IHT Wali kelas

Bekali Wali Kelas, Spemdalas Bikin IHT Ilmu Komunikasi

Noer Suci Endah Puspitahningrium S.Psi., M.Psi., Psikolog saat menyampaikan materi IHT, Jumat (22/11/2024). (Ichwan Arif)

PCM GKB – Bekali ilmu komunikasi, SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) 12 GKB Gresik menyelenggarakan In House Training (IHT) untuk Wali Kelas VII-IX, Jumat (22/11/2024).

Dalam sambutannya, Kepala Spemdalas Yugo Triawanto MSi mengatakan kegiatan IHT ini bisa menjadi media untuk menambah wawasan pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi yang bisa dipakai wali kelas dalam menjalankan tugas.

“Ustadz Ustadzah harus bisa menggali ilmu yang akan disampaikan guna menjadi bekal dalam menjalankan tugas sebagai wali kelas, apakah komunikasi dengan siswa maupun orang tua siswa,” katanya.

Dalam materinya yang bertema Communication Skills Training for Home Room Teachers, Noer Suci Endah Puspitahningrium S.Psi., M.Psi., Psikolog menerangkan pengertian communication skill yaitu kemampuan seseorang dalam menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.

“Jadi dari pengertian ini mengandung ide dan daya kreatif. Untuk tujuannya memberikan informasi, memberikan persuasi, dan melakukan kolaborasi,” kata Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) ini.

Dia memaparkan untuk unsur communication skill meliputi sumber/komunikator, isi pesan, media atau saluran, dan penerima/komunikan. Untuk proses komunikasi bisa efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan.

“Untuk hambatan, dalan komunikasi ada 6 hal yaitu bahasa, bahasa dan kemampuan linguistik dapat menjadi penghalang komunikasi. Kedua psikologis, keadaan psikologis komunikator akan mempengaruhi cara pesan dikirim, diterima dan dirasakan,” jelasnya.

Baca juga: Kunjungi Kebun Raya Purwodadi, Siswa Spemdalas Belajar Spesies Tumbuhan

Ketiga, fisiologis. Hambatan ini dapat diakibatkan oleh keadaan fisik penerima pesan. Keempat fisik, jarak geografis antara pengirim dan penerima pesan. Kelima sistematis, sistem informasi dan saluran komunikasi yang tidak tepat.

“Keenam sikap, diakibatkan oleh konflik kepribadian,  manajeman yang buruk, penolakan terhadap perubahan atau kurangnya motivasi,” terangnya.

Untuk keberhasilan komunikasi, jelasnya, ada 7 hal yang harus diperhatikan. Pertama completeness (lengkap) yang berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.

“Kedua conciseness (singkat). Apabila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya,” katanya.

Ketiga, consideration (pertimbangan), penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan. Keempat concreteness (konkret), penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas.

Kelima, clarity (kejelasan). Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas.

Keenam, courtessy (kesopanan). Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis. “Ketujuh, correctness (ketelitian) pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi),” tandasnya. (*)

PenulisIchwan Arif

Comments

comments