Infak Shalat Id PCM GKB Tahun Ini Capai Rp 145 Juta, Liputan Kontributor PCM GKB Waviq Amiqoh.
PCM GKB – Perolehan infak shalat Idul Fitri dan Idul Adha 1444 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) di GKB Convex, Gresik pada 21 April 2023 dan 28 Juni 2023 mencapai Rp 145 Juta.
Rinciannya: perolehan infak shalat Idul Fitri Rp 78.866.000 dan infak shalat Idul Adha Rp 65.770.000 sehingga total Rp 144.636.000 atau dibulatkan RP 145 juta.
Wakil Ketua PCM GKB Bidang Tabligh, Masjid dan Pendidikan Kader Muharjo mengatakan, “Saya sungguh bangga dan terharu dengan jumlah perolehan infak pada shalat Id tahun ini.”
Hasil ini sebagian akan didonasikan untuk proyek pembangunan Masjid Al Mizan SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) di Pondok Permata Suci (PPS) Gresik dan kembali untuk kemaslahatan umat.
Dia menambahkan, “Kami bersinergi dengan anggota PCM GKB dalam membentuk kepanitiaan seperti bagian shaf, bagian kotak infak, bagian publikasi, dokumentasi dan bagian lainnya.”
Dalam kepanitian kami membuat suasana menjadi kompak dan gembira dengan santai, serius dan sukses serta secara sinergi, kolektif, dan kolegial sehingga kita dapat bermuhammadiyah yang mencerahkan bagi umat.
“Kami bersyukur bisa memberikan yang terbaik bagi jamaah shalat Id di GKB Convex,” ujarnya.
Dia berdo’a, “Semoga berkah dalam kebermanfaatan dan semoga menjadi catatan amal yang sholeh bagi yang berinfak.”
Perbaikan akan terus dilakukan untuk melayani warga Muhammadiyah khususnya dan umat islam secara menyeluruh.
Senada dengan hal itu Wakil Ketua PCM GKB bidang Pustaka, Informasi, Media Dosial, dan Pengembangan Ranting Yudo Broto SE menjelaskan, “Hampir 5000 orang, tepatnya 4820 dengan detail jamaah laki-laki 36 shaf, per shaf 70 sehingga berjumlah 2.520 orang dan jamaah perempuan ada 23 shaf, per shaf 100 orang sehingga jumlahnya 2.300 orang.” (*)
Belajar Husnudzan pada Allah dari Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail; Liputan Sayyidah Nuriyah
PCM GKB – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, didukung oleh Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, menggelar shalat Idul Adha di lapangan GKB Convex. Alamatnya di Jalan Jawa, Karanggondang, Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Tepat sebelum shalat Id dimulai, ada pengumuman kepada para jamaah yang telah memadati lapangan itu. Lazismu PCM GKB Gresik menyalurkan total 50 sapi dan 16 kambing dari 350 peserta.
Rinciannya: baksos sekolah 14 sapi 9 kambing, di Spemdalas 13 sapi 7 kambing, di Tulung Kramat Panti Asuhan Muhammadiyah Gresik 3 sapi, di Ponorogo 1 sapi, dan 19 sapi di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim untuk alokasi ketahanan pangan.
Usai shalat, Ghoffar Ismail menyampaikan khutbahnya. Pria asli Lamongan yang kini tinggal di Yogyakarta itu menjabat Ketua Divisi Kader Majelis Tarjih dan Tadjid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dia juga pendiri Pusat Dakwah Muhammadiyah (Muallaf) Minggir (PDMM) Sleman.
Di awal khutbahnya, Badan Pembina Pesantren (BPP) Pesantren Tahfidz Atmowahono Sukoharjo dan BPP MBS al-Itqan Brondong ini menegaskan, “Kurban merupakan peristiwa yang sangat asasi dalam kehidupan kaum Mukminin. Di sana ada sejarah, ibadah, dan hikmah yang bisa kita ambil untuk memperbaiki hidup saat ini dan masa depan.”
Ustadz Ghoffar—panggilan akrabnya—mengungkap, dalam sejarah, kurban bukan hanya peristiwa yang baru dialami para nabi-nabi di akhir tapi sudah sejak masa Nabi Adam AS. “Yakni pada peristiwa putranya, Qabil dan Habil, untuk diterimanya sebuah amal melalui sebuah proses pengorbanan,” ujarnya, Rabu (28/6/2023).
Ujian Terberat Ayah
Kemudian mendapatkan momentum dahsyat ketika pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS. “Ibrahim contoh paling nyata! Di dalamnya berisi ketaatan kepada Allah, ketakwaan, kesabaran, dan tawakal yang dilandasi tauhid yang benar kepada-Nya,” imbuh penggagas dan juga ketua BPP Pesantren Modern Muhammadiyah Green School (MGS) Yogyakarta ini.
Hal ini, kata Ghoffar, tercermin mulai dari Nabi Ibrahim tidak mempunyai anak. Kemudian Allah memberikan putra yang sangat disayanginya. Tapi putra yang sangat disayangi ini kemudian diuji Allah untuk diletakkan di tempat yang sangat asing, di lembah yang tidak memiliki tumbuhan.
“Itulah ujian terberat bagi seorang ayah. Ketika mencintai putranya begitu besar maka ujiannya adalah dipisahkan darinya,” ungkap Dosen Prodi PAI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dosen Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) itu.
Maka ditinggalkan Ismail oleh Ibrahim di tempat itu, kemudian datang kembali ternyata dengan membawa misi yang lebih berat: perintah untuk menyembelihnya. Allah menyatakan itu dengan tegas dalam al-Quran: Ibrahim mengatakan, “Wahai anakku, saya melihat di dalam tidur (bermimpi) bahwa saya menyembelihmu.”
Ghoffar lantas menuturkan, “Hari pertama Nabi Ibrahim ragu. Kemudian mimpi itu datang kembali. Nabi Ibrahim lalu berpikir ini bukan mimpi biasa. Hari ketiga mimpi itu datang lagi. Nabi Ibrahim mengatakan, Ini kepastian yang diperintahkan Allah. Lalu Allah mengatakan, wahai Ibrahim engkau telah membenarkan mimpi ini.”
Bukan Pengorbanan Biasa
Setelah itu Nabi Ibrahim bertanya pendapat putranya. Menurutnya, ini bukan pengorbanan biasa. Kalau biasa, mungkin harta kita yang diminta. Mungkin panen atau jabatan, bukan keluarga.
“Apa kata putranya (Ismail)?” tanya Ghoffar retorik, lalu menjawab, “Dengan tegas, dia menjawab, lakukan yang diperintahkan wahai Abah. Insyaallah engkau mendapatiku orang yang sabar.”
Adapun rangkaian seluruh peristiwa kurban Ibrahim dan Ismail, bahkan istrinya Hajar telah menjadi bagian penting dari ibadah haji dan kurban yang wajib dilaksanakan oleh kaum Muslimin. Ibadah-ibadah di dalam umrah, haji dan kurban, seperti tawaf, sa’i, wukuf, mabit, lontar jamarat, tahallul dan penyembelihan kurban itu sendiri adalah ibadah penting bagi umat Islam yang wajib ditunaikannya.
“Di sini menandakan peristiwa itu begitu dahsyat! Pada masa Ibrahim dan putranya Ismail menjadi sejarah yang tidak terlupakan dan menjadi syariat bagi kaum Muslimin seluruh dunia saat ini. Memang Islam agama yang diturunkan sejak awal Nabi Adam hingga Nabi Muhammad,” ujar Tim Pengembang Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu.
Hikmah Optimis dan Tawakkal
Dari sejarah ibadah itu, Ghoffar mengambil hikmah, ibadah kurban membawa kita mewujudkan keluarga yang kuat dan optimis dalam menatap masa depan. “Sering saat ini kita dihadapkan dengan cerita dan berita yang kadang membuat hati ini gundah gulana. Apa yang terjadi saat ini dan masa depan? Kita, manusia, jelas tidak memiliki pengetahuan untuk itu,” ungkapnya.
Dengan peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan Ismail AS, lanjutnya, kita mendapatkan bagaimana dua manusia ini senantiasa husnudzan kepada Allah SWT. “Mereka sangat mempercayai Allah. Ketakwaannya membawa mereka berprasangka baik kepada Allah,” imbuh BPP Pondok Pesantren Tahfidz Muhammadiyah Ibnu Juraimi Yogyakarta dan BPP MBS Jombang itu.
Ghoffar lantas menegaskan, “Allah Maha Kaya. Kita manusia hanya bisa percaya dan husnudzan kepada Allah SWT. Tentu ikhtiar harus kita lakukan. Tapi manusia hanya bisa berikhtiar semampu yang bisa dilakukan. Semuanya tergantung Allah SWT.”
Menurutnya, yang perlu kita tanamkan hanya tawakal kepada Allah SWT. Di dalam al-Quran, lebih dari lima kali Allah menyebutkan, Allah sangat suka orang yang bertawakal. “Ternyata tawakal bukan sekadar pasrah tapi dimulai dengan usaha maksimal dan ikhtiar sungguh-sungguh, melakukan yang terbaik. Lalu kita minta berdoa yang tidak pernah putus kepada Allah SWT,” ungkapnya. (*)
PWMU.CO – Kurban (udhiyah) ialah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan cara menyembelih hewan ternak berupa unta, sapi, atau kambing untuk kemudian dibagikan kepada orang lain juga dikonsumsi oleh shahibul kurban itu sendiri.
Praktik penyembelihan hewan kurban yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ialah dilakukan oleh shahibul kurban itu sendiri juga boleh diwakilkan kepada orang lain. Hal ini setidaknya terekam dalam hadis berikut:
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radliallahu ‘anhu
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam menyembelih dua ekor domba yang amat gemuk maka aku melihat beliau meletakkan kaki beliau yang mulya pada lambung domba tadi seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir lalu menyembelih keduanya dengan tangan beliau yang mulya.” Hadits Riwayat Bukhari ( 5558 ) dan Muslim ( 1966 ).
Adapun hadis dari Jabir bin Abdullah menyebutkan:
أن النبي صلى الله عليه وسلم: (.. نَحَرَ ثَلَاثًا وَسِتِّينَ بِيَدِهِ ثُمَّ أَعْطَى عَلِيًّا فَنَحَرَ مَا غَبَرَ) رواه مسلم (1218).
“Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah menyembelih hewan kurban sebanyak enam puluh tiga ekor dengan tangan beliau kemudian memberikan sisa hewan sembelihan kepada Sahabat Ali Radliallahu Anhu. Hadits Riwayat Muslim (1218 ).
Pada saat ini penyembelihan hewan kurban umumnya dilaksanakan oleh lembaga ataupun panitia kurban. Maka panitia kurban dapat diqiyaskan dengan perwakilan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Ali bin Abi Thalib RA saat menyembelih hewan kurban.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan bahwa keberadaan panitia kurban dipandang perlu dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan ibadah kurban, kedudukannya sebagai orang yang membantu pelaksanaan ibadah kurban.
“Sungguh Ali bin Abi Thalib menceritakan bahwa Nabi saw memerintahkan Ali agar ia melaksanakan kurban dan memerintahkan pula agar ia membagikan semuanya dagingnya, kulitnya dan pakaiannya dan beliau pun agar tidak memberikan sedikit pun dari hewan kurban dalam pekerjaan jagal.” (HR al-Bukhari).
Dengan demikian yang perlu diperhatikan ialah bahwa kepanitiaan kurban adalah telah ada contohnya di masa Rasulullah yakni dalam penyembelihan sampai pembagian hewan kurban dalam rangka memudahkan shahibul kurban. Namun tidak diperkenankan diambilkan upah dari bagian dari hewan kurban baik untuk panitia maupun jagal hewan kurban.
Bagaimana dengan bagian hewan kurban untuk panitia?
Nari nash-nash yang ada tidak ditemukan ketentuan secara khusus bagian dari hewan kurban yang diberikan kepada panitia kurban, justru yang ada adalah larangan mengambil bagian hewan kurban sebagai upah untuk jagal.
Namun demikian sebagaimana masyarakat lainnya, panitia kurban adalah warga yang sedang hadir dalam kegiatan penyembelihan hewan kurban.
‘Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.’
Dengan demikian panitia boleh mendapatkan bagian hewan kurban sebagaimana warga lainnya yang mendapat bagian dari hewan kurban.
Wallahu a’lam bish shawab. (*)
Ustadzah Ain Nurwindasari SThI, MIRKH adalah anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Asiyiyah (PDA) Gresik; alumnus Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah dan International Islamic University of Malaysia (IIUM); guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
PCM GKB – Warga Muhammadiyah Kabupaten Gresik akan melaksanakan shalat Idul Adha 1444 secara serentak di 75 titik lokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu 28 Juni 2023).
Shalat Idul Adha akan dilaksanakan pada pukul 06.00 WIB di lokasi masing-masing.
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.O/E/2023, Idul Adha 1444 jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023. Penetapan ini sehari lebih awal dari keputusan pemerintah yang menetapkanIdul Adha pada hari Kamis 29 Juni 2023.
Meski berbeda dengan pemerintah, Idul Adha Muhammadiyah bersamaan dengan yang ditetapkan oleh Kerajaan Saudi Arabia. Sebagai khadimul haramain, Arab Saudi menetapkan hari Arafah pada Selasa 27 Juni 2023, sehingga Idul Adha jatuh pada hari yang sama dengan Muhammadiyah, yakni Rabu 28 Juni 2023.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik H Anas Thohir SAg MPdI menyampaikan walaupun perayaan Idul Adha tahun ini berbeda tetapi tidak mengurangi semangat beribadah dalam ber-idul adha.
“Semoga kita semua mendapat keberkahan di hari raya idul adha, selain itu juga memberikan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari lebih-lebih kehidupan di akhirat nanti,” tuturnya, Senin (26/6/2023)
Menurutnya perbedaan ini ranah ijtihad masing masing yang tidak bisa disalahkan begitu saja tanpa dalil kuat. “apalagi mengharamkan dan mengatakan tidak sah shalat idul adhanya,” ujar pria kelahiran Gresik ini.
Jadi yang menganggap haram dan tidak sah itu terburu-buru menghukumkan sesuatu, tambahnya, mungkin atas dasar emosi.
“padahal ijtihad itu dilakukan bila benar akan dapat pahala dua kali lipat. Sedang apabila salah, tetap akan mendapat pahala satu,” jelasnya.
Dia kemudian menegaskan ijtihad Muhammadiyah dengan menentukan dimulainya puasa dan 1 Dzulhijjah menggunakan metode wujudul hilal hakiki.
Inilah Daftar Lokasi, Imam dan Khatib Shalat Idul Adha 1444 Kabupaten Gresik
Masjid Al Aqsha: Imam dan Khatib: Ustadz A Basith Mauly SAg MA
Lapangan Dusun Panggang Desa Lebani Suko Wringinanom: Imam dan Khatib: H Imam Sugiri
Masjid Sekarputih: Imam dan Khatib: Gunari Makmur SPd
Prambon: Imam an Khatib: Drs Af Dinawi
Barat Klotok: Imam dan Khatib: Prayudi Harianto MM PhD
Halaman Masjid At Taqwa Pongangan Indah Manyar: Dr M Arfan Muammar MPd
Balungpanggang: Imam dan Khatib: M Faris SSI MPd
Mojoroto: Imam dan Khatib: M Zainudin SH
Halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik: Imam, Ustadz Chairul Anam, Khatib: KH Mukhtar Buchari BA
Pilangsari: Imam dan Khatib: M Ishaq Fahlevi SPd
Karangwungu: Imam dan Khatib: Aris Setiawan Spd
Kedungsumber: Imam dan Khatib: Anton Subagio Spd
Pucung: Imam dan Khatib: Prof Zainuddin Maliki
Karangasem: Imam dan Khatib: Karim Isnadi SPd
Mambung Lor: Imam dan Khatib: Ja’far Shodiq MPd
Menganti: Imam dan Khatib: Wahyu Setia Budi SH
Karang Semanding: Imam dan Khatib: Subhan Syarif MPdI
Karangmalang: Imam dan Khatib: Jaelani SPd
Banjar Melati: Imam dan Khatib: H Mat Rais
Halaman Masjid Al Ishlah Sidowungu Menganti: Imam dan Khatib Drs Husnul Khuluq MPd
Wotan Sari: Imam dan Khatib: Mulyadi SPd
Jedong Sekarputih: Imam dan Khatib: Muhammad SPd
Halaman MI Nurul Huda Lengkong: Imam dan Khatib: Muhammad Dahlan Sholeh Lc
Halaman Centro Regency Mayjen Sungkono Kedanyang: Imam Khatib: Ustadz Adi Mustofa SPdi MPdi
Multi Sarana Plaza Ramayana: Imam, Sulaiman Al Hafidz SE, Khatib: Drs KH Syaifuddin Zaini MPdi
Spemdalas Hadirkan Alumni di Acara Talkshow Wisuda, liputan kontributor PCM GKB Gresik Anis Shofatun
PCM GKB – Alumni Talkshow mengisi acara Wisuda Angkatan XX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur, Ahad (18/6/2023).
Kegiatan yang digelar di Aston Hotel Jl Sumatra No 1-5 Gresik Kota Baru (GKB) Kebomas Gresik ini menghadirkan 5 alumni Spemdalas. Yakni Aditya Yudha Utama SST, dr Amelia Rahmah Kartika, Ristaq Hamida Hanisia MSi, Selma Ayu Desearsa SPsi, dan Adi Amar Haikal Husin.
“Kami menghadirkan 5 alumni beda era yang sukses mengembangkan passion-nya, di Wisuda dan Milad Spemdalas kali ini,” jelas Koordinator Networking Haifa Marta SPd.
Lima alumni ini sengaja dihadirkan untuk memberikan inspirasi kepada 205 wisudawan. Talkshow ini dipandu langsung oleh Master of Ceremony (MC) Hamida SPd.
Setelah memanggil satu persatu untuk naik panggung, Hamida meminta 5 alumni bergantian memperkenalkan diri dan menceritakan pengalaman berharganya selama belajar di Spemdalas.
“Dulu paling asyik kalau main bola sama guru-gurunya, khususnya bola basket guru itulah ya pelatih kami,” kenang Adit yang masuk tim Basket Spemdalas.
“Kami belum punya pelatih khusus seperti yang dimiliki Spemdalas saat ini he..he..,” lanjutnya.
“Nah itu, lapanganya tak seindah sekarang begitupula gedungnya. Dulu ada banyak lapangan, kami begitu asyik bermain bola bersama teman-teman dan guru. Kami hanya berjumlah 56 siswa kala itu sehingga sangat akrab dengan semua guru,” lanjut alumni yang saat ini bekerja di PT Pelindo Surabaya ini.
“Waah ternyata cikal bakal basket sejak awal sudah Ada ya. Bahkan sekarang sudah punya Spemdalas Basketball Academy lho.. Kereen ya,” kata Hamida diikuti tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
Pengalaman Berkesan
Pengalaman berkesan juga diceritakan Amelia Rahma Kartika. Alumni ke-7 Spemdalas ini menyampaikan keterampilan menulis yang dia dapatkan menjadi bekal penting baginya di bangku perkuliahan hingga saat ini menempuh pendidikan dokter spesialis.
“Saya dulu pemain teater dan juga terlibat dalam lomba Jurnalis Deteksi Jawa Pos. Keterampilan tulis menulis ini menjadi bekal penting terutama di bangku perkuliahan,” urainya.
“Bahkan hal yang sulit terlupa saat lolos final di Jakarta dalam Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR). Kami didamping dan bersaing ketat kala itu,” kenangnya.
“Maka untuk adik-adik sekalian terus bekali diri kalian tidak hanya dengan kompetensi akademik tapi juga keterampilan nonakademik lainnya,” pesannya kepada seluruh wisudawan.
Lain halnya dengan Selma Ayu Desearsa. Alumni ke-13 ini dulunya aktif mengembangkan diri dengan terlibat dalam organisasi IPM dan bermain teater. Selma mengaku sejak di Spemdalas sudah muncul passion sebagai seorang entertainment dan juga entrepreneurship.
“Aku sejak SMP itu suka dengan dunia make up dan sudah mulai jualan baju,” jelas Owner Sheriz Beauty yang sudah tersebar di seluruh Indonesia ini.
Dia juga bersyukur karena diberikan pengalaman tampil didepan melalui teater dan musikalisasi puisi. “Jadi rasa percaya diri itu penting dibangun,” tuturnya menguatkan.
Penghafal al-Quran
Wisuda dengan tema Be Succes with Your Passion ini juga menghadirkan seorang penghafal al-Quran 30 Juz yakni Adi Amar Haikal Husin. Alumni Spemdalas ke-15 ini menceritakan kisahnya menjadi seorang hafidh dan imam tetap sejumlah masjid ini.
“Awalnya cita-cita saya pingin jadi penyanyi, tertarik saat melihat Indonesia Idol,” ucapnya mengawali ceritanya.
“Saat Spemdalas menerima tamu dari Malaysia saya diminta tampil untuk mengaji oleh guru,” katanya.
Pembiasaan tadarus pagi dan setoran tahfidh sudah biasa dilakukan di Spemdalas. Hanya saja dia merasa tidak cukup mengandalkan program dari sekolah. Perlu memiliki kesadaran diri menambah waktu di luar yang diprogramkan sekolah.
“Nah saat mengikuti tes ternyata bacaan saya amburadul hanya iramanya saja yang bagus,” jelasnya.
Hal ini pun dia rasakan berlanjut saat mengikuti tes masuk di SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik. Dia juga masih mengalami hal yang sama kemampuan baca al-Qurannya yang masih banyak butuh pembenaran.
“Irama ngajinya sudah bagus, tapi makharijul huruf dan tajwidnya masih kurang pas,” ucapnya menirukan gurunya.
Akhirnya di Smamio dia dilatih terus menerus dengan menambah jam belajar sepulang sekolah pukul 16.00-17.00 Wib dengan didampingi guru Ismuba Siswanto SPdI dan Hudzaifaturahman SPdI.
Selain itu, mahasiswa Tafsir Al-Quran Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya ini juga terus berlatih secara mandiri dengan mendapat support juga dari orangtua. Melalui murattal di YouTube ataupun menyetelnya di mobil maupun rumah.
Di akhir sesi, Adi Amar berpesan kepada seluruh wisudawan dan undangan yang hadir untuk terus berpegang teguh dalamengamalkan shalat dan membaca al-Quran.
“Apapun profesi kita dokter, atlet, guru, mahasiswa, arsitek ataupun yang lainnya jangan pernah tinggalkan shalat dan juga al-Quran,” pesannya.
“Tidak harus dengan menghafalnya tapi merutinkan tadarus dan membacanya setiap hari,” lanjutnya.
Pesan lain disampaikan oleh alumni Spemdalas angkatan ke-7 Ristaq Hamida Hanisia SSi MPd. Lulusan Bioteknologi Institute Teknologi Bandung (ITB) yang juga menjadi guru Biologi Smamio ini berpesan pentingnya kemandirian dalam menjalani hidup.
“Ada kalanya suatu ketika kita hidup dengan tanpa orang lain. Kita melangkah untuk diri sendiri. Maka jangan menunggu perintah untuk menjalankan semua kehidupan ini. Perlahan sadarkan diri untuk memulai dan yakini bahwa kalian bisa,” pesannya kepada seluruh wisudawan.
Kegiatan Alumni Talkshow diakhiri dengan pemberian cindramata oleh Kepala Spemdalas Fony Libriastuty MSi. (*)
Jamaah Idul Fitri GKB Convex Diajak Jadi Selebritas Langit; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PCM GKB – Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr H Okrisal Eka Putra Lc MAg dari Yogyakarta hadir di tengah ribuan jamaah Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 di GKB Convex, Gresik, Jawa Timur, Jumat (21/4/2023).
Panitia shalat Idul Fitri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik Kota Baru (GKB) menghadirkan Ustad Okrisal sebagai khatib.
Ustadz Okrisal di awal khutbahnya mengajak jamaah bersyukur dan merenungkan, sudah satu bulan Allah menempa dan melatih mereka berpuasa dalam bulan suci yang mulia: Ramadhan. Dari tempaan dan latihan itulah menurutnya manusia bisa mengerti konsekuensi dari berniat puasa.
Orang-orang yang biasanya melakukan hal-hal yang kurang diperkenankan, pada Ramadhan kemarin nyatanya bisa melaksanakan puasa. “Sebagai contoh, kita yang masih merokok, kalau di hari-hari biasa tidak merokok setengah jam (merasa) pusing, (bagaikan) dunia tanpa warna. Tapi ketika Ramadhan dan kita berniat puasa, kita kuat tidak merokok selama 12 jam. Subhanallah!” ujarnya.
Dari contoh ini Ustadz Okrisal menarik kesimpulan, keinginan berhenti merokok tergantung niatnya. “Sudah niat dalam hati naik ke kepala. Sampai di kepala, kepala menginformasikan ke seluruh tubuh, kuat kita tidak merokok!” terang peraih gelar License (Lc) bidang Syariah Islamiah dari Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, itu.
Kemudian, dia menyampaikan, dari berpuasa manusia bisa belajar bagaimana menahan dari sesuatu yang halal supaya yang haram pun tidak didekati. Ustadz Okrisal mencontohkan, “Kita punya sahur di rumah itu halal kita makan tapi kita tahan supaya yang haram tidak kita dekati.”
Begitu pula dengan istri yang halal, selama berpuasa juga suami menahan untuk mendekatinya. “Orang kalau mengerti makna puasa tidak akan berani menentang perintah Allah karena yang halal sudah bisa ditahan, apalagi yang haram, lebih bisa ditahan lagi!” ujar lulusan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Ikhlas, Jadi Selebritas Langit
Ustad Okrisal menegaskan, puasa juga mengajarkan kepada Muslimin tentang keikhlasan tertinggi. Sebab puasa itu hanya diri sendiri dan Allah yang tahu sementara kalau ibadah lainnya bisa diketahui orang lain. “Shalat, oh orang itu sering ke masjid. Membayar zakat, amil mengetahuinya. Haji, dijemput 7 RT RW. Tapi kalau puasa? Yang tahu kita berpuasa dari Subuh sampai Maghrib hanya Allah dan kita!” tegas Ustadz Okrisal.
“Apa yang diajarkan puasa? Setelah Ramadhan nanti, apapun ibadah dan amal shalih kita, cukup hanya Allah yang tahu. Minimal, nggak usah kita laporkan di media sosial!” ajaknya.
Dia lantas mengajak jamaah merenung, untuk apa menulis di media sosial sudah mengaji satu juz pada hari itu. Contoh lainnya, “Kita umrah suami istri, tergoda foto di Ka’bah. Alhamdulillah, tapi dimasukkan ke media sosial. Lalu diberi caption: Ya Allah terimalah umrah kami. Ngapain? Ngasih tahu ke orang kalau lagi umrah?”
Itulah konteks puasa yang dia tekankan. “Bagaimana kita menyembunyikan amal shalih kita. Mendingan kita menjadi ‘selebritas langit’ daripada kita menjadi selebriti dunia!” imbuh Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Sebabnya, jadi selebriti dunia itu repot. Harus mengikuti orang lain. Tapi kalau menjadi selebriti langit, lanjutnya, hidup menjadi indah.
Kepada ribuan jamaah yang hadir, Ustadz Okrisal mengungkap alasan lain mengapa Allah menyuruh mereka puasa. Yaitu agar tahu rasanya lapar. “Kalau ingin tahu rasanya lapar, jangan baca di Google. Langsung (puasa)!”
Dari sini Ustadz Okrisal mengambil pelajaran untuk para pemimpin di level mana pun. Baik rektor, ketua, sampai gubernur. “Bergaullah dengan orang-orang di bawah kita. Kalau pemerintah ingin tahu nasib guru honorer, hiduplah dengan mereka,” imbaunya.
Dia menekankan, merakyat itu bukan di gaya tapi di kebijakan. “Sukarno dan Pak Harto gayanya luar biasa tapi kebijakannya merakyat. Bukan kita turun ke mana-mana tapi harga tetap melambung tinggi,” imbuhnya. (*)