Kokohkan Jati Diri, Kuatkan Muhammadiyah

GRESIK- Masuknya komunisme di Indonesia suatu keniscayaan sebagaimana ideologi kapitalisme.”Ini ibarat buang angin yang tidak tahu pelakunya,”papar Bachtiar Nasir, Lc, MM pada pengajian Ahad pagi (01/10/2017) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik.
Ketika menyekolahkan anak bangsa ke barat maka otomatis ideologi kapitalisme masuk. Hingga doanya pun bisa jadi materialisme dan sholat doanya pun bisa jadi kapitalisme.
Saat Korea Utara berani menembak pesawat Amerika maka ini menjadi deklarasi kekuatan dunia mulai bergeser. ”Bahkan kiblat pendidikan pun telah bergeser ke China,” ujar pimpinan AQL ini.
Menurut sejarah Soekarno terpaksa membesarkan partai komunis Indonesia untuk menekan Amerika agar Papua masuk di pangkuan bumi pertiwi.”Ini perlu ditekankan guna mengkokohkan jati diri bangsa agar tidak tergeser, ” ungkapnya.
Kekinian, pihak yang marah pada komunisme saat ini apakah disebabkan ideologi kebangsaan yang tinggi atau zona nyaman kapitalismenya terganggu.
Abad 19 eranya Inggris, abad 20 eranya Amerika Serikat dan abad 21 adalah eranya China.”Ini yang perlu dikokohkan jati diri bangsa dengan kuatnya ideologi agama agar tidak terombang-ambing dalam kekuatan di dunia ini, ” paparnya.
Ilmu adalah alat untuk menemukan Allah selaku Tuhan. ”Ini sudah menjadi kesepakatan agar kembali jati diri bangsa dengan dasar ideologi Pancasila,” jelasnya.
Pangkal keimanan telah dijelaskan dalam Al Quran yang menggambarkan keimanan nabi Ibrahim.”Dan ini terdapat pada dasar negara terutama sila pertama yakni Ketuhanan yang Maha Esa,” tuturnya.
Ketika dihadapkan pada ideologi kafir maka umat Islam harus berpegang pada surat Al Kafirun. ”Sebab objek dan cara menyembah umat Islam berbeda dengan umat lainnya,” katanya.
Selain itu yang harus dilakukan umat Islam adalah memberikan bantuan kepada warga Bali yang membutuhkan bantuan akibat erupsi gunung Agung. ”Dengan manajemen Muhammadiyah yang tersentral maka Insya Allah pergerakan ini akan menjadi terdepan,” tuturnya.
Selanjutnya, yang harus dilakukan adalah pembinaan keluarga.” Sebab untuk menghadapi berbagai ideologi ini maka dimulai dari keluarga,” tutupnya.(ars)

Comments

comments