT.

“Namun self-consciousness agak berbeda, ada hubungan dengan eksternal,” tegasnya.

Menurut Mundakir, dalam Islam self-consciousness diwujudkan ketika seseorang menjadi orang bertakwa dan pribadi yang Ihsan. Dia menukil sebuah hadis.

الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك

“Ihsan itu ketika kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu,” ucapnya menerjemahkan hadis riwayat Imam Muslim tersebut.

“Kalau menjadi pribadi yang Ihsan itu kalau mau melakukan apa-apa bukan karena manusia tapi karena Allah,” tuturnya.

Mundakir lantas menjelaskan faktor yang mempengaruhi self-consciousness. Di antaranya adalah faktor pendidikan dan pemahaman agama.”Karena di pendidikan kita diajarkan nilai-nilai yang baik,” ucapnya.

Sebagai seorang Rektor, Mundakir berpesan bahwa tugas pendidik adalah menumbuhkan self-consciousness siswa ataupun mahasiswa. Ia pun mengaitkannya dengan deep learning.

“Deep learning mempelajari secara mendalam. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana siswa menyadari tanggung jawab belajarnya. Maka mendidik itu bukan hanya mengembangkan akal dan rasional, namun bagaimana menyentuh qalbunya,” jelasnya.

Mundakir lantas menukil terjemah sebuah hadis bahwa di dalam diri seseorang ada segumpal darah, yang jika ia baik maka seluruhnya juga ikut baik.

Mundakir kembali menegaskan bahwa mendidik tidak hanya akal. Karena menurutnya banyak orang yang berilmu tapi hatinya tidak baik. Maka tugas pendidik adalah menjadikan peserta didik Pintar dan tidak sakit hatinya.

“Penyakit hati di antaranya pamer, Kedua, mudah marah. Makanya kita diajarkan kalau sedang berdiri dan marah kita disuruh duduk,” terangnya.

Ketiga, penyakit hati ialah tamak, rakus. Menurut Mundakir Perilaku korupsi dikarenakan sifat tamak rakus. “Guru korupsi dengan korupsi waktu atau kinerja. Jual beli nilai. Dan Manipulasi data,” ungkapnya.

Mundakir menegaskan self-consciousness yang perlu dibangun oleh pendidik ialah bahwa tanggung jawab kita bukan hanya kepada masyarakat dan orang tua peserta didik, namun tanggung jawab kita sebagai pendidik itu juga kepada Allah SWT.

“Jadikan ramadhan bukan sekadar ritual tapi sarana transformasi. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menyentuh hati peserta didik jangan hanya akal saja,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Kajian Ramadan Spemdalas Bahas Ramadan Produktif, Ini Penjelasnnya

Spemdalas
Muhammad Dhiyauddin Hafidzullah Lc Dipl. saat menyampaikan Kajian Ramadan di Spemdalas, Kamis (13/03/2025).

PCM GKB – Kajian Ramadhan yang diikuti guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengajak untuk menjadikan Ramadan sebagai bulan yang produktif, Kamis (13/03/2025).

Kajian padat makna ini disampaikan oleh seorang hafidz lulusan Mesir kelahiran 2000, Muhammad Dhiyauddin Hafidzullah Lc Dipl.

Ustadz Dhiya’, panggilannya mengawali kajiannya dengan menyampaikan bahwa usia umat Mabi Muhammad relatif pendek. Oleh karena itu Allah SWT, katanya, memberikan anugerah bulan Ramadan di mana di dalamnya Allah melipatgandakan pahala ibadah maupun amal shalih hamba-Nya yang beriman.

“Di bulan Ramadan ini pahala ibadah dilipatgandakan menjadi 70 kali. Oleh karena itu meski usia kita pendek, namun kita bisa memaksimalkan usia kita dengan produktif di bulan Ramadan,” terangnya.

Tidak hanya itu, menurutnya pelipatgandaan amal kebaikan juga berlaku sebagaimana firman Allah SWT ketika membicarakan  infaq di Q.S. Al Baqarah ayat 261.

“Ketika kita melakukan satu kebaikan, maka kita seperti menanam satu benih, yang akan menjadi 7 tangkai, dan pada tiap tangkai akan tumbuh 100 biji. Artinya Allah akan melipatgandakan amal kebaikan kita menjadi 700 kali lipat atau terserah Allah, karena sifat-Nya yang Maha Pemurah,” paparnya.

Ustadz Dhiya’ juga menyampaikan meski di bulan Ramadan setan-setan telah dibelenggu, namun manusia masih bisa bermaksiat karena manusia memiliki hawa nafsu.

“Satu-satunya cara untuk mengalahkan keburukan adalah dengan memalingkan jiwa kita dari keburukan,” ungkapnya.

Ia lantas menukil Q.S. Al-Ankabut ayat 69:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ

‘Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.’

Dari ayat tersebut ia menekankan pentingnya berjihad melawan hawa nafsu.

Terakhir, dia memberikan tips tentang bagaimana agar tetap menjaga semangat Ramadan setelah meninggalkan bulan Ramadan ini nantinya, yaitu dengan menjaga ketakwaan.

“Maka tolak ukur takwa ialah sebagaimana perkataan Ali Bin Abi Thalib:

 التقوى هي الخوف من الجليل ، والعمل بالتنزيل ، والقناعة بالقليل ، والإستعداد ليوم الرحيل

Artinnya : “Taqwa adalah takut kepada Allah, beramal sesuai yang diturunkan (Al-Quran dan As-sunnah), menerima dengan yang sedikit dan selalu senantiasa bersiap-siap menempuh untuk  hari perjalanan menghadap Allah (hari akhir).

“Maka orang yang berhasil setelah Ramadan akan semakin bertambah rasa takutnya kepada Allah,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif 

Spemdalas Ajak Siswa Miliki Mindset Wirausaha di Acara Ini

Inspiring Day Spemdalas
Dr. (Cand) Ahmad Fahrudin Husen, S.Pt., MP. saat menyampaikan materi di acara Inspiring Day, Masjid Taqwa Spemdalas, Jumat (21/2/2025).

PCM GKB – SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik terus berupaya membekali siswanya dengan keterampilan masa depan melalui program Inspiring Day.

Kegiatan yang digelar pada Jumat (21/2/2025) Masjid Taqwa Spemdalas ini diikuti oleh 240 siswa kelas 8 dan menghadirkan Dr. (Cand) Ahmad Fahrudin Husen, S.Pt., MP. sebagai pembicara utama. 

Dengan mengusung tema The Entrepreneur Mindset: Skills for the Future, acara ini bertujuan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Ahmad Fahrudin Husen, yang dikenal sebagai akademisi dan pengusaha muda, menekankan bahwa wirausaha bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga tentang kreativitas, inovasi, dan keberanian mengambil risiko. 

“Seorang wirausaha harus memiliki pola pikir kreatif, berani mengambil tantangan, dan fokus mencari solusi. Dengan mindset yang tepat, setiap orang bisa menjadi entrepreneur sukses,” ungkap Ahmad Fahrudin Husen. 

Dia menyampaikan mindset Wirausaha: Dari Ide ke Aksi . Dalam pemaparannya, Ahmad Fahrudin Husen menjelaskan bahwa wirausaha dapat dimulai dari ide kecil yang dikembangkan menjadi aksi nyata. Ia membagi wirausaha menjadi dua jenis.

“Pertama, entrepreneur yaitu orang yang membangun bisnis sendiri dengan risiko pribadi dan kedua intrapreneur yaitu orang yang berinovasi dalam organisasi atau perusahaan untuk menciptakan solusi baru,” katanya.

Dia juga menyoroti pentingnya kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha. Seorang entrepreneur harus mampu melihat peluang dalam setiap tantangan dan memiliki mental pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan. 

Dalam sesi interaktif, narasumber menjelaskan lima langkah sederhana bagi siswa yang ingin memulai usaha, riset pasar sederhana – Mengenali kebutuhan pasar, harga produk, dan persaingan. 

“Kedua, menentukan target konsumen – memahami siapa yang membutuhkan produk atau jasa yang akan dijual. Kedua, menghitung modal dan keuntungan – Mencatat semua pengeluaran dan menentukan margin keuntungan,” jelasnya.

Ketiga, membuat strategi pemasaran – memanfaatkan media sosial dan strategi promosi lainnya. Keempat, berkonsultasi dengan orang tua/guru – mendapatkan saran dan dukungan dalam menjalankan usaha. 

Ahmad Fahrudin Husen lantas memberikan tips mengembangkan jiwa wirausaha, yaitu dengan belajar dari pengalaman dan memulai dari hal kecil. Ia mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan kewirausahaan di sekolah, seperti market day atau workshop bisnis. 

“Kedua, mengamati dan belajar dari pengusaha sukses di sekitar mereka. Ketiga, menjadikan kegagalan sebagai pelajaran, bukan sebagai hambatan untuk maju,” tambahnya.

Kegiatan Inspiring Day ini, katanya, sejalan dengan visi SMP Muhammadiyah 12 GKB dalam mencetak siswa berkarakter, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Kepala sekolah dalam sambutannya menyampaikan bahwa penguasaan keterampilan kewirausahaan sangat penting bagi generasi muda. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif

Kajian Pra-Ramadan: Allah Hadirkan Bulan Ramadan bukan tanpa Alasan

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik Fiqih Risallah, MA., PhD. Saat menyampaikan materi di Kajian Pra-Ramadan di Smamio.

PCM GKB – Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik menyelenggarakan kajian pra-Ramadan yang dilanjutkan dengan senam bersama.

Kegiatan yang diikuti oleh seluruh guru dan karyawan dari AUM PCM GKB empat sekolah ini mengusung tema Healthy and Happy for Welcoming Ramadan, diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik, Sabtu (15/02/2025).

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik Fiqih Risallah, MA., PhD., menyampaikan kajian pagi itu. “Allah menghadirkan bulan Ramadan bukan tanpa alasan. Namun penuh alasan. Ramadan bulan pembakaran fisik dan rohani,” terangnya.

Dia mengingatkan bahwa sebagai pendidik baik guru maupun karyawan, agar dijadikan wasilah untuk mencari ridha Allah SWT. “Kita semua bekerja untuk mencari ridha Allah. Meski hal ini terdengar klasik,” tuturnya.

Selain mengingatkan bahwa semua permasalahan pasti ada masanya, Fiqih juga menekankan bahwa semua pihak baik dari PCM, majelis maupun guru dan karyawan memiliki fungsi untuk saling mengontrol.

“Dalam rangka ta’muruuna bil ma’ruuf wa tanhauna ‘anil Munkar (menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan),” jelasnya.

Selanjutnya ia juga memberi pesan agar jangan merasa lebih baik dari orang lain, namun cukup merasa lebih baik dari kemarin.

Terakhir dia berpesan agar Bertanggung jawab tidak hanya pada persyarikatan tapi juga pada sang Pencipta. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Spemdalas Kunjungi Smamda Surabaya, Ini Bahasan Pentingnya

SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik melakukan kunjungan studi inspiratif ke SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Sabtu (8/2/2025).

PCM GKB – SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik melakukan kunjungan studi inspiratif ke SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Sabtu (8/2/2025).

Kunjungan yang dipimpin oleh Waka kesiswaan Ichwan Arif, S.S., M.Hum diikuti oleh 5 peserta lainnya yaitu Waka Ismuba Ain Nurwindasari S.Th.I., MIRKH, Korbid Konseling Ahmad Indra Baskoro, S.Psi., Korbid Bina Kader Octaria Wahyuningtyas, Korbid Bina Prestasi Pengembangan Diri Fihalisa Mughi Tri Alya S.Hum, dan Korbid Tahfidz Siti Uswatul Jannah, S.Pd.

Pihak Smamda menyambut hangat kedatangan Spemdalas yang sudah tiba pada pukul 08.00 di Gedung Smamda Tower lantai 4. Diwakili oleh Mukhlasin, ST, MPd Wakasek sarpras, PLH kepala sekolah (karena saat itu H. Astajab, S. Pd., M.M sedang berada bertugas ke Bengkulu sebagai Tim Penjamin Mutu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Jakarta memberikan pendampingan mutu terhadap sekolah atau madrasah di lingkungan Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kepahiang).

Selain Mukhlasin, ST, MPd, turut menyambut kedatangan tim Spemdalas, Wakasek Humas Rr. Tanti Puspitorini, S.S, Wakasek kesiswaan Budi Astjarjo, S.Pd, Koord HRD/Personalia Drs. Sulaiman, MA, Koord Bk Syahida Azmi Rumbia, S.Pd, dan Asisten Wakasek Kurikulum bidang Pengembangan Program Internasional, Ratna Yuliawati, S.Si.

Dalam sambutannya, Mukhlasin menyampaikan bahwa (program) sekolah Ini adalah sesuatu yang tidak paten, tapi kita (selaku manajerial sekolah) harus terus ikut perkembangannya.

“Kami juga perlu diberi masukan, kita ini keluarga. Ibarat suami istri harus saling menutupi, dan tidak boleh ada yang ditutupi (disembunyikan) satu sama lain. Apa yang menjadi kelebihan dari SMP Muhammadiyah 12 GKB tolong kami juga diberi tahu. Itu yang namanya sharing,” ucapnya.

Visit Inspiratif
SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik melakukan kunjungan studi inspiratif ke SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Sabtu (8/2/2025).

Mukhlasin menegaskan SMP Muhammadiyah 12 bukanlah pesaing SMAMDA tetapi menjadi mitra. “Terutama bagaimana mengelola anak-anak yang di boarding bagaimana pembinaannya, itu juga barang kali Spemdalas lebih bagus dan bisa sharing ke kita,” imbuhnya.

Sementara itu, Waka Kesiswaan Spemdalas Ichwan Arif S.S., M.Hum menyampaikan maksud kunjungannya ke Smamda yaitu di antaranya agar ada refreshment terkait wawasan pengelolaan sekolah.

“Agar tidak di sekolah terus namun keluar untuk belajar. Jadi Studi inspiratif ini Semangatnya sama-sama belajar,” terangnya.

Arif lantas memperrinci beberapa hal yang ingin dipelajari dari Smamda, di antaranya dalam bidang bina prestasi, pembinaan kader IPM, konseling siswa termasuk rasio guru konseling dan siswa, serta program dan kelas tahfidz yang telah dijalankan oleh Smamda.

Dari kegiatan sharing session ini Spemdalas merasa mendapatkan banyak wawasan baru, di antaranya terkait program dan kelas tahfidz yang dipaparkan oleh Drs. Sulaiman, MA, selaku Koord HRD/Personalia.

“Kelas tahfidz ini baru ada pada tahun ajaran 2024-2025, karena kita mendapatkan tantangan karena beberapa siswa dari pondok, tidak mau pondok lagi yang penting ada tahfidznya. Maka 40 siswa ndaftar, dengan seleksi minimal dua juz, akhirnya kita menerima 22 siswa di kelas tahfidz, kelas 10,” terangnya.

Adapun dalam bidang bina prestasi, Budi Astjarjo, S.Pd, selaku Wakasek kesiswaan menyampaikan bahwa setiap anak itu hebat dan memiliki potensi masing-masing. Ia lantas memaparkan bahwa di SMAMDA siswa mendapatkan pembinaan untuk meraih prestasi mereka dengan pendanaan sharing antara sekolah dan wali siswa.

“Ada yang lomba sampai ke Dubai dengan biaya mencapai 100 juta, dan itu siswa kita ada yang ikut,” jelasnya.

Budi mengakui wali siswanya sangat mendukung program bina prestasi di Smamda dan hal itu menjadi salah satu kunci kesuksesan prestasi siswa siswinya, selain juga melakukan pembinaan lomba secara rutin dan terukur.

Wakasek Humas Smamda Rr. Tanti Puspitorini, SS, menambahkan bahwa setiap bulannya sekolah  mengadakan podcast yang mengundang siswa berprestasi dan wali siswanya.

“Dari situ siswa yang berprestasi merasa diapresiasi. Dan setiap tahun pada saat akhir tahun pelajaran, kita berikan penghargaan bagi siswa yang telah mengukir prestasi di tahun ajaran tersebut,” terangnya.

Adapun dalam bidang IPM, Budi menjelaskan bahwa IPM merupakan unsur yang sangat penting di Smamda karena kinerja mereka sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam menghandle berbagai kegiatan di Smamda.

“Hampir setiap bulan mereka ada kegiatan. Seperti saat ini mereka sedang sibuk menghandle kegiatan Smamda Cup,” terangnya.

Budi menegaskan bahwa kunci dalam membina kader-kader IPM adalah dengan memberikan mereka bimbingan dan kepercayaan, serta menguatkan semangat ber-IPM mereka dengan menghadirkan para alumni IPM yang saat ini sudah lulus untuk memberikan semangat.

“Selain itu, setiap tahun kita ajak anak IPM Ke kantor PP IPM di Jogja atau di Jakarta. Harapannya mereka bisa lebih semangat menjalankan organisasi IPM dengan baik,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif

Hadirkan Dokter Gigi, Spemdalas Ajak Siswa Menjaga Kesehatan Gigi

Inspiring Day
drg Paramita Rachmawati Zulkarnain dalam kegiatan Inspiring Day yang diikuti oleh 220 siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik di Masjid Taqwa Spemdalas, Jumat (24/1/2025)

Sikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Jangan lupa sikat giginya gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, untuk membantu remineralisasi yaitu proses mengembalikan mineral pada gigi yang hilang

PCM GKB – Bagaimana awalnya seseorang bisa sakit gigi? Pertanyaan ini dijawab tuntas oleh drg Paramita Rachmawati Zulkarnain dalam kegiatan Inspiring Day yang diikuti oleh 220 siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jumat (24/01/2025) di Masjid Taqwa Spemdalas.

Dokter cantik yang masih single ini membagikan tips merawat gigi agar tetap sehat dalam materinya yang berjudu Heathy Teeth For Heathy Life. Dia memaparkan 6 masalah gigi yang paling sering terjadi.

“Yang paling sering dialami biasanya karies (gigi berlubang), penyakit gusi, maloklusi (gigi tidak rapi), bau mulut, sariawan, dan kelainan sendi rahang,” papar Mita, sapaan akrabnya.

Oleh karena itu, alumni Spemdalas lulus pada 2011 silam itu mengajak adik-adik kelasnya tersebut untuk mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan gigi. Misalnya, untuk mencegah gigi berlubang, Mita menjelaskan 6 tips agar bisa mencegahnya.

“Sikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Jangan lupa sikat giginya gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, untuk membantu remineralisasi yaitu proses mengembalikan mineral pada gigi yang hilang,” terangnya.

drg Paramita Rachmawati Zulkarnain dalam kegiatan Inspiring Day yang diikuti oleh 220 siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik di Masjid Taqwa Spemdalas, Jumat (24/1/2025)

Selain itu, Mita menekankan agar siswa rajin berkumur dengan air putih setelah makan juga rutin periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk mengecek kesehatan gigi.

Mita juga menjelaskan penyakit gusi yang disebut dengan gingivitis, yaitu masalah gusi yang menyebabkan infeksi. Ia lantas menerangkan ciri-ciri gusi yang bermasalah.

“Gingivitis itu biasanya gusinya berwarna kemerahan, kemudian mudah berdarah, terus kerasa bengkak atau sakit, dan bau nafasnya tidak sedap,” terangnya.

Adapun untuk masalah gigi berupa gigi tidak rapi, Mita menyarankan agar dipasang kawat gigi (ortodonti), karena gigi yang tidak rapi bisa menyebabkan masalah gigi lainnya seperti bau mulut, meningkatkan trauma sendi rahang maupun jaringan lunak.

Masalah yang tidak kalah pentingnya seputar gigi dan rongga mulut ialah bau mulut atau disebut halitosis.

“Bau yang tidak sedap itu disebabkan oleh aktifitas pembusukan dari mikroorganisme di dalam rongga mulut. Sekitar 90% kasus halitosis disebabkan oleh kondisi kurangnya kebersihan rongga mulut dan mulut kering (xerostomia),” jelas dokter gigi yang sudah bertugas selama 4 tahun tersebut.

Selain memperhatikan pola dan menu makan, Mita juga menyarankan agar siswa membersihkan rongga mulut secara rutin dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari untuk mencegah bau mulut.

“Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, kalau bisa konsumsi permen atau permen karet rendah gula (xylitol) agar mencegah mulut menjadi kering, kemudian perbanyak minum dan mengonsumsi makanan-makanan berserat, dan gunakan obat kumur yang tidak mengandung alkohol,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

PCM GKB adalah PCM Berbasis Amal Usaha, bukan Berdasarkan Teritorial

Sekretaris PCM GKB

Sekretaris PCM GKB, Ir. Sugeng. Saat menyampaikan materi di acara Darul Arqam Majelis Dikdasmen dan PNF (PCM) GKB Gresik di Rayz UMM Hotel Malang, Jumat-Sabtu (18-18/1/2025). (Ichwan Arif)

PCM GKB – Untuk memperkuat dan memperdalam pemahaman terkait persyarikatan Muhammadiyah para pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, mereka mendapatkan materi Keorganisasian Muhammadiyah dalam kegiatan Darul Arqam Majelis Dikdasmen dan PNF (PCM) GKB Gresik di Rayz UMM Hotel Malang, Jumat-Sabtu (18-18/1/2025).

Peserta yang terdiri dari Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Muhammadiyah GKB (Mugeb School) Gresik yaitu SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb), SD Muhammadiyah 2 GKB (berlian School), SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB.

Kegiatan yang bertema Inculcalting Muhammadiyah’s Values and Virtues ‘Together Stronger and Stronger Together’ tersebut diharapkan dapat memacu semangat para pimpinan AUM dalam memajukan dan membuat inovasi di sekolah masing-masing sesuai dengan ruh Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah sekaligus gerakan tajdid.

Materi Keorganisasian dalam Muhammadiyah disampaikan langsung oleh sekretaris PCM GKB, Ir. Sugeng. Dia mengawali materinya dengan mengisahkan awal berdirinya Muhammadiyah GKB yang berawal dari pengajian Al-‘Ashr. Menurutnya PCM GKB memiliki keunikan dibanding PCM lainnya, hal ini karena PCM GKB berdiri bukan berdasarkan batas wilayah teritorial, melainkan berdasarkan berdirinya amal usaha.

“Jadi PCM GKB ini adalah PCM yang basisnya adalah amal usaha. Berdirinya PCM GKB bukan berdasarkan teritorial tapi amal usaha,” terangnya.

Sugeng menjelaskan PCM GKB berdiri pada April tahun 2000. Menurutnya, berdasarkan data saat ini, Muhammadiyah merupakan organisasi yang sangat besar karena selain memiliki cabang di seluruh Indonesia juga memiliki cabang istimewa di luar negeri.

“Muhammadiyah punya PCIM, sebanyak 30 PCIM,” terangnya.

Sugeng menambahkan, karena PCM GKB berdiri berdasarkan AUM, bukan teritorial maka PCM ini memiliki amal usaha di luar wilayah GKB. Ia juga menjelaskan bahwa hal serupa terjadi pada PCM Sepanjang, Sidoarjo. Dimana PCM Sepanjang ini membeli rumah sakit di Jombang, sehingga memiliki amal usaha di luar wilayah teritorialnya.

Sugeng lantas menjelaskan penyebutan istilah ketua dan ketua umum serta wakil ketua, yang sering kali salah penempatan. Ia menyatakan sebutan ketua adalah untuk pimpinan ranting hingga pimpinan wilayah, sedangkan ketua umum adaah sebutan untuk pimpinan pusat.

Selanjutnya, Sugeng menjelaskan susunan organisasi Muhammadiyah yang terdiri dari pimpinan ranting, pimpinan cabang, pimpinan daerah, pimpinan wilayah hingga pimpinan pusat.

Adapun Ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah di antaranya ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Tingkatkan Public Speaking, Spemdalas Gelar Pelatihan Dai

IPM Spemdalas
Siswa Spemdalas mengikuti pelatihan dai yang dilaksanakan, Sabtu (14/12/2024) di Andalusia Hall.

PCM GKB – Sebanyak 100 siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti pelatihan dai yang dilaksanakan, Sabtu (14/12/2024) di Andalusia Hall.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pesan-pesan Islam atau biasa disebut menjadi dai maupun daiyah tersebut mengundang dua pemateri, Yaitu Siswanto S.Pd.I dan Deby Agus Santoso, motivator sekaligus public speaker.

Wakil Kepala Sekolah bidang Ismuba (Al-Islam, kemuhammadiyahan dan bahasa arab) Ain Nurwindari dalam sambutannya memberikan semangat kepada peserta pelatihan terkait manfaat menjadi dai.

Dia mengingatkan peserta bahwa menjadi dai tidak selalu berbicara di depan mic ataupun di depan banyak orang.

“Ketika kita bisa menunjukkan nilai-nilai Islam dengan perilaku kita yang santun, membuang sampah pada tempatnya, menolong yang membutuhkan, sebetulnya itu sudah berdakwah. Kalian tentu ingat di pelajaran Kemuhammadiyahan bahwa dakwah tidak hanya bil lisan, tapi ada dakwah bil qolam (dengan tulisan) dan dakwah bil hal (dengan perbuatan),” ucapnya.

Dia lantas menyebutkan bahwa ada satu majalah milik PP IPM yaitu bernama Kuntum. Kata Kuntum diambil dari Surat Ali Imran ayat 110 yang lantas ia nukilkan beserta artinya.

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ 

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

Siswanto, dai sekaligus guru Al-Islam di SD Muhammadiyah 1 GKB menyampaikan pentingnya menjadi da’i. Menurutnya, semua orang Islam penting menjalankan tugas sebagai dai agar nilai-nilai Islam tersebar melalui lisan dan tingkah laku umatnya sendiri.

Public Speaking

Sementara itu, Deby, public speaker motivator menyampaikan materi terkait public speaking training.

Menurutnya  public speaking merupakan seni berbicara di depan umum untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar.

Dia juga menyampaikan manfaat memiliki skill public speaking di antaranya memiliki rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan komunikasi bahkan bermanfaat untuk prestasi, karir dan kepemimpinan.

“Bidang yang berkaitan langsung dengan public speaking itu di antaranya ada MC, Moderator, Pemateri, Motivator, Host, Penyiar Radio, Podcaster, Presenter Tv. Tapi ada juga bidang yang tidak berkaitan langsung dengan public speaking namun tetap butuh (public speaking), yaitu guru, dosen, mahasiswa, pemimpin, kasir, resepsionis,” terangnya.

Deby lantas menjelaskan struktur public speaking yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutupan.

“Pembukaan bisa kita lakukan dengan mengucapkan salam, Assalamu’alaikum, Selamat pagi/siang bapak/ibu, hadirin yang kami hormati, hadirin yang berbahagia. Kemudian isi bisa kita sebutkan misalnya ada lima hal yang ingin saya sampaikan,” jelasnya.

Terakhir, pada bagian penutup Deby menyampaikan agar public speaker tidak lupa mendoakan audiens agar bisa memahami dan mengamalkan materi yang disampaikan.

“Agar kita memiliki kemampuan public speaking yang semakin baik, kuncinya adalah memperbanyak latihan. Juga penting kalau kita bisa masuk di komunitas bidang public speaking agar semakin terasah,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nur Windasari. Editor Ichwan Arif.

Mengupas Makna Kemakmuran di Hari Syiar Bermuhammadiyah

Saad Ibrahim
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. Sa’ad Ibrahim MA saat menyampaikan materi di Hari Syiar Bermuhammadiyah yang digelar PCM GKB Gresik di Masjid Taqwa Spemdalas, Sabtu (30/11/2024). (Ain Nurwindasari)

PCM GKB – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr. Sa’ad Ibrahim MA mengupas makna ‘makmur’ dalam taushiyahnya di Hari Syiar Bermuhammadiyah yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (pcm gkb) GKB, Sabtu (30/11/2024).

Dalam acara yang mengangkat tema Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua, dia menjelaskan makmur berasal dari kata ma’muurun. Isim fa’ilnya adalah aamiirun. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah takmir.

“Namun, sebenarnya istilah takmir itu merujuk pada masdar dari ammara yu’ammiru ta’miiron. Isim fa’ilnya adalah mu’ammir, sedangkan yang dimakmurkan disebut mu’ammar,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa istilah ini banyak digunakan dalam Alquran dan hadis. Salah satunya hadis Nabi Muhammad SAW, “Khairukum man thaala ‘umruhu, wa hasuna ‘amaluhu.” (Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya).

Baca juga: Hari Bahagia, Hari Syiar Bermuhammadiyah

Menurutnya, kata ‘umur’ dalam bahasa Arab tidak sekadar merujuk pada angka usia, tetapi lebih kepada pencapaian atau kebaikan yang dihasilkan seseorang selama hidupnya.

“Contohnya, ketika seseorang bertanya ‘kam umruka?’ itu bukan hanya soal usia, melainkan apa yang telah diperbuat dalam hidupnya. Bahkan, seseorang yang telah wafat bisa tetap ‘hidup’ jika kebaikannya terus disebut dan dirasakan,” katanya.

Legacy Kebaikan

Dr. Sa’ad mencontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW, yang meskipun telah wafat, selalu disebut dalam doa umat Islam, termasuk dalam shalat. Begitu juga KH Ahmad Dahlan yang wafat pada 1923, tetapi kebaikan dan perjuangannya terus diteruskan oleh kader Muhammadiyah hingga kini.

“Ada orang yang sudah meninggal tapi tetap hidup karena kebaikannya. Selama orang masih menyebut kebaikannya, ia tetap hidup, setidaknya di hati orang-orang yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Baca juga: Dokumen Ideologi Muhammadiyah disampaikan di Hari Syiar Bermuhammadiya

Dia mengingatkan pentingnya meninggalkan warisan kebaikan (legacy) bagi generasi mendatang. Keadilan, menurutnya, adalah kunci utama membangun peradaban yang bermakna.

“Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah menyatakan, al-dzulmu muharridun lil ‘umro—kedzaliman itu menghancurkan peradaban. Sebaliknya, keadilan membangun peradaban,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.

Ketika Guru ICP Spemdalas Belajar Manajemen Kelas dari Kepala Sekolah Sampoerna

ICP Spemdalas
Adelina Holmes saat menyampaikan materi pelatihan manajemen kelas di Spemdalas, Sabtu (2/10/2024).

PCM GKB – Sebanyak 20 guru yang mengajar di International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas)  GKB gresik mengikuti pelatihan manajemen kelas dengan pemateri Kepala Sekolah Sampoerna Academy Surabaya, Adelina Holmes, Sabtu (2/10/2024).

Membawa materi bertema Classroom management and student-centered classrooms, Adelina begitu piawai memberikan contoh praktik mengajar agar siswa tidak bosan selama belajar.

Wanita asal Inggris yang sedang menyelesaikan studi doktoralnya secara online di salah satu kampus di Amerika itu menekankan pentingnya manajemen kelas dengan keterlibatan siswa (student engagement) dan agar guru meninggalkan metode mengajar passive learning menuju active learning.

Sambil menunjuk ke arah layar yang menampilkan gambar seorang guru yang sedang mengajar dan siswa yang duduk memperhatikan, Adelina memastikan bahwa gambar tersebut mengingatkan para guru pada pengalaman belajar mereka belasan tahun silam.

Pelatihan yang berlangsung selama hampir 3 jam tersebut menekankan pada pentingnya meminimalisir TTT (teacher talking time) menjadi STT (student talking time).

Baca jugaMajelis Pelayanan Sosial dan Kifama PCM GKB Gelar Pelatihan Perawatan Jenazah

Adelina mengingatkan para guru agar mewaspadai beberapa jenis TTT.

Pertama, echoing (menirukan ulang apa yang diucapkan oleh siswa). Kedua,  recasting (menirukan sambil memberi koreksi apa yang diutarakan oleh siswa).

Ketiga, yes no question (memberi pertanyaan pada siswa yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak).

Keempat, wait time (seharusnya setelah memberikan pertanyaan pada siswa guru memberi waktu siswa untuk berpikir, bukan malah memberondong dengan sejumlah pertanyaan baru hingga siswa tidak memahami pertanyaan sebenarnya).

Kelima, tag question (pertanyaan yang bersifat closed ended dan hanya membutuhkan pembenaran dari siswa).

Kebiasaan TTT menurut Adelina membuat suasana pembelajaran kurang hidup, meski guru acap kali mengklaim ia telah membuat kelas selayaknya active learning, padahal yang terjadi bukan menggambarkan active learning yang sebenarnya.

Adelina juga menyampaikan bahwa guru sering kali salah memahami active learning yaitu sebagai suatu pembelajaran yang membuat repot guru karena harus menyiapkan berbagai alat peraga ataupun media.

Padahal menurutnya active learning memberi kesempatan pada siswa agar lebih aktif, bukan sebaliknya.

Peserta mengaku sangat senang dengan pelatihan ini. Seperti halnya disampaikan pengajar fisika di kelas ICP Desy Suryani MPd.

“I amaze with the way you make us quiet in a second, and also you burn our spirit to be a better teacher,” ucapnya.

Hal senada juga dikatakan guru fisika di kelas ICP M. Ainun Na’im SPd. Dia mengatakan, after this training, Insya Allah I will be an even better teacher, I will run a student center learning, I will be a powerful teacher and more creative in teaching,” tuturnya.

Sementara itu Emi Dwi Wijayanti SPd, peserta yang merupakan guru mapel social di kelas 9 ICP merasa termotivasi dan ingin menerapkan pembelajaran yang lebih baik di kelasnya.

“I think this workshop is super fun. We enjoy a lot and we learn alot about how to handle our classrooom to be student center. I hope after this workshop we can be better teacher to our students,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.