PDM Gresik

Empat Tips Menumbuhkan Self-Consciousness, Ini Penjelasannya

PDM Gresik
Wakil Ketua PDM Gresik Dr. Muhammad Arfan Muammar, M.Pd.I menyampaikan materi dalam pengajian iftitah, dalam Pengajian Ramadan 1446 H di Masjid Taqwa Spemdalas, Sabtu (22/3/2025).

PCM GKB – Mejelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik mengadakan Rengajian Ramadan 1446 H di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Sabtu (22/3/2025).

Kegiatan yang bertajuk Ramadhan Reflection on Building Self Conciousness ini diikuti dari PDM Gresik, PCM GKB Gresik,  PRM, PRA, Majelis Dikdasmen dan  PNF PCM GKB Gresik,  guru, karyawan dari empat sekolah naungan Majelis Dikdasmen dan  PNF PCM GKB  Gresik.

Dalam acara ini, Dr. Muhammad Arfan Muammar, M.Pd.I diberi kesempatan untuk menyampaikan pengajian Iftitah. Wakil Ketua PDM Gresik ini mengawali dengan sebuah cerita. Tahun 2010 Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya punya program sweeping street children (anak jalanan). Ada 50 anak jalanan usia sekolah yang turun ke jalan dan tidak sekolah.

“Ada 50 anak jalanan usia sekolah yang sudah tidak sekolah dan turun menjadi anak jalanan,” ucapnya.

Mereka ditanya mengapa tidak sekolah jawabnya karena tidak punya uang untuk sekolah. Akhirnya Pemkot memberikan sekolah gratis.

Setelah beberapa waktu dievaluasi ternyata tinggal 20 anak yang sekolah, sedangkan yang 30 anak kembali ke jalan. Ketika mereka ditanya mengapa kembali ke jalan jawabnya di jalan lebih banyak dapat uang daripada di sekolah.

“30 anak kembali ke jalan karena mereka bilang aku oleh duwit akeh ning dalan daripada sekolah artinya saya lebih banyak uang di jalan dari pada sekolah,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan self consciousness terhadap ilmu masih rendah. Dengan kata lain ilmu dianggap tidak penting.

Ada empat hal yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan self consciousness. Pertama mengetahui standar nilai sesuatu, kedua mengetahui dampak sesuatu, ketiga mengetahui tindak lanjut, dan terakhir mengetahui perubahan.

Sama halnya ketika diaplikasikan dengan 10 malam terakhir di ramadan ini. Tujuannya adalah perubahan menjadi manusia yang lebih baik dari kemarin. “Menurut sufi, manusia itu adalah mikro kecil, sedangkan alam semesta adalah jagat besar,” lanjutnya.

Di dalam diri manusia ada unsur-unsur alam semesta, mulai air, tanah, udara, dan lain-lain. Semua adalah bagian dari mikrokosmos. “Karena itu kita perlu mengenali alam semesta sehingga kenal mikrokosmos, hasilnya kita kenal Allah,” tambahnya.

Alam semesta adalah manifestasi Allah. Allah Mahabesar, Allah Mahateliti, Allah Mahapemberi rezeki, dan lain-lain.

Misalnya jika bumi lebih dekat 10 centimeter dari matahari saja sudah beda keadaan manusia sekarang, andai ada pergeseran di poros bumi pasti beda lagi keadaan di dunia ini. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Mahateliti.

Contoh lagi kalau Allah Mahapemberi rezeki, pada burung gagak. Induk burung gagak setelah menetaskan anaknya, dia pergi. Padahal anaknya butuh makan. Qadarullah anak gagak itu baunya busuk sehingga ulat datang. Sedangkan ulat itu makanan burung gagak. Akhirnya anaknya masih bisa hidup dengan memakan ikat itu.

Terakhir memahami relasi Tuhan, manusia, dan alam. Semuanya ada dalam Al-Quran. Relasi dengan tuhan dinamakan teologi, relasi dengan manusia dinamakan antropologi, dan relasi dengan alam postmologi. Jika semua digunakan empat cara menumbuhkan self consciouness maka akan seimbang. (*)

Penulis Yanita Intan Sariani. Editor Ichwan Arif.

Comments

comments