PCM GKB – Khaira Ummah level roda organisasi, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) dan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) GKB Gresik menuju Level Khaira Ummah disampaikan Ketua PCPM Gresik Kota Baru (GKB) Hudzaifaturrohman SThI, Sabtu (30/9/2023).
Dalam acara Sarasehan Militansi Kader Muhammadiyah, dia mengajak kader GKB untuk merapatkan barisan dan melanjutkan laju roda organisasi ortom supaya bisa menjadi level Khaira Ummah.
Hudzai merasa perlunya kader merapatkan barisan, tak lain untuk mewujudkan apa yang dikatakan Alquran dalam Surat Shaf ayat 4 yang artinya, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
“Artinya jika organisasi kita ini dijalankan dengan disiplin, insyaAllah kita akan menjadi organisasi yang kokoh,” jelas Ketua PCPM GKB Periode 2018-2022 ini.
Dia berharap dengan terselenggaranya acara ini, Ortom GKB khususnya PCPM dan PCNA bisa memunuculkan kader-kader yang bisa kita sebut dengan kader Khairul bariyyah, yakni sebaik-baik makhluk seperti yang tertuang dalam Surat al-Bayyinah ayat 7.
“Kita berdoa kepada Allah, bahwa kita semua yang disini bisa menjadi sebaik-baik makhluk apabila kita beriman dan beramal soleh,” harapnya lantang.
Tak hanya itu, lanjutnya, bapak dua anak ini juga mengatakan ketika kita menjalankan roda organisasi PCPM ataupun PCNA GKB ini dengan baik itu sudah termasuk beramal soleh.
Lebih mengerucut lagi, Hudzai menganalogikan kader yang mau mengurusi roda organisasi Ortom Muhammadiyah dengan baik, bisa dikatakan sebagai khaira ummah, seperti yang dikatakan dalam Surat Ali Imran ayat 110.
Untuk menuju ke titik khaira ummah, Hudzai mengatakan berdasarkan Aurat Al-Imran ayat 110 ada 3 prinsip yang harus dilakukan, yakni mengajak orang berbuat baik, mencegah kemungkaran, dan beriman kepada Allah.
“Kita yang di sini berharap bukan seperti umat yang biasa-biasa saja, kita berusaha menjadi sebaik-baik umat. Karena di PCPM dan PCNA GKB ini insya Allah wadah yang tepat untuk beramar ma’ruf nahi munkar,” pungkasnya. (*)
Penulis Ahmad Nasafi