Hukum Sholat Jamaah

GDM BUNDER – Masjid itu titik tolak dakwah.”Rasulullah datang hijrah aktivitas pertama adalah membina masjid. Rasulullah juga Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa,” ujar Ust. Drs.H.Masyhud Bachri, M.Ag, Ahad (3/6/2017) di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Bunder Gresik.
Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah memang tidak menegaskan hukum sholat jamaah. Namun, di dalamnya dijelaskan dasar hukum sholat berjamaah.
”Beberapa imam salaf menegaskan sholat berjamaah fardu ain bagi laki-laki yang tidak ada uzur. Dan ini menjadi syarat sahnya sholat,” tegas Pengurus Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik ini.
Uzur tersebut contohnya adalah sakit keras, pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.”Pada masa nabi hujan menjadi uzur untuk melaksanakan sholat jamaah namun saat ini tidak menjadi uzur yang berat,” paparnya
Sebagian ulama berpendapat fardlu kifayah.”Imam Syafii dan Imam Ahmad berpendapat jika masyarakat delapan puluh persen sholat jamaah maka kewajiban sholat berjamaah itu telah gugur,” katanya.
Dalam kitab yang ditulis Syekh Abu Uwais Said bin Faruq tentang himbauan sholat berjamaah dijelaskan bahwa sholat jamaah itu bukti iman. ”Bahkan jika tidak sholat jamaah digolongkan munafik. Sesuai dengan hadist nabi sholat yang berat bagi orang munafik adalah sholat jamaah Isya’ dan Subuh,” jelasnya.
Yang meramaikan masjid adalah orang yang beriman dan pada hari akhir.”Jika kamu melihat seseorang yang aktif di masjid maka pastikan bahwa orang ini jelas-jelas mukmin,” katanya.
Hukum sholat jamaah itu wajib berdasarkan dalil-dalil berikut; pertama dalam keadaan perang Rasulullah tetap mengadakan sholat jamaah yang dinamakan sholat khauf.
Dasar kedua, Allah melaksanakan sholat diikuti dengan perintah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”Ini fiil amr yang menunjukan hukumnya wajib sholat jamaah,” paparnya.
Dalam hadist juga dijelaskan pada saat sahabat bermalam bersama Rasulullah selama dua puluh malam dan sahabat melihat prilaku Rasulullah yang lemah lembut.”Dan pada saat kembali ke kaumnya Rasulullah memerintahkan untuk sholat jamaah,” ungkapnya.
Dasar ketiga, Rasulullah mengecam keras orang-orang yang tidak sholat berjamaah.”Rasulullah akan membakar rumah bagi yang tidak datang sholat berjamaah,” tegasnya.
Dasar keempat, Rasulullah tidak memberi izin orang buta untuk sholat sendiri.”Jika masih mampu mendengarkan azan maka diperintahkan untuk tetap sholat berjamaah,” katanya.
Dalam sarah hadist di atas ada beberapa kesulitan diantaranya buta, rumahnya jauh, umurnya sudah tua, banyak binatang buas, sulit cari yang menuntutnya.”Dan ini pun diperintahkan untuk sholat jamaah,” paparnya.
Jika seseorang tidak sholat berjamaah maka ini merupakan tanda kemunafikan dan akan mengalami jalan kesesatan.”Tidak ada seseorang yang berwudhu dan menuju ke masjid maka setiap langkahnya akan dicatat sebagai kebaikan, diangkat derajatnya satu derajat dan diangkat keburukannya,” jelasnya.
Barang siapa yang senang berjumpa Allah dalam keadaan muslim maka datanglah sholat di tempat azan dikumandangkan.”Orang yang sakit maka akan mendapatkan pahala pekerjaan yang biasa dilakukan meskipun ia tidak melaksanakan pekerjaan tersebut,'” katanya.
Adapun kelebihan sholat jamaah adalah ketepatan waktu sholat. Kekhusyukannya minimal seperti imam.”Jika sholat sendiri maka hal ini akan sulit dicapai,” pungkasnya. (ars)

Comments

comments