PCM GKB – Pada 27 Agustus 2025, Masjid Taqwa Muhammadiyah GKB dipenuhi para jemaah yang antusias menghadiri kajian Kitab Dalilu As Sailin. Acara yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube ini menghadirkan Ustadz Muhammad Sholeh Drehem, Lc.
Dalam ceramahnya, beliau mengupas tuntas bab yang saling berkaitan, yaitu tentang amanah dan tugas utama manusia di muka bumi. Setelah membahas tuntas masalah amanah dalam tiga pertemuan sebelumnya, Ustadz Sholeh Drehem kini memfokuskan kajian pada tema baru yang tak kalah penting: Al-amru bil ma’ruf wahyu alil munkar atau mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Ustadz Sholeh Drehem menekankan, tugas utama kita sebagai manusia, selain beribadah kepada Allah, adalah mengajak orang lain berbuat kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar (nahi mungkar).
“Kita sebagai manusia tentu tidak luput dari kesalahan, dosa, dan maksiat. Oleh karena itu, tugas ini menjadi sangat krusial agar kita dapat saling mengingatkan dan menjaga diri dari ketergelinciran,” tuturnya.
Beliau mengutip firman Allah dalam Surah Al-Hajj ayat 41, “Yaitu orang-orang yang jika Kami berikan kedudukan di muka bumi, mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”

Tiga Tugas Utama Manusia
Ayat di atas, menurut Ustadz Sholeh, menunjukkan tiga tugas utama manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pertama, aqomus sholah, yaitu mendirikan salat sebagai bentuk hubungan vertikal (hablum minallah). Kedua, menunaikan zakat sebagai wujud kepedulian sosial (hablum minannas).
Adapun yang ketiga, wa amaru bil ma’rufii wa nahau anil munkar, saling menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ustadz Sholeh Drehem menyayangkan jika kebaikan yang kita rasakan hanya dinikmati sendiri. “Seharusnya, kita memiliki kepedulian untuk mengajak orang lain merasakan kebaikan yang sama. Jika setiap orang mengajak satu orang saja, maka jemaah kebaikan akan berlipat ganda setiap harinya,” terangnya.
Dalam lanjutan ceramahnya, Ustadz Sholeh Drehem mengingatkan bahwa tugas mulia ini bukan hanya untuk para ustaz atau kiai, tetapi bagi kita semua. Dengan terlibat dalam proyek amar ma’ruf nahi mungkar, kita akan mendapatkan legitimasi sebagai umat terbaik (khairu ummah) dari Allah.
Beliau mengutip Surah Ali Imran ayat 110, “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Tiga Sifat Utama untuk Dakwah Efektif
Untuk melaksanakan tugas dakwah secara efektif, para ulama, termasuk Sayid Qutub dan Muhammad Qutub, telah merumuskan empat kunci penting. Empat kunci tersebut adalah al-‘ilmu (ilmu), ar-rifqu (santun dan lembut), al-adlu (adil dan proporsional), dan as-shobru (sabar).
Ustadz Sholeh Drehem menjelaskan, ilmu yang dibutuhkan bukan hanya ilmu syar’i (ilmu qauli) seperti ayat dan hadis, tetapi juga ilmu tajribah (pengalaman). Ilmu pengalaman ini mencakup kemampuan memahami situasi, karakter audiens, dan momen yang tepat untuk berdakwah.
Beliau mencontohkan bagaimana Rasulullah berdakwah dengan bahasa dan pendekatan yang berbeda-beda. Beliau sesuaikan dengan lawan bicaranya, apakah itu orang Badui, pembesar Quraisy, ibu-ibu, atau anak-anak.
Kemudian, ar-rifqu atau sikap santun dan lembut adalah hal krusial dalam berdakwah. “Sikap kasar tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa menambah masalah baru,” ujarnya.
Ustadz Sholeh Drehem menekankan, agama kita adalah agama kasih sayang yang merangkul umat. Guru yang sukses adalah guru yang santun dan lembut. Ia menyiapkan tema dengan matang, termasuk cara penyampaiannya agar murid dapat menerima dengan baik.
“Dengan menerapkan ilmu dan kelembutan, kita dapat memastikan bahwa kebaikan yang kita sampaikan benar-benar tersampaikan dengan efektif dan diterima dengan lapang dada,” katanya.
Pentingnya Adil dan Sabar
Selanjutnya, al-adlu (adil) adalah sikap proporsional dalam berdakwah. Banyak orang yang berdakwah tidak adil, menganggap dosa kecil sebagai dosa besar atau sebaliknya. Sikap ini seringkali menyebabkan perpecahan, permusuhan, dan kekufuran.
“Islam adalah agama yang mengajak manusia menuju surga, bukan menambah masalah. Oleh karena itu, penting untuk bersikap adil, tidak membeda-bedakan orang berdasarkan kelompok atau golongan,” tuturnya.
Yang terakhir, as-shobru (sabar). Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi tantangan dakwah. Ustaz Sholeh Drehem menjelaskan, dalam menasihati seseorang, terkadang dibutuhkan waktu yang lama dan momentum yang tepat, bahkan hingga berminggu-minggu.
“Tanpa kesabaran, kita akan mudah terbawa emosi dan niat baik untuk berdakwah bisa berakhir dengan kemungkaran yang lebih besar,” ungkapnya.
Ustadz Sholeh Drehem mengakhiri kajian dengan nasihat agar jamaah senantiasa menjaga keempat sifat ini dalam berdakwah. Harapannya, mereka dapat menjadi umat yang membawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. (#)
Penulis Sayyidah Nuriyah
Eksplorasi konten lain dari PCM GRESIK KOTA BARU (PCM GKB)
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

