
PCM GKB – Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik penuh jamaah yang antusias mengikuti Kajian Tafsir Al-Qur’an bersama Ustadz Shofwan, M.Ag., M.H. Kajian ini juga tayang secara langsung di kanal YouTube, Senin malam (25/8/2025).
Ustadz Shofwan dengan gaya khasnya yang lugas, berseling humor, dan penuh perumpamaan, mengajak jamaah merenungi ayat-ayat Allah tentang gambaran kenikmatan surga yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang beramal saleh.
“Malam ini kita ngaji dengan tema makan-makan di surga. Yo sik bayangno tok wae. Makan opo yo? Yang jelas makanannya puas dan lezat. Lebih lezat daripada restoran sedunia, bukan gratis, tapi karena amal saleh,” ucapnya.
Ustadz Shofwan menjelaskan, dalam surga tidak ada lagi batasan halal-haram sebagaimana di dunia. Semua yang ada di sana halal dan nikmat, termasuk daging dan buah-buahan yang diinginkan oleh para penghuninya. Beliau menegaskan perbedaan mendasar: di dunia, Allah memerintahkan untuk makan dari yang halal dan baik, sementara di surga Allah mempersilakan makan apa saja tanpa larangan.
“Allah berfirman dalam surah At-Thur ayat 19: Kullu wasyrabu hani’an bima kuntum ta’malun. Makanlah dan minumlah dengan nikmat, sebagai balasan amal saleh kalian. Hanian itu artinya sedap, lezat, enak, dan puas. Tidak ada rasa sakit perut, tidak ada penyakit, dan tidak ada kekenyangan. Semua memuaskan,” jelasnya.
Jamaah dibuat tersenyum ketika Ustadz Shofwan memberi perumpamaan bahwa di surga pun ada daging-daging dan burung yang bisa langsung hadir dalam bentuk panggangan hanya dengan keinginan. “Sopo sing masak? Ora usah takon. Allah Maha Kuasa. Wis manut, ridho, dan tawakal mawon,” katanya sambil tersenyum.
Amal Saleh sebagai Mahar Surga
Lebih lanjut, Ustadz Shofwan menegaskan bahwa kunci utama untuk meraih surga hanyalah amal saleh. Amal itu kelak menjadi mahar, bahkan untuk memperoleh pasangan di surga. Beliau mencontohkan, amal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya bisa menjadi amal saleh yang bernilai di sisi Allah.
“Amal saleh itu jangan diremehkan. Sekecil apapun bisa bernilai besar. Siapa tahu karena amal kecil itu Allah turunkan rahmat-Nya,” ujarnya.
Ia lantas mengutip ayat-ayat terkait. Seperti QS. Al-Baqarah: 25 dan QS. Al-A’raf: 56, mempertegas bahwa rahmat Allah dekat dengan orang yang berbuat baik.
Ustadz Shofwan juga menekankan pentingnya sikap ridha terhadap takdir Allah. Ridha berarti menerima keputusan-Nya tanpa keluhan atau penolakan.
“Allah bisa marah pada hamba yang tidak ridha. Maka belajar ridha itu penting. Hidup ini sebentar, cobaan juga sebentar. Sing penting manut, ridha, tawakal mawon,” jelasnya penuh penekanan.
Buah-Buahan, Kebun, dan Nikmat Tak Terhingga
Menguatkan bayangan tentang surga, Ustadz Shofwan menuturkan bahwa di sana Allah sediakan buah-buahan tanpa musim, yang langsung matang dan selalu tersedia. “Di dunia kudu nunggu musim, tapi di surga enggak. Bisa dipetik sambil duduk, berdiri, atau berbaring. Allah dekatkan buah itu kepada penghuninya,” jelas beliau merujuk QS. Ar-Ra’d: 35 dan QS. Al-Haqqah: 23.
Beliau menggambarkan surga dengan kebun-kebun indah penuh anggur, sebagaimana disebut dalam QS. An-Naba’: 32. “Wis ojo khawatir nek di dunia gak nduwe kebon. Besok Allah siapkan kebun-kebun di surga,” tambahnya disambut senyum jamaah.
Tidak hanya buah dan kebun, Allah juga menjanjikan minuman yang tidak memabukkan, daging yang lezat, dan suasana penuh kebahagiaan. Semua itu, menurut Ustadz Shofwan, adalah bentuk kasih sayang Allah yang hanya diberikan kepada orang beriman yang taat dan beramal saleh.
“Semoga Allah jadikan kita semua ahli surga bersama keturunan kita. Makanya dekatkan diri dengan Al-Qur’an. Sudahkah hari ini kita baca dan pahami satu ayat?” tutup Ustadz Shofwan dengan pertanyaan reflektif yang membuat jamaah terdiam penuh renungan. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah
Eksplorasi konten lain dari PCM GRESIK KOTA BARU (PCM GKB)
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

