Tag Archives: Pengajian Ramadhan GKB Gresik

Islam Melahirkan Umat Unggul dan Peradaban Maju

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Hamim Ilyas MAg menjadi materi Reaktualisasi Paham Islam Muhammadiyah yang Berkemajuan, Sabtu (1/4/23) (Ichwan Arif/PWMU.CO)

PCM GKB – Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Hamim Ilyas MAg menjadi materi Reaktualisasi Paham Islam Muhammadiyah yang Berkemajuan, Sabtu (1/4/23).

Dalam Pengajian Ramadhan 1444 H yang diselenggarakan Mugeb Islamic Center (MIC) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB dia memulai dengan menerangkan pengertian Islam.

“Islam berasal dari akar kata yang mengandung makna naik atau maju,” ujarnya pada peserta pengajian di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) dan diikuti oleh guru di lingkungan Muhammadiyah GKB (Mugeb School).

Hamim, panggilannya, menyampaikan Islam berkemajuan sesungguhnya sama dengan Islam itu sendiri. Apabila dipahami dan diamalkan dengan benar, Islam akan melahirkan umat yang unggul dan peradaban yang maju.

Peradaban yang maju itu, sambungnya, dimulai dari Muhammadiyah dulu, lalu disebarkan ke masyarakat luas.

“Islam sesungguhnya agama yang mempertinggi derajat dan memajukan kehidupan manusia,” katanya.

Islam Rahmatan lil Alamin

Dia menjelaskan tentang Islam sebagai Rahmatan lil Alamin berdasarkan Surat al-Baqarah ayat 62, yang menegaskan bahwa orang yang beriman dan beramal sholih itu ukuran perolehannya disebutkan ada tiga.

Pertama, Lahum ajruhum ‘inda rabbihim. Ditafsirkan sebagai sejahtera yang paling sejahtera. Artinya Allah memberikan ketersediaan untuk memenuhi kebutuhan kita.

“Kebutuhan kita akan meningkat mengikuti perkembangan zaman. Kebutuhan kita sekarang misalnya komunikasi dan penerangan,” terang dosen fakultas syariah UIN Sunan Kalijaga ini.

Perubahan penerangan yang terjadi adalah sekarang memakai lampu meskipun lampu listriknya itu masih pencet saklar. Itu sudah peningkatan kesejahteraan dari yang sebelumnya pakai lampu minyak. Itu salah satu contohnya.

Yang kedua, Laa khoufun alaihim. Maknanya tidak ada rasa takut pada mereka. Yang dimaksud adalah hidup damai sedamai-damainya.

Tidak ada ketakutan kekhawatiran jenis apapun, bidang ekonomi, maupun yang lain. Kita punya siswa, nah siswa kita itu merasa masa depannya cerah atau masa depan suram? Kalau merasa masa depan suram berarti islam kita belum rahmatan lil alamin.

Ketiga adalah laa hum yakhzanun. Yang berarti mereka tidak bersedih hati. Maksudnya adalah bahagia yang paling bahagia.

“Sedih itu ada berbagai macam, ada galau, di atasnya ada cemas, di atasnya lagi stress, di atas stress ada depresi. Allah menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang beramal shalih,” tuturnya.

Perangi Penyakit Peradaban

Dosen Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia ini kemudian menjelaskan Islam sebagai rahmatan lil alamin adalah memberikan kebaikan nyata berupa hidup yang baik.

“Islam rahmatan lil alamin yang di Muhammadiyah dirumuskan dengan Islam berkemajuan. Itu ukuran hidup baik yang seharusnya kita wujudkan,” ujar penulis Fiqih Akbar Prinsip-Prinsip Teologi Islam Rahmatan lil Alamin ini.

Dengan iman dan ilmu kita, lanjutnya, harusnya spiritualitas kita tinggi, ekonomi kita tinggi, hukum kita pun juga tinggi.

Hamim melanjutkan untuk mewujudkan Islam berkemajuan, Muhammadiyah berusaha memerangi penyakit peradaban.

“Penyakit peradaban itu keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kemerosotan akhlak. Kita Muhammadiyah memerangi penyakit peradaban itu. Kalau sakit, berobatlah ke rumah sakit, jangan ke dukun,” terangnya.

Dia juga menjelaskan level keimanan kita bisa dilihat dari getaran hati saat mendengar nama Allah.

“Saat nama Allah disebut, hati terasa bergetar, itu tandanya ada kontak batin dengan Allah. Harapannya iman kita sampai pada level itu,” ujarnya. (*)

Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Membirukan Kembali Dakwah Muhammadiyah

Pradana Boy ZTF MA PhD mengkaji Revitalisasi dan Transformasi Dakwah Muhammadiyah dalam Pengajian Ramadhan 1444 H oleh Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik, Jumat (31/3/2023) (Ichwan Arif/PWMU.CO)

Membirukan Kembali Dakwah Muhammadiyah, liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Fatma Hajar Islamiyah

PCM GKB – Pradana Boy ZTF MA PhD mengkaji Revitalisasi dan Transformasi Dakwah Muhammadiyah dalam Pengajian Ramadhan 1444 H oleh Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik, Jumat (31/3/2023).

Dia menjelaskan revitalisasi hadir untuk membirukan kembali. Jika kaitannya dakwah, maka membirukan kembali dakwah Muhammadiyah.

“Sedangkan transformasi dalam pemakamannya disandingkan dengan reformasi. Transformasi ini merupakan perubahan yang bertahap dan berkelanjutan sampai pada tahapan puncak.”

Revitalisasi dan transformasi lahir karena adanya perubahan yang terjadi. Dan perubahan memiliki pengaruh terhadap ragam persepsi yang muncul di tengah masyarakat.

Ragam Persepsi

Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menceritakan tentang pengalaman mendapati ragam persepsi masyarakat terkait pemahamannya tentang Muhammadiyah.

Pertama, penafsiran tentang Pimpinan Daerah Muhammadiyah atau disingkat PDM. “Suatu ketika saya naik becak, dan menyampaikan minta diantar ke Kantor PDM. Dengan semangat, tukang becak langsung berangkat tanpa banyak bertanya,” ceritanya.

Batinnya akan tepat diantarkan ke kantor PDM. Ternyata diantarkan ke Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pradana Boy kemudian mengulas hikmah, ada hal penting yang perlu dievaluasi tentang eksistensi Muhammadiyah di masyarakat.

“Jangan sampai Muhammadiyah hanya eksis di kalangan kita, oleh sebab itu dakwah harus diperluas dengan beragam metode,” tegasnya.

Kedua, pemahaman tentang Muhammadiyah dan organisasi lain. Dalam budaya Melayu mengaji harus ada sanadnya.

Saat menjalani studi di Malaysia, dia kerap menjemput anaknya dan menunggu sambil belajar al-Quran. Lalu didatangi seseorang dan bertanya dipertanyakan tentang sanadnya dalam mempelajari al-Quran.

Kepala Pusat Studi Islam dan Filsafat UMM itu kemudian mengorelasikan tentang strategi dakwah yang menyeluruh. Sehingga informasi tentang gerakan Muhammadiyah dapat tersampaikan secara komprehensif dan tidak menimbulkan kerancuan.

Dari kedua kisah tersebut mewakili rapat persepsi masyarakat tentang Muhammadiyah. Sehingga kesemuanya memerlukan solusi dakwah yang transformatif, bertahap dan konsisten.

Peserta Pengajian Ramadhan MIC PCM GKB Gresik (Rahmad/PWMU.CO)

Dakwah Transformatif

Ketua Bidang Riset Inovasi dan Publikasi Tabligh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu memberikan gambaran konkret tentang dakwah transformatif.

“Muhammadiyah itu memiliki banyak perguruan tinggi, dan mahasiswanya berasal dari latar belakang yang heterogen. Kondisi tersebut memerlukan strategi dakwah khusus yang harus dilakukan,” ungkapnya.

Dakwah transformatif dilakukan agar tepat dan bermakna bagi sasaran. Sebagaimana yang diterapkan UMM tentang kebijakan mengenakan hijab. Pertama, mahasiswi tidak wajib berjilbab. Kedua, di bulan Ramadhan mahasiswi wajib berjilbab.

Dia mengulas tentang kebijakan tersebut bahwa kebijakan kontroversi itu banyak ditentang tetapi mengandung hikmah. Dengan kebijakan pertama, menunjukkan dakwah bagi semua kalangan. Dan kebijakan kedua memberikan wadah bagi siapa saja yang belajar di sana untuk belajar berhijab bagi yang belum.

Kebijakan tersebut merupakan salah satu strategi dakwah untuk kalangan luas. Karena jumlah mahasiswi tidak sedikit, dan untuk melakukan penyamaan persepsi butuh modal awal saling percaya. Sehingga kebijakan pertama dan kedua menjadi strategi yang tidak dapat dipisahkan.

Dakwah Muhammadiyah

Dosen kelahiran Mencorak, Brondong, Lamongan itu menyebutkan tiga konteks kelahiran konsep dakwah Muhammadiyah. Pertama, dari tradisionalisme Islam menuju ijtihad dan rasionalisasi.

Jika ajaran Islam sesuai dengan hukum adat maka boleh diterapkan. Hal tersebut direspon Muhammadiyah dengan transformasi dakwah yang didasari ijtihad dan rasionalisasi.

Kedua, jawaisme menuju tajdid dan rasionalisasi. Hampir sama dengan konteks kelahiran yang pertama bahwa korelasi agama dengan budaya pedalaman memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi masyarakat.

“Muhammadiyah hadir dengan strategi dakwah dengan pembaharuan atau tajdid dan rasionalisasi beragama.”

Ketiga, modernisasi kolonial menuju gerakan sosial. Fase ini terus berjalan hingga kini, tentang modernisasi kolonial. Sehingga Muhammadiyah hadir dengan gerakan dakwah sosial melalui berbagai amal usahanya.

Misi dan Etika Gerakan Dakwah

Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PWM Jawa Timur itu menjelaskan tentang misi gerakan dakwah Muhammadiyah.

“Misi tersebut adalah pemberdayaan kaum pinggiran, menyatukan umat Islam, memberdayakan kaum perempuan, memelihara dan mengembangkan akal manusia,” ujarnya.

Misi tersebut memiliki aksi yang bervariasi yang disesuaikan dengan ruang lingkup dakwah sehingga meminimalisir culture resisten atau penolakan kultural sebagaimana yang pernah terjadi di awal dakwah Muhammadiyah.

“Hal tersebut dilakukan dengan etika gerakan yang dipegang oleh Muhammadiyah,” kata dia

Etika gerakan dakwah Muhammadiyah antara lain sukarela untuk kemanusiaan, kebersamaan, profesional tanpa pamrih, etika welas asih, etika kebudayaan, etika guru-murid, etika kenabian, dan etika al-Ma’un.

“Revitalisasi dan transformasi dakwah Muhammadiyah harus terus digerakkan sehingga akan meluas dakwah ideologis Muhammadiyah di manapun berada,” tandasnya. (*)

Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Sumber berita Membirukan Kembali Dakwah Muhammadiyah

Pengajian Ramadhan Sarana Pemahaman dan Pengamalan Islam

Sambutan dr Umar Nur Rachman SpPD dalam Pengajian Ramadhan 1444. Pengajian Ramadhan Sarana Pemahaman dan Pengamalan Islam(Ichwan Arif/PWMU.CO)

Pengajian Ramadhan Sarana Pemahaman dan Pengamalan Islam, liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Ririn Masfaridah

PCM GKB– Mugeb Islamic Center (MIC) Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, Jawa Timur mengadakan Pengajian Ramadhan, Jumat-Sabtu (31/3-1/4/23).

Dalam sambutannya, Ketua PCM GKB periode 2015-2022 Muhammad Jufri BE Sos menyampaikan dalam menjalani bulan Ramadhan ini hendaknya dengan penuh semangat dalam mempersiapkan bekal akhirat.

“Alhamdulillah kita berada di lingkungan Muhammadiyah GKB, lingkungan yang menebar semangat dalam berbuat kebajikan, salah satunya adalah kegiatan Pengajian Ramadhan” katanya.

Dalam Pengajian Ramadhan ini, lanjutnya, marilah kita terus semangat dalam mempersiapkan bekal akhirat. Dia juga menyampaikan syukur dan harapan kepada Ketua PCM terpilih dr Umar Nur Rachman SpPD dalam memajukan PCM GKB Gresik untuk lebih baik lagi.

“Alhamdulillah, saya sebagai sesepuh di PCM GKB bersyukur diteruskan semangatnya oleh yang usianya jauh lebih muda. Insyaallah PCM GKB semakin maju dan menjadi teladan untuk lainnya,” harapnya.

Membawa Keberkahan

Dalam sambutannya, Ketua PCM GKB Gresik periode 2022-2027 dr Umar Nur Rachman SpPD menyampaikan terima kasih pada panitia penyelenggara Pengajian Ramadhan 1444.

“Terima kasih atas terselenggaranya kegiatan Pengajian Ramadhan di majelis ini yang insyaallah senantiasa membawa keberkahan untuk semua,” katanya.

Baginya kegiatan pengajian selama dua hari ini bisa menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.

Dia juga menyampaikan terima kasih atas harapan yang telah diberikan padanya untuk membawa PCM GKB ke arah yang lebih baik lagi.

“Untuk amanah yang telah diberikan, kami mohon kerjasama baik dari pengurus lama dan seluruh rekan di Muhammadiyah GKB untuk bersama-sama dalam memajukan Muhammadiyah sebagai bentuk dakwah kita semua,” tegasnya.

Kegiatan Pengajian Ramadhan ini dilaksanakan di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah GKB Gresik dengan diikuti seluruh guru dan karyawan sekolah Muhammadiyah GKB (Mugeb Schools) serta sekolah mitra GKB Gresik. (*)

Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Sumber berita Pengajian Ramadhan Sarana Pemahaman dan Pengamalan Islam