
PCM GKB – Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik kembali menjadi pusat perhatian jamaah pada Kamis, 24 Juli 2025. Kajian Aqidah bersama Ustadz Bangun Samudro berlangsung di masjid dua lantai itu. Ditayangkan juga secara live streaming. Menghadirkan ratusan jamaah baik hadir langsung maupun mengikuti dari rumah.
Sejak awal, Ustadz Bangun mengingatkan betapa agungnya kesempatan hadir di majelis ilmu. Ia mengutip hadis riwayat Imam Bukhari nomor 71 dari Muawiyah bin Sufyan radhiallahu ‘anh, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah akan memahamkannya dalam agama.”
Ustadz Bangun menekankan, duduk di majelis taklim sama halnya berada di taman surga. Hadis riwayat Anas bin Malik dalam Shahih Muslim menyebut bahwa majelis ilmu, dzikir, dan pengajian al-Qur’an serta hadis adalah riyadhul jannah–taman-taman surga. Karena itu, jamaah diajak bersyukur karena dipilih Allah untuk hadir dan mendapatkan bekal akhirat.
Akhlak Pribadi: Mujahadah
Memasuki inti kajian, Ustadz Bangun melanjutkan seri pembahasan akhlak pribadi. Setelah sebelumnya membahas siddiq, amanah, istiqamah, dan ifah, kali ini ia fokus pada sifat mujahadah. Ia membuka ruang tanya jawab lebih dahulu, sesuai masukan takmir agar jamaah mendapat kesempatan menyampaikan persoalan nyata.
Salah seorang jamaah menanyakan fenomena dunia kerja, di mana ada syarat tidak tertulis bagi pejabat: meninggalkan kajian agama demi jabatan. Menanggapi itu, Ustadz Bangun menegaskan, “Inilah mujahadah. Sikap berani dan tegas membela kebenaran, baik menghadapi godaan dari dalam diri maupun tekanan eksternal.”
Ia kemudian mengutip surah Yusuf ayat 53 tentang hawa nafsu yang mendorong pada kejahatan, serta surah Al-Ankabut ayat 69 yang menegaskan janji Allah memberi petunjuk bagi orang yang bersungguh-sungguh mencari keridaan-Nya.
Enam Objek Mujahadah
Lebih lanjut, Ustadz Bangun menguraikan bahwa mujahadah memiliki enam objek: jiwa, hawa nafsu, setan, cinta dunia, orang kafir dan munafik, serta orang-orang fasik. “Semua ini harus dihadapi dengan keberanian, bukan kompromi,” tegasnya.
Setan, misalnya, berjanji menghalangi manusia dari empat arah sebagaimana dalam surah Al-A’raf ayat 16–17. Bahkan dalam pergaulan sehari-hari, setan bisa masuk lewat komunitas, media sosial, hingga keluarga. Karena itu, menurutnya, seorang muslim perlu bijak menasihati teman atau kerabat yang terpengaruh pemikiran menyimpang.
Beliau juga mengingatkan bahayanya cinta dunia yang berlebihan. Surah At-Taubah ayat 38 memperingatkan agar umat Islam tidak lebih mencintai dunia dibanding akhirat. “Keseimbangan itu 10 persen dunia, 90 persen akhirat. Bukan fifty-fifty,” ujar Ustadz Bangun, disambut anggukan jamaah.
Mujahadah Jalan Meraih Derajat Taqwa
Di bagian penutup, Ustadz Bangun menegaskan, mujahadah adalah jalan menuju derajat taqwa. Tidak harus dengan pangkat atau jabatan, karena Allah menilai hati dan ketakwaan, bukan harta. Ia mengutip surah At-Talaq ayat 3: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan segala kebutuhannya.”
Kajian bakda Magrib itu ditutup dengan doa agar seluruh jamaah mampu istiqamah bermujahadah menghadapi godaan jiwa, nafsu, setan, maupun tekanan duniawi. “Semoga langkah kita malam ini tercatat sebagai pemberat timbangan amal, dan Allah karuniakan husnul khatimah serta surga-Nya,” pungkas Ustadz Bangun.
Kajian Aqidah rutin di Masjid Taqwa Muhammadiyah GKB ini tidak hanya menjadi ruang pembelajaran, tetapi juga oase rohani yang menguatkan jamaah dalam menjalani kehidupan modern. Harapannya, terus memperluas manfaat ilmu, meneguhkan keyakinan, dan melahirkan generasi muslim yang berani bermujahadah di jalan Allah. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah
Eksplorasi konten lain dari PCM GRESIK KOTA BARU (PCM GKB)
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
