PCM-GKB. Dalam Penguatan Organisasi yang disampaikan Sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi dalam Musyawarah Pimpinan Cabang (Musypimcab), Ahad (19/12/21), menyampaikan Trilogi Komitmen Bermuhammadiyah.
Bertempat di Royal Hotel Tretes Pasuruan, Tamhid Masyhudi mengatakan trilogi ini pernah ditegaskan KH Suprapto Ibnu Juraimi yaitu berislam, berdakwah atau berjuang, dan berorganisasi.
“Dalam berislam al-Quran dan al-Sunnah harus dipahami dipahami, dianut, diperjuangkan, dan diwujudkan. Dalam realitas sosial komponen ini akan menghasilkan 3 kebersamaan, yaitu ruyah, kebersamaan pandangan, iradah, kebersamaan kehendak, dan amal, kebersamaan aksi,” ujarnya.
Loyalitas Ber-Muhammadiyah
Tamhid Masyhudi menjelaskan kita harus memiliki afiliasi, bentuk perhubungan, kerjasama, atau pertalian di antara dua pihak dan loyalitas ber-Muhammadiyah.
“Berjamaah dan ber-Muhammadiyah baru pada level formalitas organisasi atau persyarikatan semata. Dalam artian hanya sebagai rutinitas yang pada titik tertentu justru membosankan dan lekas kehilangan stamina,” tuturnya.
Dalam ungkapan yang lain, lanjutnya, kesadaran kita baru pada wilayah aqliyah-jasadiyah dan belum menembus relung jiwa yang terdalam, ruhiyah-qalbiyah kita.
Dimensi Kehidupan Manusia
Tamhid Masyhudi mengungkapkan dalam Muhammadiyah itu harus dijadikan sebagai gerakan Islam, Al-Harakah al-Islamiyah secara menyeluruh, mencakup segala dimensi kehidupan manusia.
“Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Al-Harakah al-Da’wiyah. Sebab itu apapun aktivitas dan gerakan apapun yang dilakukan oleh Muhammadiyah merupakan dakwah itu sendiri,” katanya.
Muhammadiyah adalah gerakan amar maruf-Nahi Munkar dan gerakan tajdid, yaitu menjaga keseimbangan antara purifikasi dan dinamisasi. Hal ini supaya bisa mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, al-Mujtama al-Islami al-Haqiqi.
Gerakan Pencerahan
Tamhid Masyhudi mengatakan ber-Muhammadiyah itu mampu dijadikan sebagai gerakan pencerahan, Al-Harakah al-Tanwiriyah. Gerakan ini memuat 3 hal yang harus dipahami dan dijadikan pedoman warga Muhammadiyah.
“Membebaskan umat (tahrir), membebaskan manusia dari penyembahan sesama hamba menuju penyembahan kepada Rabb para hamba. Kedua memberdayakan umat, taqwiyatul ummah dan ketiga adalah memajukan ke depan.
“Kita fokus bekerja untuk menawarkan alternatif peradaban, Islam berkemajuan itu,” tandasnya. (*)