Ikwam SD Mugeb

Bersabar, Cara Bangun Kesadaran Diri sebagai Umat Terbaik

Ustadzah Evie Silfia Zubaidi menjelaskan di depan jamaah wali siswa SD Mugeb. (Sayyidah Nuriyah)

PCM GKB – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik bersama Ikatan Wali Murid (Ikwam) kembali mengadakan Halaqah Ummahat, kajian untuk para bunda, Kamis (29/8/2024) pagi.

Di lantai 1 Masjid Faqih Oesman Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), para wali siswa SD Mugeb fokus menyimak Spiritual Motivator Ustadzah Evie Silfia Zubaidi. Halaqah Ummahat Edisi Agustus 2024 itu bertema Membangun Kesadaran Diri sebagai Ummat Terbaik.

Ustadzah Evi awalnya menyampaikan, “Islam agama terbaik karena Islam mengatur seluruh celah kehidupan kita. Dari bangun tidur sampai tidur lagi dalam Islam ada aturannya.”

Sebagai umat dalam kondisi terbaik, ia mengajak para jamaah untuk senantiasa bersabar. Sabar ini hendaknya dalam kondisi apapun.

Ustadzah Evi mengisahkan ketika menantunya melahirkan. Sang menantu tidak mengalami kontraksi sehingga sampai bayinya berusia 42 minggu, ia masih tenang. Kemudian, dibawalah ke rumah sakit untuk diinduksi. Setelah drip botol ketiga, akhirnya sang menantu melahirkan normal, dalam kondisi luar biasa.

Baca juga: Kanah Perdana PCNA GKB Kupas 6 Alasan Pakai Hijab

Hari berikutnya, ambeiennya tak bisa diselamatkan. Ia pun kembali ke rumah sakit untuk operasi ambeien beberapa hari setelahnya.

Tak berhenti sampai situ ujian keluarga mereka. Sang suami, anak Evi, tidak bisa menelan setetes air pun karena radang tenggorokan parah.

Mengetahui fenomena itu, anak bungsunya berkomentar, “Kasihan ya.”Β 

Mendengar komentar itu, Evi pun balik bertanya, “Kok kasihan?”

Ia lantas menjelaskan anak dan menantunya justru beruntung. “Mereka berdua itu masyaAllah, Allah sudah memberikan pahala melahirkan kalau ia Ridha,” ujarnya.

“Sama Allah ditambah lagi kenikmatannya berupa sakit. Tidak ada yang bisa menggugurkan dosa selain sakit. Kalau sabar, mereka mendapatkan kenikmatan dari kebaikan,” imbuhnya.

Menurut Ustadzah Evi, justru yang perlu dikasihani adalah mereka yang masih sehat, tapi belum tentu shalatnya diterima oleh Allah Swt, mengajinya masih karena kejar setoran, dan harta sedekahnya dicampur-campur.

Ia lantas teringat jamaah haji yang meninggal tertimpa crane ketika thawaf wada. Menurutnya, justru mereka beruntung. Sebab, wafat dalam kondisi setelah haji, masih memakai ihram, di samping Kakbah dan thawaf.

“Orang ketika ditimpa masalah biasanya mengeluh, merasa paling terzalimi. Termasuk ketika mengalami masalah sederhana seperti tersandung sampai cantengen,” ujarnya.

Padahal, sebagai bagian dari umat terbaik, mereka patut bersyukur jika ditimpa ujian itu.

Kajian ini bisa disaksikan melalui live Instagram di @sd_mugeb. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif

Comments

comments