Antusiasme Warga Gresik Kota Baru (GKB) Melaksanakan Sholat Idul Adha di GKB Convex, Setelah 2 Tahun Pandemi

Warga yang tinggal di sekitar Gresik Kota Baru (GKB) berbondong-bondong mengikuti sholat Idul Adha yang dilaksanakan di lapangan GKB Convex. Shalat Idul Adha yang dimulai pukul 06.20 WIB, Setelah melaksanakan sholat Idul Adha jamaah sholat dengan antusias menyimak khutbah Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog, Sabtu (9/7/22)

Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog menyampaikan khutbah yang berjudul Semakin Dekat pada Allah SWT, Semakin Mengasihi Sesama: Spirit Kurban untuk Pencerahan Semesta, Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog mengajak jamaah untuk selalu bersyukur apa yang diberikan oleh Allah SWT. “Telah memberikan nikmat bagi kita semua, termasuk nikmat dapat bertemu kembali dengan Idul Kurban,” tutur Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog sebagai  Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Itu.

Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog mengatakan, Idul Adha tahun ini merupakan shalat Idul Adha pertama kali dengan shalat berjamaah di tanah lapang. “Setelah selama dua kali Idul Adha (1441 dan 1442) tidak dapat dilaksanakan di tanah lapang karena pandemi Covid-19. Selama dua tahun lebih umat manusia diuji oleh Allah SWT dengan adanya pandemic covid 19.

Kepada jamaah yang masih diberi kesempatan oleh Allah hidup, beliau mengajak agar jamaah selalu bersyukur dan lebih memaknai kesempatan hidup yang diberikan Allah, hal tersebut sebagai bentuk kasih sayang yang Allah berikan kepada kota. Kita diberi kesempatan kita hidup dikarenakan kita belum memiliki bekal yang cukup untuk menghadap Allah SWT.

“Mari kita gunakan kesempatan dan sisa-sisa umur kita untuk semakin dekat kepada Allah, semakin banyak beramal shalih kepada sesama dan semakin bermanfaat untuk umat,” ucap Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog.

Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog mengajak seluruh jamaah meninggalkan identitas dan atribut keduniaan. “Untuk sementara waktu,  dan berganti dengan identitas yang dikaruniakan Allah SWT kepada kita yaitu sebagai manusia yang beriman,” imbaunya. 

Beliau menegaskan bahwa, “Tiada beda antara si kaya dengan si miskin, berpangkat atau bawahan, pengusaha atau karyawan, sipil ataupun militer. Sama-sama kita duduk dan sama-sama pula kita berdiri menghadapkan diri hanya kepada Allah SWT semata!” 

Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog mengatakan, seperti itulah gambaran kehidupan yang akan kita jalani di Yaumil Hisab kelak. “Seperti ini juga yang saudara-saudara kita rasakan yang sedang wujud di Arafah. Segalanya sama rata tidak disbanding-bandingkan dihadapan Allah SWT, hanya ada beberapa yang membuat kita berbeda yaitu hanyalah nilai takwa kita,” ujar Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Itu.

Beliau juga membeikan pesan kepada jamaah, “Kalau bukan kualitas takwa yang kita kejar, maka kita akan menjadikan harta, pangkat, jabatan, anak, istri, rumah dan mobil mewah sebagai ukuran utama kemuliaan.” 

Kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara dia jadikan contoh yang teramat buruk yang nyata sampai saat ini umat manusia masih dan mudah sekali tergoda dengan kemewahan dunia. “Mereka kira dengan harta yang banyak, mobil yang mewah, aset yang melimpah ruah, akan memperoleh kesejahteraan hidup. Namun sangat disayangkan, yang mereka peroleh hanyalah suatu yang hina dan mendapatkan kesengsaraan di dunia maupun akhirat,” imbuhnya.

Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog mengatakan, Lalu apa ukuran kemuliaan dan nilai kita sebagai umat manusia di mata Allah SWT? Apakah kita semua mulia karena dagingnya, kulitnya, atau bulunya?” 

“Kalau daging, kulit, dan bulu yang menjadi ukuran, jelas bahwa sapi, kerbau, dan kambing yang dijadikan kurban lebih mulai dibanding kita umat manusia,” jawabnya kemudian. 

Beliau bertanya lagi, “Jadi di manakah sebenarnya nilai manusia itu? Dagingnya tidak dapat dimakan, tulangnya tidak laku kalau dijual. Kulitnya pun tidak dapat dibuat sepatu, apalagi bulunya. Kalau bulu ayam masih bisa dibuat berbagai kerajinan berharga, bulu manusia bila lepas dari tubuh mereka maka orang jijik melihatnya!” 

Beliau juga menggambarkan, “Sekiranya ada orang yang menenteng paha manusia untuk dijual, pasti pembawanya akan langsung ditangkap polisi untuk ditahan dan diadili. Atau kemungkinan kedua, pembawanya ditangkap dan dimasukan ke rumah sakit jiwa.” 

Kemudian Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog,mempertegas khutbahnya dengan ayat Al-Quran, yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia yang paling bertakwa. Seperti pada al-Hujurat ayat 13, dia mengutip “Inna akramakum ‘indallahi atqakum.”

Artinya, “Betapa luhur nilai manusia berahlak mulia, dan betapa rendah dan hinanya manusia apabila tiada berakhlak mulia.” 

Maka, Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog menyimpulkan, bahwa membentuk pribadi takwa itulah tujuan strategis dari ibadah kurban. “Yaitu pribadi yang mampu mengendalikan diri dari kecenderungan-kecenderungan perilaku munkar dan negatif, dan menghindarkan dari citra dirinya di mata Allah SWT dari segala fahsyai wal munkar,” tegasnya. 

Beliau  menegaskan, tujuan utama dari Idul Adha adalah membentuk pribadi yang taqwa. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Haj ayat 37. Artinya, “Daging-daging hewan kurban dan darahnya itu, sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan kamulah yang dapat mencapainya.”

Sambungnya.“Dengan takwa manusia akan menjadi kuat menghadapi godaan dan persoalan hidup. Tanpa nilai takwa, manusia akan menjadi lemah. Yaitu manusia yang akan selalu dikalahkan oleh godaan dan kesulitan hidup.”

https://www.instagram.com/p/CgENxt9JEDR/

Comments

comments