Kajian Pagi Spemdalas

Sedekah Itu Menimbulkan Keberkahan

Kajian Pagi Spemdalas
Minal Abidin saat menyampaikan Kajian Pagi dengan tema Hidup Berkah dengan Bersedekah di Masjid Taqwa Spemdalas, Sabtu (7/12/2024).

PCM GKB – Sedekah itu menimbulkan keberkahan disampaikan Lazismu Gresik Minal Abidin dari dalam Kajian Pagi dengan tema Hidup Berkah dengan Bersedekah, Sabtu (7/12/2024).

Dalam kegiatan yang diikuti guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik di Masjid Taqwa Spemdalas, pemateri menyampaikan, “Hari ini saya diminta memberi motivasi berinfaq, GKB infaqnya sudah banyak, ini indikator bahwa di GBK gelora berinfaqnya luar biasa.”

Sesuai tema kajian hidup berkah dengan bersedekah, lanjutnya, kira kira bagaimanakah hidup yang berkah itu?

“Dari salah satu maknanya, apa itu berkah? Berkah itu Karunia Allah yang membawa kebaikan, ziyadatul khoir, bertambahnya kebaikan, mungkin yang dulu shalatnya bolong, sekarang sudah lengkap ditambah sunnah, dulu mau ngajar menggerutu, sekarang dengan senang, ini indikator berkah,” ujarnya.

Guru Spemdalas saat ikuti Kajian Pagi dengan tema Hidup Berkah dengan Bersedekah di Masjid Taqwa Spemdalas, Sabtu (7/12/2024).

Sedekah dari kata shidiq, artinya jujur atau benar, kebenaran. Sedekah adalah Membenarkan keimanan dalam hati. “Sedekah itu bukti nyata keimanan, kita buktikan keimanan kita dengan tindakan itu disebut sedekah,” jelasnya.  

Dalam bahasa sedekah adalah pemberian baik berupa harta atau non harta demi kebaikan bersama. Dalam ayat Al-Quran, 27 kali disebut shalat yang beriringan dengan zakat.

“Sedekah itu kenapa menimbulkan keberkahan? Perumpamaan saat kita memberikan infaq di jalan Allah itu seperti kita menanam 1 butir ditumbuhkan 7 tangkai, setiap tangkai tumbuh 100 biji. Ketika kita sedekah, kita mendapat keberkahan, menanam 1, ditumbuhkan 700 kebaikan,” tuturnya.  

Sedekah itu kata dasar, kemudian dibagi menjadi 2, sedekah berupa harta dan non harta, yang nonharta contohnya senyum, tenaga, dan waktu.

“Kita mengajar dicatat sebagai sedekah, karena kita mengamalkan ilmu. Setiap yang baik adalah sedekah. Jadi guru itu bisa mengamalkan ilmu, menjadi amal jariyah. Niat kita dari rumah tulus supaya anak anak mendapat ilmu, itu sudah dicatat sedekah dan ilmu yang bermanfaat,” jelasnya.

Menjadi guru itu jihad fii sabilillah. Sedekah yang berupa harta adalah infaq, ada yang wajib dan sunnah. Yang wajib ada 2, nafkah dan zakat. Kalau nafkah tidak ada aturan ukurannya, semampunya. “Zakat dibagi 2, zakat fitrah dan zakat maal (harta), dari penghasilan kerja yang kita dapatkan,” katanya.

Di surat Al-Baqarah ayat 267. Orang orang yang beriman, infaqkanlah dari pekerjaan atau usaha kita yang baik. Dan apa apa yang dikeluarkan dari bumi.

“Siapa saja yang wajib zakat? Yang wajib zakat adalah yang mempunyai harta yang sampai pada takaran nishabnya. Zakat penghasilan bisa dikonfersikan 2 metode, bisa zakat pertanian atau zakat emas, lebih direkomendasikan seperti zakat emas atau simpanan. Sesuai yang dihasilkan dalam bentuk harta. Nishab emas 85 gram emas atau 20 dinar dalam satu tah, keluarkanlah setengah dinar. 4,25 x 20= 85 gram emas.”

Kalau harta kita ada 85 juta dalam setahun, katanya, berarti wajib zakat. Kalau tidak sampai, tidak wajib zakat. “Tetapi tetap berinfaq, karena setiap yang kita dapatkan itu ada haknya orang fakir miskin. Kalau tidak diingatkan berarti lalai. Infaq itu utk membersihkan harta,” tandasnya.

Setelah mengikuti kajian, guru dan karyawan melakukan senam bersama di lapangan basket dan menikmati sarapan dengan menu soto. (*)

Penulis Ria Rizaniyah. Editor Ichwan Arif.

Comments

comments