PCM GKB – Sebanyak 31 siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti My Traveling My Experience (MTME) di Desa Brangsi Kecamatan Laren Lamongan, Senin-Kamis (16-19/12/2024).
Mengusung tema The Journey og Teenagers Learing to Become Independent and Contribute to Society siswa Spemdalas menempuh perjalanan hampir 1,5 dari sekolah menuju ke tempat lokasi.
Wakil Kepala Spemdalas bidang Ismuba Ain Nurwindasari, MIRKH mengatakan kegiatan MTME ini adalah model pembelajaran sekaligus wadah pengkaderan siswa untuk lebih mengenal kondisi masyarakat.
“Kegiatan menambah kemampuan siswa didik di bidang keagamaan dengan terjun langsung mengisi atau mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di masyarakat,” katanya.
Dia menuturkan, selain itu kegiatan ini berharap bisa menciptakan ketangguhan pribadi dan ketangguhan sosial (personal and social strength).
Hal senada juga disampaikan ketua MTME Haris Firmansyah, S.Pd. Dia menyampaikan tujuan dan target yang hendak dicapai dalam kegiatan ini ingin menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam diri peserta melalui kegiatan pembelajaran berbasis pengalaman yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
“Beberapa karakter baik yang diharapkan melekat pada masing-masing diri peserta adalah jujur. Bagaimana anak harus melaporkan kegiatan mereka per hari & dituliskan dalam buku diary. Ada juga amanah, siswa Muhammadiyah adalah kader dan harapan bangsa,” jelasnya.
Bagaimana dalam hal ini mereka dilatih menjaga kepercayaan sekolah dan warga masyarakat bahwa mereka ini anak-anak yang baik dan amanah, baik sebelum kegiatan, selama kegiatan, dan setelah kegiatan MTME ini.
“Ada juga karakter responsif. Di sana mereka memiliki orang tua asuh. Jadi mereka akan sigap membantu apapun aktifitas orangtua asuhnya. Karakter bertanggung jawab, ketika diizinkan berangkat oleh orang tua asli mereka, berarti mereka harus memikul tanggungjawab yang dipercayakan oleh orang tuanya kepadanya,” tambahnya.
Selain itu, jelasnya. Ada pendidikan peduli pada sesama. Di penghujung kegiatan akan ada bakti sosial berupa sembako kepada warga desa yang membutuhkan. Karakter kemandirian.
“Selama kegiatan MTME ini mereka benar-benar terlepas dari orang tua kandung mereka sendiri. Guru-guru pendamping hanya membimbing dan mengarahkan. Apapun yang mereka butuhkan, mereka belajar untuk memenuhinya sendiri,” tuturnya.
Maka dari, tekannya, itulah diselenggarakan kegiatan MTME ini guna menghadirkan pengalaman belajar yang tidak biasa, namun luar biasa. (#)
Penulis Ichwan Arif.