Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Bahas Konsep Tauhid di Spemdalas

PCM GKB – Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB (Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik Kota Baru) Gresik, Jawa Timur,mengadakan pertemuan dengan guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Jum’at (14/7/2023).

Bertempat di Andalusia Hall, Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Fiqih Risalah MA PhD hadir didampingi oleh Sekretaris Majelis, Kaswandi. 

Kepala Spemdalas Fony Libriasturi MSi menyampaikan harapan kepada Ketua Majelis Dikdasmen yang baru ini—menggantikan Siswahyono CBH sejak Juli 2023—agar tetap bisa terwujud sinergi antara Mejelis dengan Spemdalas untuk kemajuan sekolah.

“Semoga dengan adanya Ketua Majelis Dikdasmen yang baru ini bisa terus bersinergi dan nantinya muncul inovasi-inovasi baru untuk kemajuan Spemdalas sehingga bisa melahirkan anak-anak yang berprestasi dan berakhlak mulia,” ucapnya.

Sementara itu, sebelum menyampaikan pesan-pesan sebagai Ketua Majelis Dikdasmen yang baru, Fiqi, sapaannya, mempersilakan seluruh peserta untuk memperkenalkan diri satu per satu.

Salah satu peserta yang merupakan guru IPS, Oky Senja Prastica memperkenalkan diri sambil berpantun, “Awan-awan tuku korek, kenalno sang aran Oki rek,” ucapnya diikuti riuh tawa dan tepuk tangan peserta lainnya.

Bekerja Bukan untuk Atasan

Dalam kesempatan ini Fiqi menyampaikan beberapa pesan kepada guru dan karyawan yang bekerja di Spemdalas. Di antaranya ia mengingatkan agar guru dan karyawan menata kembali niat dalam bekerja, yaitu bekerja hanya untuk Allah.

“Bukan lagi bekerja untuk atasan. Jadi menaati atasan itu jika memang atasan benar. Jika salah, jangan segan untuk dikoreksi. Termasuk saya, jika bapak ibu sekalian lihat saya tidak benar, jangan ragu memberikan koreksi,” ungkapnya.

Fiqi lantas mengingatkan terkait tujuan hidup manusia, yaitu untuk mengenal Allah.

“Tujuan hidup kita sama, ditugaskan untuk mengenal kembali siapa yang menciptakan kita. Kenal nggakdengan yang menciptakan? Jangan-jangan kita menganggap dunia ini yang lebih nyata,” terangnya.

Matematika Tauhid

Ia lantas mengaitkan prinsip tauhid dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah, di antaranya adalah matematika dan informatika. Menurutnya, matematika adalah pelajaran yang mengajarkan ketauhidan.

“Matematika mengajarkan kita kejujuran. Bahwa satu ditambah satu hasilnya pasti dua. Angka nol dan angka satu yang digunakan dalam dunia coding juga mengajarkan tentang keesaan Allah. Angka satu, itu tidak terbentuk dari apapun, begitu juga Allah,” imbuhnya.

Adapun angka nol, menurut Fiqi, merepresentasikan sifat Allah yang ghaib, Maha tak tampak. Dengan demikian, Fiki berharap para guru maupun karyawan Spemdalas bisa memahami dan menerapkan nilai tauhid sehingga bisa menjadi pribadi yang terus memperbaiki diri karena merasa diawasi oleh Allah.

“Kalau sistemnya sudah terbentuk, jenengan akan ingin terus memperbaiki diri. Dengan ilmu, kita akan mengenal diri sendiri. Kalau Nabi itu memperkenalkan Allah, kalau kita itu mengenal Allah,” terangnya.

Selanjutnya Fiqi menghimbau agar guru dan karyawan Spemdalas menyadari keberadaannya di sekolah Muhammadiyah yang asal katanya adalah Muhammad, nama Rasul terakhir dalam agama Islam.

“Maka dalam amaliah kita, dalam belajar mengajar harus meneladani sifat Rasul, minimal sidiq, amanah, tabligh, fathanah. Terutama fathonah, intelligent. Juga amanah, kalau mau dipercaya kita harus memastikan bahwa kita layak dipercaya,” katanya.

Fiqi menambahkan, bahwa sifat amanah sejalan dengan tips untuk mendapatkan jodoh. Bahwa jangan pernah mencintai seseorang tapi pastikan kita layak untuk dicintai.

Prinsip Keadilan

Terakhir, Fiki berpesan agar dalam bekerja guru dan karyawan Spemdalas mampu menerapkan sifat adil.

“Adil itu putting everything on the right place, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya,” jelasnya.

Fiqi pun mengingatkan bahwa tugas guru sebagai pendidik harus bisa mengarahkan siswanya.

“Hati-hati dengan ungkapan bahasa Inggris, ‘Just follow your passion’. Anak SMP dibiarkan mengikutipassion-nya, ya mereka akan ikut yang menyenangkan saja. Ingat, bahasa inggris itu sarat dengan kultur. Dan kulturnya sarat dengan peradaban Barat,” tandasnya.

Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni
Berita ini mengalami revisi pada Jumat (14/7/2023) pukul 19.50 WIB

 

Comments

comments